Pages

Kamis, 18 November 2021

Kisah Ashabul Ukhdud

Kisah ini disebutkan dalam firman Allah,

وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الْبُرُوجِ (1) وَالْيَوْمِ الْمَوْعُودِ (2) وَشَاهِدٍ وَمَشْهُودٍ (3) قُتِلَ أَصْحَابُ الْأُخْدُودِ (4) النَّارِ ذَاتِ الْوَقُودِ (5) إِذْ هُمْ عَلَيْهَا قُعُودٌ (6) وَهُمْ عَلَى مَا يَفْعَلُونَ بِالْمُؤْمِنِينَ شُهُودٌ (7) وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلَّا أَنْ يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ (8) الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ (9)


“(1)Demi langit yang mempunyai gugusan bintang, (2)dan hari yang dijanjikan, (3)dan yang menyaksikan dan yang disaksikan. (4)Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit (5)yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar,(6) ketika mereka duduk di sekitarnya, (7)sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman.(8) Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji, (9)Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.” (QS. Al Buruj: 1-9).

Ashhabul Ukhdud, yakni sekelompok rakyat pada masa pra-Islam yang beriman kepada Allah SWT. Hanya karena meyakini ajaran tauhid, mereka mengalami penyiksaan luar biasa. Penguasa setempat menghempaskan kaum tersebut, entah laki-laki, perempuan, tua maupun muda, ke dalam parit yang diisi kayu yang dibakar.

 Kisah ini diceritakan dalam HR. Muslim no. 3005, kisah ini terjadi pada jaman pra Islam, para ahli tafsir mengatakan terjadi pada pengikutnya Nabi Isya as. 

Kisah dalam hadist ini konon terjadi di daerah Najran,daerah perbatasan Arab Saudi dan Yaman. Terjadi kira kira 500 tahun sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW. 

Pelakunya seorang raja bernama Yusuf bin Syarhabil yang digelari orang Arab dengan Zu Nuwas. 

Kata dzu dalam bahasa Arab berarti ‘pemilik’, sedangkan nuwaas adalah sebutan untuk hiasan khas Yahudi ortodoks yang berupa rambut keriting dan dipasang di dekat kedua telinga (payots [Ibrani]; sidelocks [Inggris])

Korbannya adalah orang orang yang beriman kepada Alloh SWT yaitu seorang rahib/Pendeta, seorang pemuda yang beriman , seorang sahabat raja yang juga beriman, dan penduduk kerajaan yang beriman kepada Alloh karena pemuda tsb. 



Kisahnya diceritakan dalam Hadis Riwayat Muslim sebagai berikut, 

Ketika menceritakan kisah ini Rosululloh sampai mengucapkan na'uudzu billaahi mkn dzalik

(1)Penyihir kerajaan yang sudah tua mencari pemuda penggantinya

Penyihir kerajaan yang sudah tua mengajarkan seorang Pemuda ilmu sihir sebagai pengganti nya. Di jalan ketemu rahib dan mendengar nasehat rahib sehingga takjub. Karena sering terlambat datang ke penyihir maka dia disiksa. 

(2) Pemuda membunuh binatang besar, menyembuhkan penyakit kulit dan buta

Suatu hari di perjalanan ada binatang besar menggalangi jalan. Dia ingin membuktikan ilmu siapa yang paling hebat. Akhirnya dia berdoa atas nama Tuhan rahib dan bintang ini dilempar dan mati. 

Lalu pemuda ini bisa menyembuhkan orang buta, penyakit kulit dan penyakit lainnya. Dia menyembuhkan sahabat raja yang buta dengan syarat beriman kepada Alloh. Dan sembuh. 

(3) Sahabat raja dan rahib digergaji sampai terbelah duakepalanya

Raja bertanya kepada sahabat nya siapa yang menyembuhkan. Sahabat nya menjawab robbku. Apakah kamu mempunyai rabb selain aku. Iya robbku dan robbmu yaitu Alloh SWT. 

Sahabatnya disiksa dan di suruh memanggil pemuda yang menyuruh dia beriman dan sembuh. 
Pemuda datang dan mengatakan bukan saya menyembuhkan tapi Alloh SWT. 

Pemuda disiksa dan diminta nemanggil rahib. 
Sahabat raja, Pemuda dan rahib diminta kembali keajaran raja. Tapi mereka menolak. 

Sahabat dan rahib dibelah kepalanya sampai terbelah dua. 

