Pages

Rabu, 24 November 2010


ARUL AKSI ANAK BANGSA (KHAERUL FADHILAH)
Anak kecil yang sedang bersekolah di kelas 2 SD dan berumur 7 tahun ini adalah anak bungsu dari tiga bersaudara dari Bapak Cecep Komara yang seorang PNS di Dinas PU Provinsi Jawa Barat. Kedua kakaknya Rani dan Firda adalah perempuan.
Arul memang lahir dari keluarga yang senang dengan kesenian walaupun ibunya hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Bapaknya adalah seorang yang senang bermain musik dan juga seorang Pemain Gendang dan vokalis pada Grup Dangdut yang bernama Dut Pong Nada. Dut Pong Nada ini sendiri adalah Grup Dangdut keluarga yang dipimpin oleh Mangnya Arul bernama Jaja.
Arul memang sudah sering tampil untuk bermain gendang pada Grup dangdut ini. Bahkan orang yang menontonnya sangat senang kalau melihat Arul bermain Gendang. Kalau dia lagi bermain Gendang pada acara khitanan atau prnikahan banyak orang yang “nyawer“ atau memberi uang kepadanya.
Namun di balik itu, Arul ini terkenal dengan sifatnya yang boleh disebut „ super aktif“ dan terkenal usil.
Salah satu korban keusilan Arul adalah Guru dan teman-teman sekolah Arul sendiri. Suatu hari, ketika dia sedang belajar di sekolahnya dia minta izin pulang ke rumahnya untuk buang air besar. Ketika dia minta izin keluar dia mengunci gerbang sekolah dari luar dan kuncinya dibawa. Setelah selesai pelajaran ketika teman-teman dan gurunya mau pulang tidak bisa pulang karena gerbangnya di gembok dan kuncinya dibawa oleh Arul. Akhirnya Guru Arul harus menelepon ke rumah Arul untuk memberitahukan Ibunya bahwa arul membawa kunci gembok sekolah.
Sejak balita, Arul mempunyai hobi memukul-mukul panci milik ibunya. Melihat aksi Arul tersebut, akhirnya sang ayah memutuskan untuk membelikan gendang pada saat ia duduk di Taman Kanak-kanak. Keputusan ayahnya membelikan gendang untuknya ternyata tidaklah salah, karena dengan gendang tersebut Arul dapat menciptakan nada sendiri. Keikutsertaannya dalam ajang Aksi Anak Bangsa ini merupakan yang pertama kalinya dan Arul berharap dapat memperoleh pengalaman baru. Untuk mendukung Arul, teman-teman bisa kirim sms ke 6288 dengan mengetik AAB ARUL.

Kamis, 04 November 2010

GHIBAH (Menceritakan Aib Orang Lain)

Allah berfirman di dalam Al-Qur’an:
“Hai orang-orang yang beriman jauhkanlah kebanyak dari purba sangka (kecurigaan) karena sebagian dari purbasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yaang lain.Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya dan bertaqwalah kepada Alloh esungguhnya Alloh Maha Penerima taubat dan Maha Penyayang” (Al-Hujurat : 12 )

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : “Tahukah kamu apakah ghibah( menceritakan aib orang lain) itu ? Maka para sahabat menjawab : Allah dan Rasul-Nya lebih tahu ? Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menerangkan : yaitu kamu m
enyebut saudaramu dengan sesuatu yang dia benci ? maka ada yang bertanya : beritahukan kepada kami, bagaimana jika yang saya katakan ada padanya ? beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab : jika yang kamu katakan ada padanya, maka kamu telah berbuat ghibah, dan jika tidak ada padanya apa yang kamu katakan, maka kamu telah berdusta padanya.” HR. Muslim.

Dari Anas radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : “ketika aku di naikkan ( mi'raj ), aku melewati suatu kaum yang mempunyai kuku dari kuningan mereka mencakar-cakar muka dan dada mereka sendiri, maka aku berkata : siapa mereka itu, wahai Jibril ? Maka Jibril menjawab : mereka itu adalah orang-orang yang memakan daging manusia ( membicarakan aib) dan menyentuh kehormatan mereka.” HR. Abu Daud.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : : “Setiap muslim atas muslim lainnya haram darahnya, hartanya dan kehormatannya.” HR. Muslim.

Maksudnya : haram bagi seorang muslim untuk membunuh, memakan harta, atau melecehkan kehormatan muslim lainnya dengan cara yang tidak dibolehkan syari'at.

