Pages

Selasa, 24 Mei 2016

KHUTBAH ISRA' MI'RAJ


z`»ysö6ß üÏ%©!$# 3uŽó r& ¾ÍnÏö7yèÎ/ Wxøs9 šÆÏiB ÏÉfó¡yJø9$# ÏQ#tysø9$# n<Î) ÏÉfó¡yJø9$# $|Áø%F{$# Ï%©!$# $oYø.t»t/ ¼çms9öqym ¼çmtƒÎŽã\Ï9 ô`ÏB !$oYÏG»tƒ#uä 4 ¼çm¯RÎ) uqèd ßìŠÏJ¡¡9$# 玍ÅÁt7ø9$# ÇÊÈ  
1. Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya[847] agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (Al-Isra’ !)
.
      Besok adalah tanggal 27 rajab 1435 H atau 27 mei 201 adalah hari libur memperingati Isra’ dan mi’raj
Memang ada orang yang mengatakan kepada saya kenapa  kita masih memperingati Isra” Mi’raj? Kan pada jaman Rosul tidak pernah diperingati? Saya jawab” Diadakan peringatan juga belum tentu kita ingat, apalagi tidak diadakan peringatan. Bahkan banyak orang yang tidak tahu hari Sabtu tanggal 10 Juli besok ini hari  Libur apa” Memang pada jaman Rosululloh tidak ada peringatan Isra’ Mi’raj. Bahkan mungkin di negara asalnya agama Islampun mungkin tidak diperingati. Tapi inti kia mengadakan peringatan isra’ mi’raj ini bukan mengingatnya peristiwanya, tapi kita bertolabul ‘ilmi mengkaji hikmah-hikmah yang dapat dipetuk dari peristiwa tersebut, terutama Shalat 5 waktu, Bila seandainya shalat yang kita laksanakan 5 kali setiap hari kita aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari tentunya  keadaan negara kita tidak akan terpuruk seperti sekarang ini.
Sebenarnya, sebelum peristiwa itu terjadi, orang-orang kafir Quraisy pernah meminta kepada Rasulullah untuk menunjukkan hal-hal yang aneh, karena mereka tidak percaya kalau Muhammad SAW itu adalah nabi. Permintaan-permintaan itu mereka lontarkan untuk membuktikan bahwa dirinya benar-benar seorang Nabi. Hal ini direkam oleh Allah dalam Al Qur'an sebagai berikut:
(#qä9$s%ur `s9 šÆÏB÷sœR y7s9 4Ó®Lym tàføÿs? $uZs9 z`ÏB ÇÚöF{$# %·æqç7.^tƒ ÇÒÉÈ   ÷rr& tbqä3s? šs9 ×p¨Yy_ `ÏiB 9@ŠÏƒ¯U 5=uZÏãur tÉdfxÿçGsù t»yg÷RF{$# $ygn=»n=Åz #·ŽÉføÿs? ÇÒÊÈ   ÷rr& xÝÉ)ó¡è@ uä!$yJ¡¡9$# $yJx. |MôJtãy $uZøŠn=tã $¸ÿ|¡Ï. ÷rr& uÎAù's? «!$$Î/ Ïpx6Í´¯»n=yJø9$#ur ¸xÎ6s% ÇÒËÈ   ÷rr& tbqä3tƒ y7s9 ×MøŠt/ `ÏiB >$ã÷zã ÷rr& 4n'ös? Îû Ïä!$yJ¡¡9$# `s9ur šÆÏB÷sœR y7ÍhŠÏ%ãÏ9 4Ó®Lym tAÍit\è? $uZøŠn=tã $Y7»tFÏ. ¼çnättø)¯R 3 ö@è% tb$ysö7ß În1u ö@yd àMZä. žwÎ) #ZŽ|³o0 Zwqߧ ÇÒÌÈ  
"Dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu (1) memancarkan mata air dari bumi untuk kami, atau (2) kamu mempunyai sebuah kebun korma dan anggur, lalu kamu alirkan sungai-sungai di celah kebun yang deras alirannya, atau (3) kamu jatuhkan langit berkeping-keping atas kami, sebagaimana kamu katakan atau  (4) kamu datangkan Allah dan malaikat-malaikat berhadapan muka dengan kami. Atau (5) kamu mempunyai sebuah rumah dari emas, atau (6) kamu naik ke langit. Dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kenaikanmu itu hingga kamu turunkan atas kami sebuah kitab yang kami baca". (QS. Isra: 90 – 93)
Isra’ Mi’raj adalah untuk untuk mwenghibur Rosululloh  karena beliau ditinggalkan oleh orang2 yang sangat disayanginya yang setia membela beliau dalam suka dan duka yaitu :    istrinya tercinta, Khadijah, yang setia menemani dan menghiburnya dikala orang lain masih mencemoohnya  pamannya sendiri, Abu Thalib, yang (walaupun kafir) tetapi dia sangat melindungi aktivitas Nabi. Sehingga orang-orang kafir Quraisy semakin leluasa untuk melancarkan penyiksaannya  kepada Nabi, sampai-sampai orang awam Quraisy pun berani melemparkan kotoran ke atas kepala Rasulullah SAW
Momentum sejarah tersebut adalah peristiwa yang terjadi sekitar 14 abad Hijriyah yang lalu, yaitu peristiwa Isra' Mi'raj. Pada saat itu Nabi Muhammad SAW diperjalankan oleh Allah dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di Al-Quds, lalu dilanjutkan dengan menembus lapisan langit tertinggi sampai batas yang tidak dapat dijangkau oleh ilmu semua makhluq, malaikat, manusia, dan jin. Semua itu ditempuh dalam sehari semalam. Peristiwa itu sekaligus sebagai mukjizat mengagumkan yang diterima Rasulullah SAW
ßlã÷ès? èpx6Í´¯»n=yJø9$# ßyr9$#ur Ïmøs9Î) Îû 5Qöqtƒ tb%x. ¼çnâ#yø)ÏB tûüÅ¡÷Hs~ y#ø9r& 7puZy
4. malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun. (QS Al-maarij:4)
Mari kita menghitung: Jarak tempuh tercepat dengan berkuda pada waktu itu 60 km/jam, berarti jarak lurus yang diiktibarkan dengan shalat kita adalah 50.000 th x 12 bulan x 30 hari x 24 jam x 60 km = 25.920.000.000 km. Waktu yang dibutuhkan Malaikat uintuk menempuh jarak itu adalah 1 hari = 24 jam x 60 menit x 60 detik = 86.400 detik. Maka  kecepatan malaikat adalah jarak di bagi waktu = 25.920.juta km dbagi 86.400 detik adalah 300.000 km/detik = 3 x 108 m/s. Itu adalah sama dengan kecepatan cahaya sesuai dengan fisika modern.
Sementara Rosyululloh pernah bersabda: ”Malaikat itu diciptan dari cahaya, dan jin dari nyala api”