(4)Pemuda mau dilemparkan dari atas gunung dan ditenggelamkan di tengah lautan

(1)Pertama pemuda  dibawa pasukan raja ke atas gunung untuk dilemparkan ke bawah. Tapi karena doanya terjadi gempa. Semua pasukan mati dan Pemuda itu selamat. 

Pemuda kembali pada raja. 

(2) Raja memerintahkan pasukannya membawa pemuda naik perahu dan ditenggelamkan ditengah laut. Karena doa pemuda itu perahu terbalik dan semua pasukan raja meninggal pemuda selamat. 

Pemuda kembali pada raja untuk kedua kalinya. 

Dia bilang raja tidak akan bisa membunuhnya kecuali satu syarat yaitu , Raja harus mengumpulkan rakyatnya  di atas bukit, lalu menyalib nya diatas pelepah dan memanahbya dengan panah yang ada ditempat panah pemuda tsb..
Lalu mn engucapkan:"Bismillaahi robbil ghulam, dengan nama Alloh Robb pemuda ini

(5) Pemuda meninggal tapi semua rakyatnya beriman

Pemuda di panah mengenai pelipisnya dan meninggal. Tapi rakyatnya yang menyaksikan berkata:"Kami beriman dengan Robb pemuda ini, Kami beriman dengan Robb pemuda ini. 

Kemudian raja memerintahkan penduduknya membuat parit. Kedalam parit dimasukkan kayu bakar. Kayu bakar dinyakakan

(6) Orang beriman diberi dua pilihan, kembali kepada agama raja, atau tetap beriman kepada Alloh SWT. Kalau tetap beriman akan dimasukkan kedalam parit dengan kayu bakar yang menyala

Semua orang beriman ketika ditanya mereka tetap teguh menyatakan beriman kepada Alloh. Ketika diperintahkan masuk ke dalam parit mereka pun masuk. 

(7)Kisah bayi bicara

Yang paling mengharukan diakhir hadist ini adalah kisah seorang ibu yang menggendong bayinya. 

Ibu ini sempat takut ketika diperintahkan si raja untuk masuk ke dalam kobaran api. Namun, anaknya yang masih dalam buaian, atas izin Allah SWT, berkata kepadanya, “Duhai, Ibu, bersabarlah, karena engkau sesungguhnya di atas kebenaran."(HR. Muslim no. 3005).

Ini adalah salah satu. kisah dari 4 orang bayi yang bisa berbicara, selain Nabi Isa as ketika bayi,  bayi perempuan yang memfitnah Juraij dan bayi yang digendong ibunya dan berbicara membantah karena dia tidak mau seperti orang yang gagah berkuda padahal dia sombong tapi ingin seperti perempuan yang dituduh berzina padahal tidak

Jumat, 05 November 2021

Kbutbah

Assalamu'alaikum Wr.Wb
Hadirin rohimakumulloh 

Hasil survey ust. Komarudin pensiunan RS Islam Jakarta bagian kerohanian.
Beliau bertugas untuk mentalkinkan orang yang sakaratul maut dengan membimbing membaca  kalimat Laa Ilaaha illalloh.
Dari 1000 orang yang dia bimbing hanya 70 orangyang mampu membaca kalimat tahlil tsb diakhir hayatnya.
Kemudian Ust Komaruddin  bertanya kapada  70 keluarga  tsb  apa saja kegiatan sehari  hari almarhum ini semasa hidupnya.
Ternyata jawaban dari pihak keluarga tsb hampir sama yaitu
1. Almarhum semasa hidupnya  selalu  menjaga sholatnya
2. Almarhum selalu membaca alquran
3. Almarhum selalu ikhlas dan istiqomah bersedekah  meskipun hanya Rp 5.000, per hari
4. Almarhum Tidak memakan harta dengan cara batil
5. Almarhum tidak memutuskan tali silaturahim dengan siapapun

Snolat adalah amalan yang pertama dihisab di hari kiamat
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : قاَلَ رَسُولُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ، فَإنْ صَلُحَتْ ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ ، وَإنْ فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ ، فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ ، قَالَ الرَّبُ – عَزَّ وَجَلَّ – : اُنْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ، فَيُكَمَّلُ مِنْهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ ؟ ثُمَّ تَكُونُ سَائِرُ أعْمَالِهِ عَلَى هَذَا )) رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ ، وَقَالَ : (( حَدِيثٌ حَسَنٌ ))

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan hadits tersebut hasan.) [HR. Tirmidzi, no. 413 dan An-Nasa’i, no. 466. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih.]