“Barangsiapa yang memelihara kehormatan saudaranya, maka Allah akan memelihara mukanya dari api neraka.” HR. tirmidzi

Menceritakan aib orang lain adalah termasuk dosa besar dan termasuk maksiat yang paling tersebar di kalangan kaum muslimin, dan mereka menganggap gampang permasalahan ini dan meremehkan sehingga mereka tidak memungkiri perbuatan tersebut jika terjadi di hadapan mereka, dan ghibah ini adalah sebab terjadinya permusuhan antara kaum muslimin dan merusak persaudaraan di antara mereka, dan karena buruknya perbuatan ghibah ini Allah Ta'ala mengumpamakan orang yang berbuat ghibah dengan orang yang makan daging saudaranya dalam keadaan mati, dan sangsi baginya bahwa dia di alam barzakh ( alam antara kehidupan dan hari kiamat ) mencabik-cabik muka dan dadanya sendiri.

Haramnya perbuatan ghibah dan ghibah adalah termasuk dosa besar.
Bahwa menyebut orang lain dengan sesuatu yang dia benci adalah termasuk ghibah yang haram dilakukan, walaupun hal itu benar-benar ada pada orang tersebut.

Haramnya mendengarkan ghibah, karena orang yang mendengarkan telah membantu saudaranya untuk ghibah dan ridha dengan ghibah tersebut.

Wajibnya mengingkari orang yang berbuat ghibah dan melarangnya dari perbuatan tersebut.
Sangat pedihnya sangsi bagi orang yang berbuat ghibah di alam barzakh.

Keutamaan melindungi kehormatan seorang muslim dan bahwa Allah akan memelihara mukanya dari api neraka pada hari kiamat.

GHIBAH (Menceritakan Aib Orang Lain)

Allah berfirman di dalam Al-Qur’an:
“Hai orang-orang yang beriman jauhkanlah kebanyak dari purba sangka (kecurigaan) karena sebagian dari purbasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yaang lain.Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya dan bertaqwalah kepada Alloh esungguhnya Alloh Maha Penerima taubat dan Maha Penyayang” (Al-Hujurat : 12 )

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : “Tahukah kamu apakah ghibah( menceritakan aib orang lain) itu ? Maka para sahabat menjawab : Allah dan Rasul-Nya lebih tahu ? Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menerangkan : yaitu kamu m
enyebut saudaramu dengan sesuatu yang dia benci ? maka ada yang bertanya : beritahukan kepada kami, bagaimana jika yang saya katakan ada padanya ? beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab : jika yang kamu katakan ada padanya, maka kamu telah berbuat ghibah, dan jika tidak ada padanya apa yang kamu katakan, maka kamu telah berdusta padanya.” HR. Muslim.

Dari Anas radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : “ketika aku di naikkan ( mi'raj ), aku melewati suatu kaum yang mempunyai kuku dari kuningan mereka mencakar-cakar muka dan dada mereka sendiri, maka aku berkata : siapa mereka itu, wahai Jibril ? Maka Jibril menjawab : mereka itu adalah orang-orang yang memakan daging manusia ( membicarakan aib) dan menyentuh kehormatan mereka.” HR. Abu Daud.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : : “Setiap muslim atas muslim lainnya haram darahnya, hartanya dan kehormatannya.” HR. Muslim.

Maksudnya : haram bagi seorang muslim untuk membunuh, memakan harta, atau melecehkan kehormatan muslim lainnya dengan cara yang tidak dibolehkan syari'at.

“Barangsiapa yang memelihara kehormatan saudaranya, maka Allah akan memelihara mukanya dari api neraka.” HR. tirmidzi

Menceritakan aib orang lain adalah termasuk dosa besar dan termasuk maksiat yang paling tersebar di kalangan kaum muslimin, dan mereka menganggap gampang permasalahan ini dan meremehkan sehingga mereka tidak memungkiri perbuatan tersebut jika terjadi di hadapan mereka, dan ghibah ini adalah sebab terjadinya permusuhan antara kaum muslimin dan merusak persaudaraan di antara mereka, dan karena buruknya perbuatan ghibah ini Allah Ta'ala mengumpamakan orang yang berbuat ghibah dengan orang yang makan daging saudaranya dalam keadaan mati, dan sangsi baginya bahwa dia di alam barzakh ( alam antara kehidupan dan hari kiamat ) mencabik-cabik muka dan dadanya sendiri.

Haramnya perbuatan ghibah dan ghibah adalah termasuk dosa besar.
Bahwa menyebut orang lain dengan sesuatu yang dia benci adalah termasuk ghibah yang haram dilakukan, walaupun hal itu benar-benar ada pada orang tersebut.

Haramnya mendengarkan ghibah, karena orang yang mendengarkan telah membantu saudaranya untuk ghibah dan ridha dengan ghibah tersebut.

Wajibnya mengingkari orang yang berbuat ghibah dan melarangnya dari perbuatan tersebut.
Sangat pedihnya sangsi bagi orang yang berbuat ghibah di alam barzakh.

Keutamaan melindungi kehormatan seorang muslim dan bahwa Allah akan memelihara mukanya dari api neraka pada hari kiamat.