    Momentum Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsa di Palestina kemudian naik ke Sidratul Muntaha adalah peristiwa yang sangat fenomenal dalam sejarah umat Islam. Mengapa demikian? Karena dari peristiwa inilah Nabi Muhammad SAW memperoleh perintah ibadah wajib, yakni sholat lima  waktu yang langsung dari Allah SWT.
Shalat minimal mendidik 5 hal, yaitu:
1.      Jujur, tidak mungkin orang yang betul-betul shalatnya tidak jujur. Misalnya kalau dihadapan  istri shalat isya 4 rakaat, kalau tidak dikorupsi jadi 2 rakakat. Kalau ini diterApkan dalam kehidupan sehari-hari tentu tidak ada orang yang korupsi.
2.     Disiplin (tepat waktu), karena shalat harus dilakukan pada waktunya kecuali dalam keadaan darurat.
3.     Tawadhu’ (tidak sombong), karena pada waktu kita shalat kedudukan anggota tubuh kita tidak ada yang istimewa. Walaupun kepala kita naggota tubuh kita yang paling atas dan paling istimewa, tapa pada waktu sujud, kerpala dan kaki kedudukannya sederajat. Artinya dihadapan Alloh kedudukan manusia sederajat, tidak ada perbedan antara pejabat dan rakyat jelata, tidak ada perbedaan anatara orang kaya dan orang miskin dan seterusnya.
4.     Ikhlas, shalat dilalakukan dengan niat lillahi taala. Artinya segala aktivitas kita yang baik yang dilakukan dengan lillahi taala akan dicatat sebagai amal shaleh oleh Alloh SWT.
5.    Sabar, dalam shalat kita dilatih sabar, kalau kita tidak sabar,bila iman bacaannya panjang kita mungkin akan    protes kepada ketua DKM imam itu jangan dipakai lagi, karena bacaan shalatnya panjang
öãBù&ur y7n=÷dr& Ío4qn=¢Á9$$Î/ ÷ŽÉ9sÜô¹$#ur $pköŽn=tæ ( Ÿw y7è=t«ó¡nS $]%øÍ ( ß`øtªU y7è%ãötR 3 èpt6É)»yèø9$#ur 3uqø)­G=Ï9 ÇÊÌ
dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.(Thaha 132)