Sholat sunah rawatib yang paling utama adalah rawatib  sholat dzuhur  dan shubuh

مَنْ حَافَظَ عَلَى أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَأَرْبَعٍ بَعْدَهَا حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ  
Artinya: "Barangsiapa melaksanakan empat rakaat sebelum Dzuhur dan empat rakaat sesudahnya, maka Allah mengharamkan baginya api neraka." (HR. 
“Dua raka’at fajar (salat sunah qobliyah subuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim no. 725). 
Jika keutamaan salat sunah fajar saja demikian adanya, bagaimana lagi dengan keutamaan salat subuh itu sendiri.
 Hasirin rohimakumulloh 
Kita terutama yang berusia lanjut teutama yang sudah 60 tahun ke atas, 
Mari koreksi diri apakah sholat kita selama kita hidup sudah benar atau belum. Hanya kita sendiri yang tahu. Sudah benarkah rukun sholat kita dari takbirotul ihrom sampai salamnya. alfatihahnya, ruku'nya sujudnya  dll.
Kalau ini sudah benar insyaalloh sholat kita diterima  oleh Alloh swt.

Ada tiga kelompok orang yang sholatnya tidak diterima atau di tolah oleh Alloh swt

Didalam sebuah hadist yang bersumber dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
ثَلَاثَةٌ لَا تَرْتَفِعُ صَلَاتُهُمْ فَوْقَ رُءُوسِهِمْ شِبْرًا رَجُلٌ أَمَّ قَوْمًا وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ وَامْرَأَةٌ بَاتَتْ وَزَ6وْجُهَا عَلَيْهَا سَاخِطٌ وَأَخَوَانِ مُتَصَارِمَانِ‪‬‬‬‬‬
“Ada tiga kelompok yg shalatnya tidak terangkat walau hanya sejengkal di atas kepalanya (tidak diterima oleh Allah).
Orang yg mengimami sebuah kaum tetapi kaum itu membencinya.
Istri yg tidur sementara suaminya sedang marah kepadanya.
Dua saudara yg saling mendiamkan (memutuskan hubungan).
(HR Ibnu Majah I/311 no 971 dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Misykat Al-Mashobiih no 1128)
(1) Imam yang Dibenci
 رَجُلٌ  أَمَّ قَوْمًا وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ 
(Orang yg mengimami sebuah kaum tetapi kaum itu membencinya)
Imam disini bisa bermakna dua :

1. Imamatun Sughro (Imam Kecil) adalah imam shalat.
Apabila dia maju dan makmum tidak suka maka imam tersebut shalatnya tidak diterima.
Tentu ketidaksukaannya beralasan syar'i bukan alasan karena panjang ayatnya atau ruku'nya, tetapi karena dia fasiq, jahil dan pelaku bid'ah.

2. Imamatun Kubra (Pemimpin Umat) baik sulthan, khilafah, gubernur, presiden dst.
Apabila jadi pemimpin yang tidak dicintai rakyatnya karena tidak amanah dan ketidakadilannya maka shalatnya tidak diterima bahkan bila dia berkhianat maka dia tidak mencium bau surga.
Ketidaksukaan tentu juga karena alasannya syar'i seperti diatas (fasiq, jahl, pelaku bid'ah)

(2) Istri Tidur Membuat Marah Suaminya
 وَامْرَأَةٌ بَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَلَيْهَا سَاخِطٌ
Istri yg tidur sementara suaminya sedang marah, murka, tidak suka kepadanya dan bila mati dalam keadaan tersebut maka shalatnya tidak diterima.

Ulamapun (Imam al Muzhir) berpendapat itupun juga sebaliknya bisa terjadi pada suami gara gara tidak melakukan kewajibannya sebagai suami pada istri (makan, pakaian, tempat tinggal, perhatian, dan pendidikan).
Marah yang tidak diterima shalatnya tentu dengan alasan yang dibenarkan secara agama. yaitu kewajiban suami dan istri tidak dilakukan dengan baik. Maka menjadi kewajiban kita sebagai orang tua untuk mengajari ilmu berumah tangga tentang kewajiban menjadi suami dan istri dalam Islam.
(3) Dua Saudara yang  memutuskan silaturahim
وَأَخَوَانِ مُتَصَارِمَانِ‪‬‬‬‬‬
Dua saudara yg saling mendiamkan (memutuskan hubungan)/berkonflik/bertikai. 
Baik saudara kandung atau saudara semuslim karena semua orang mukmin adalah ikhwah
لَا يَحِلُّ لمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ لَيَالٍ، يَلْتَقِيَانِ فَيُعْرِضُ هَذَا وَيُعْرِضُ هَذَا، وَخَيْرُهُمَا الَّذِي يَبْدَأُ بِالسَّلَامِ. (مُتَّفَقٌ عليهِ)
“Tidak halal bagi seorang muslim untuk menghajr (memboikot) saudaranya lebih dari 3 malam (yaitu 3 hari). Mereka berdua bertemu namun yang satu berpaling dan yang lainnya juga berpaling. Dan yang terbaik diantara mereka berdua yaitu yang memulai dengan memberi salam.”
(Muttafaqun ‘alaih, diriwayatkan oleh Imām Bukhari dan Imam Muslim)
Maka walaupun shalatnya banyak sekali tetapi semasa hidup mereka bertikai maka shalatnya tidak diterima tidak terangkat. Bahkan tidak memutus persaudaraan tidak diterima amalannya dan tidak masuk surga.
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ
“Tidaklah masuk surga orang yang suka memutus, ( memutus tali silaturahmi)”
(Mutafaqun ‘alaihi)

Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :
“Telah dibukakan pintu-pintu surga setiap hari Senin dan Kamis. Maka seluruh hamba yang tidak berbuat syirik kepada Allah sama sekali akan diberi ampunan oleh Allah, kecuali seorang yang dia punya permusuhan antara dia dengan saudaranya.”
Maka dikatakan kepada para malaikat:
“Tangguhkanlah (dari ampunan Allah) 2 orang ini sampai mereka berdua damai.”
(HR Muslim no. 2565)
وعن أبي خراش السلمي رضي الله عنه أنه سمع رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : مَنْ هَجَرَ أَخَاهُ سَنَةً فَهُوَ كَسَفْكِ دَمِهِ
Dari Abu Khirash As-Sulamiy radhiyallahu ‘anhu :
Sesungguhnya dia mendengar dari Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang memboikot/menghajr saudaranya selama setahun maka seakan akan dia telah menumpahkan darah saudaranya.”
(HR Ahmad 17935, Abu Dawud 4915)
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

Tiga golongan ya g sholatnya ditolak

Assalamu'alaikum W
Hadirin rohimakumulloh 

Rosululloh saw pernah besabda

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ

Barang siapa yang akhir perkataannya adalah ‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga.” (HR. Abu Daud. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih no. 1621)

Makanya Rosyululloh 

لَقِّنُوا مَوْتَاكُمْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ
Talqinkanlah (tuntunkanlah) orang yang akan meninggal di antara kalian dengan bacaan: ‘laa ilaha illallah’.” (HR. Muslim no. 2162)

Hasil survey tentang tahlil
Hasil survey ust. Komarudin pensiunan RS Islam Jakarta bagian kerohanian.
Beliau bertugas untuk mentalkinkan orang Islam yang sakaratul maut dengan membimbing membaca  kalimat Laa Ilaaha illalloh.

Dari 1000 orang yang dia bimbing hanya 70  mampu membaca kalimat tahlil tsb diakhir hayatnya.

Kemudian Ust Komaruddin  bertanya kapada  70 keluarga  tsb  apa saja kegiatan sehari  hari almarhum ini semasa hidupnya.
Ternyata jawaban dari pihak keluarga tsb hampir sama yaitu

1. Almarhum semasa hidupnya  selalu  menjaga sholatnya
2. Almarhum selalu membaca alquran
3. Almarhum selalu ikhlas dan istiqomah bersedekah  meskipun hanya Rp 5.000, per hari
4. Almarhum Tidak memakan harta dengan cara batil
5. Almarhum tidak memutuskan tali silaturahim dengan siapapun

Pada kesempatannya  ini saya hanya membahas satu saja yaitu menjaga  sholat.