Manfaat sholat
ã@ø?$# !$tB zÓÇrré& y7øs9Î) šÆÏB É=»tGÅ3ø9$# ÉOÏ%r&ur no4qn=¢Á9$# ( žcÎ) no4qn=¢Á9$# 4sS÷Zs? ÇÆtã Ïä!$t±ósxÿø9$# ̍s3ZßJø9$#ur 3 ãø.Ï%s!ur «!$# çŽt9ò2r& 3 ª!$#ur ÞOn=÷ètƒ $tB tbqãèoYóÁs? ÇÍÎÈ  
45. bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.(al Ankabut : 45)
#sŒÎ*sù ÞOçFøŠŸÒs% no4qn=¢Á9$# (#rãà2øŒ$$sù ©!$# $VJ»uŠÏ% #YŠqãèè%ur 4n?tãur öNà6Î/qãZã_ 4 #sŒÎ*sù öNçGYtRù'yJôÛ$# (#qßJŠÏ%r'sù no4qn=¢Á9$# 4 ¨bÎ) no4qn=¢Á9$# ôMtR%x. n?tã šúüÏZÏB÷sßJø9$# $Y7»tFÏ. $Y?qè%öq¨B ÇÊÉÌÈ   103. Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.(An-Nisa 103)
Menurut Dr Jalaluddin Rakhmat, salah satu momen penting dari peristiwa Isra Mi’raj yakni ketika Rasulullah SAW “berjumpa” dengan Allah SWT. Ketika itu, dengan penuh hormat Rasul berkata, “Attahiyatul mubaarakaatush shalawatuth thayyibatulillah”; “Segala penghormatan, kemuliaan, dan keagungan hanyalah milik Allah saja”. Allah SWT pun berfirman, “Assalamu’alaika ayyuhan nabiyu warahmatullahi wabarakaatuh”.
Mendengar percakapan ini, para malaikat serentak mengumandangkan dua kalimah syahadat Asyhadualla ilaaha illalloh wa asyhadu annaa muhammadarrosululloh . Maka, dari ungkapan bersejarah inilah kemudian bacaan ini diabadikan sebagai bagian dari bacaan shalat.
Selain itu, Seyyed Hossein Nasr dalam buku ‘Muhammad Kekasih Allah’ (1993) mengungkapkan bahwa pengalaman ruhani yang dialami Rasulullah SAW saat Mi’raj mencerminkan hakikat spiritual dari shalat yang di jalankan umat islam sehari-hari. Dalam artian bahwa shalat adalah mi’raj-nya orang-orang beriman.   (Ashsholaatu mi’rajul mulminin). Sehingga jika kita tarik benang merahnya, ada beberapa urutan dalam perjalanan Rasulullah SAW ini.

Pertama, adanya penderitaan dalam perjuangan yang disikapi dengan kesabaran yang dalam.
Kedua, kesabaran yang berbuah balasan dari Allah berupa perjalanan Isra Mi’raj dan perintah shalat.
ketiga, shalat menjadi senjata bagi Rasulullah SAW dan kaum Muslimin untuk bangkit dan merebut kemenangan. Ketiga hal diatas telah terangkum dengan sangat indah dalam salah satu ayat Al-Quran, yang berbunyi
(#qãZŠÏètFó$#ur ÎŽö9¢Á9$$Î/ Ío4qn=¢Á9$#ur 4 $pk¨XÎ)ur îouŽÎ7s3s9 žwÎ) n?tã tûüÏèϱ»sƒø:$# ÇÍÎÈ  

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.(Al-Baqoroh 45)


kesimpulan, bahwa jika perjalanan hijrah menjadi permulaan dari sejarah kaum Muslimin, atau perjalanan Haji Wada yang menandai penguasaan kaum Muslimin atas kota suci Mekah, maka Isra Mi’raj menjadi “puncak” perjalanan seorang hamba menuju kesempurnaan ruhani. Dan shalat adalah mi’rajnya orang yang beriman dengan cara berkomunikasi secara langsung kepada Alloh 5 kali sehari.