Jenis sholat
1. Sholat khoosyi’uun(khusyu')
ٱلَّذِينَ هُمْ فِى صَلَاتِهِمْ خَٰشِعُونَ
Orang orang khusyu' dalam sholatnya(Al ukmunun 2)

2. Sholat hafidzuun
وَالَّذِيْنَ هُمْ عَلٰى صَلَوٰتِهِمْ يُحَافِظُوْنَ     ٩
       orang yang memelihara salatnya (almukminun 9)

3. Sholat daimun
ٱلَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَاتِهِمْ دَآئِمُونَ
Orang orang yang tetap dalam melaksakan sholatnya.(almaarij 34)

أَحَبَ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ 
 Amal (kebaikan) yang paling dicintai Allah adalah yang kontinu meski sedikit.” (HR Muslim)

4. Sholat kusala

5 إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka mengingat Allah kecuali sedikit sekali (Qs. an-Nisa: 142

Sholat ibadah paling utama

Hadirin rohimakumulloh
Sholat adalah ibadah yang paling utama karena sholat adalah amalan yang pertama dihisab di hari kiamat
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : قاَلَ رَسُولُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ، فَإنْ صَلُحَتْ ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ ، وَإنْ فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ ، فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ ، قَالَ الرَّبُ – عَزَّ وَجَلَّ – : اُنْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ، فَيُكَمَّلُ مِنْهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ ؟ ثُمَّ تَكُونُ سَائِرُ أعْمَالِهِ عَلَى هَذَا )) رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ ، وَقَالَ : (( حَدِيثٌ حَسَنٌ ))

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan hadits tersebut hasan.) [HR. Tirmidzi, no. 413 dan An-Nasa’i, no. 466. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih.]

Sholat berjamaah yang paling utama
Sholat wajib berjammah yang paling utama adalah sholat Isya' dan sholat shubuh

 Nabi Saw telah bersabda, “Barangsiapa shalat Isya secara berjamaah, maka seakan-akan ia mengerjakan shalat separoh malam hari; dan barangsiapa mengerjakan shalat Subuh secara berjamaah, maka seakan-akan ia mengerjakan shalat semalam penuh.” (HR. Muslim)

Dalam hadits yang lain Nabi Saw. telah bersabda, “Sembahlah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya; dan anggaplah dirimu akan mati (besok). Hendaknya engkau merasa takut akan doanya orang yang teraniaya, sebab doanya pasti dikabulkan. Periharalah shalat Subuh dan shalat Isya, datanglah untuk berjamaah pada kedua shalat tersebut karena jika kalian mengetahui pahala yang terdapat pada kedua shalat itu niscaya kalian akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak.” (HR. Thabrani melalui Darda).

Rasulullah SAW bersabda yang artinya, "Shalat terberat bagi orang munafik adalah shalat Isya dan Subuh. Kalau mereka tahu pahala yang Allah siapkan dalam kedua shalat itu, maka mereka akan mendatanginya, meskipun dengan merangkak. Sungguh, aku benar-benar hendak memerintahkan seseorang untuk menjadi imam shalat, kemudian aku pergi bersama beberapa orang yang membawa seikat kayu bakar kepada suatu kaum yang tidak hadir shalat berjamaah, lalu aku membakar rumah-rumah mereka." (HR Muslim).

Sholat rawatib yang paling  utama
Sholat sunah rawatib yang paling utama adalah rawatib  sholat dzuhur  dan shubuh

1. Qobliyah dan badiyah zuhur
مَنْ حَافَظَ عَلَى أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَأَرْبَعٍ بَعْدَهَا حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ  
Artinya: "Barangsiapa melaksanakan empat rakaat sebelum Dzuhur dan empat rakaat sesudahnya, maka Allah mengharamkan baginya api neraka." (HR. Abu Dawud 1269, Tirmidzi 428, An-Nasai, Ibnu Majah, dishahihkan oleh Al-Albani) 

2. Sholat fajar (qobliyah shubuh) 
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا 
Dua raka’at fajar (salat sunah qobliyah subuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim no. 725). 

Jika keutamaan salat sunah fajar saja demikian adanya, bagaimana lagi dengan keutamaan salat subuh itu sendiri.
Inna quraanal fajri kaana masyhuuda, sesungguhnya sholat shubuh disaksikan para malaikat

Hadirin rohimakumulloh 
Kita terutama yang berusia lanjut teutama yang sudah 60 tahun ke atas, 
Mari koreksi diri apakah sholat kita selama kita hidup sudah benar atau belum. Hanya kita sendiri yang tahu. Sudah benarkah wudhu' kita sholat kita dari takbirotul ihrom sampai salamnya. alfatihahnya, ruku'nya sujudnya  dll.
Kalau ini sudah benar insyaalloh sholat kita diterima  oleh Alloh swt.

Tiga golongan yang sholatnya ditolak

Hadirin ikhwanul mukminin rohimakumulloh
Ada tiga kelompok orang yang sholatnya tidak diterima atau di tolak oleh Alloh swt

Didalam sebuah hadist yang bersumber dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
ثَلَاثَةٌ لَا تَرْتَفِعُ صَلَاتُهُمْ فَوْقَ رُءُوسِهِمْ شِبْرًا رَجُلٌ أَمَّ قَوْمًا وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ وَامْرَأَةٌ بَاتَتْ وَزوْجُهَا عَلَيْهَا سَاخِطٌ وَأَخَوَانِ مُتَصَارِمَانِ‪‬‬‬‬‬‬‬‬‬‬‬‬‬‬‬‬‬‬
Ada tiga kelompok yg shalatnya tidak terangkat walau hanya sejengkal di atas kepalanya (tidak diterima oleh Allah).
Orang yg mengimami sebuah kaum tetapi kaum itu membencinya.
Istri yg tidur sementara suaminya sedang marah kepadanya.
Dua saudara yg saling mendiamkan (memutuskan hubungan).
(HR Ibnu Majah I/311 no 971 dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Misykat Al-Mashobiih no 1128)

(1) Imam yang Dibenci
رَجُلٌ أَمَّ قَوْمًا وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ  
Imam disini bisa bermakna dua :
1. Imamatun Sughro (Imam Kecil) adalah imam shalat.
Apabila dia maju dan makmum tidak suka maka imam tersebut shalatnya tidak diterima.
Tentu ketidaksukaannya beralasan syar'i bukan alasan karena panjang ayatnya atau ruku'nya, tetapi karena dia fasiq, jahil dan pelaku bid'ah.
2. Imamatun Kubra (Pemimpin Umat) baik sulthan, khilafah, gubernur, presiden dst.
Apabila jadi pemimpin yang tidak dicintai rakyatnya karena tidak amanah dan ketidakadilannya maka shalatnya tidak diterima bahkan bila dia berkhianat maka dia tidak mencium bau surga.
Ketidaksukaan tentu juga karena alasannya syar'i seperti diatas (fasiq, jahl, pelaku bid'ah)
(2) Istri Tidur Membuat Marah Suaminya
 وَامْرَأَةٌ بَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَلَيْهَا سَاخِطٌ
Istri yg tidur sementara suaminya sedang marah, murka, tidak suka kepadanya dan bila mati dalam keadaan tersebut maka shalatnya tidak diterima.
Ulamapun (Imam al Muzhir) berpendapat itupun juga sebaliknya bisa terjadi pada suami gara gara tidak melakukan kewajibannya sebagai suami pada istri (makan, pakaian, tempat tinggal, perhatian, dan pendidikan).
Marah yang tidak diterima shalatnya tentu dengan alasan yang dibenarkan secara agama. yaitu kewajiban suami dan istri tidak dilakukan dengan baik. Maka menjadi kewajiban kita sebagai orang tua untuk mengajari ilmu berumah tangga tentang kewajiban menjadi suami dan istri dalam Islam.
(3) Dua Saudara yang  memutuskan silaturahim
وَأَخَوَانِ مُتَصَارِمَانِ‪‬‬‬‬‬‬‬‬‬‬‬‬‬‬‬‬‬‬
Dua saudara yg saling mendiamkan (memutuskan hubungan)/berkonflik/bertikai. 
Baik saudara kandung atau saudara semuslim karena semua orang mukmin adalah ikhwah
لَا يَحِلُّ لمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ لَيَالٍ، يَلْتَقِيَانِ فَيُعْرِضُ هَذَا وَيُعْرِضُ هَذَا، وَخَيْرُهُمَا الَّذِي يَبْدَأُ بِالسَّلَامِ. (مُتَّفَقٌ عليهِ)
“Tidak halal bagi seorang muslim untuk menghajr (memboikot) saudaranya lebih dari 3 malam (yaitu 3 hari). Mereka berdua bertemu namun yang satu berpaling dan yang lainnya juga berpaling. Dan yang terbaik diantara mereka berdua yaitu yang memulai dengan memberi salam.”
(Muttafaqun ‘alaih, diriwayatkan oleh Imām Bukhari dan Imam Muslim)
Maka walaupun shalatnya banyak sekali tetapi semasa hidup mereka bertikai maka shalatnya tidak diterima tidak terangkat. Bahkan tidak memutus persaudaraan tidak diterima amalannya dan tidak masuk surga.
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ
“Tidaklah masuk surga orang yang suka memutus, ( memutus tali silaturahmi)”
(Mutafaqun ‘alaihi)
Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :
“Telah dibukakan pintu-pintu surga setiap hari Senin dan Kamis. Maka seluruh hamba yang tidak berbuat syirik kepada Allah sama sekali akan diberi ampunan oleh Allah, kecuali seorang yang dia punya permusuhan antara dia dengan saudaranya.”
Maka dikatakan kepada para malaikat:
“Tangguhkanlah (dari ampunan Allah) 2 orang ini sampai mereka berdua damai.”
(HR Muslim no. 2565)
وعن أبي خراش السلمي رضي الله عنه أنه سمع رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : مَنْ هَجَرَ أَخَاهُ سَنَةً فَهُوَ كَسَفْكِ دَمِهِ
Dari Abu Khirash As-Sulamiy radhiyallahu ‘anhu :
Sesungguhnya dia mendengar dari Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang memboikot/menghajr saudaranya selama setahun maka seakan akan dia telah menumpahkan darah saudaranya.”
(HR Ahmad 17935, Abu Dawud 4915)
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

Jumat, 17 September 2021

SYAFAAT SAHABAT DI AKHIRAT

Memiliki sahabat yang baik, sahabat yang senantiasa menunjukkan ke jalan Allah SWT, sahabat yang senantiasa mengingatkan kepada kebaikan dan manfaat adalah sebuah keharusan. Sahabat yang baik tidak hanya memberikan manfaat di dunia tetapi memberi manfaat di akhirat.

Imam Syafi'i berkata, "Jika engkau punya teman yang selalu membantumu dalam rangka ketaatan kepada Allah, maka peganglah erat-erat dia, jangan pernah kau lepaskan. Karena mencari teman baik itu susah, tetapi melepaskannya sangat mudah sekali.

Diriwayatkan bahwa apabila penghuni surga telah masuk ke dalam surga, lalu mereka tidak menemukan sabahat-sahabat yang selalu bersama mereka dahulu di dunia, maka bertanyalah mereka tentang sahabat-sahabat itu kepada Allah SWT.
''Ya Rabb, kami tidak melihat sahabat-sahabat kami yang sewaktu di dunia sholat bersama dengan kami, puasa bersama kami dan berjuang bersama kami.''  Maka Allah berfirman, ''Pergilah ke neraka, lalu keluarkan sahabat-sahabatmu yang di hatinya ada iman walaupun hanya sebesar zarah.'' (HR Ibnul Mubarak, dalam kitab Az Zuhd).

Dalam hadist lain, 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang syafaat antara sahabat di hari kiamat,

حتى إذا خلص المؤمنون من النار، فوالذي نفسي بيده، ما منكم من أحد بأشد مناشدة لله في استقصاء الحق من المؤمنين لله يوم القيامة لإخوانهم الذين في النار، يقولون: ربنا كانوا يصومون معنا ويصلون ويحجون، فيقال لهم: أخرجوا من عرفتم، فتحرم صورهم على النار، فيخرجون خلقا كثيرا قد أخذت النار إلى نصف ساقيه، وإلى ركبتيه، ثم يقولون: ربنا ما بقي فيها أحد ممن أمرتنا به، فيقول: ارجعوا فمن وجدتم في قلبه مثقال دينار من خير فأخرجوه، فيخرجون خلقا كثيرا، ثم يقولون: ربنا لم نذر فيها أحدا ممن أمرتنا…

“Setelah orang-orang mukmin itu dibebaskan dari neraka, demi Allah, Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kalian begitu gigih dalam memohon kepada Allah untuk memperjuangkan hak untuk saudara-saudaranya yang berada di dalam neraka pada hari kiamat. Mereka memohon: Wahai Tuhan kami, mereka itu (yang tinggal di neraka) pernah berpuasa bersama kami, shalat, dan juga haji.
Baca Juga: Apakah Jin Juga Masuk Surga?
Dijawab: ”Keluarkan (dari neraka) orang-orang yang kalian kenal.” Hingga wajah mereka diharamkan untuk dibakar oleh api neraka.
Para mukminin inipun MENGELUARKAN BANYAK SAUDARANYA yang telah dibakar di neraka, ada yang dibakar sampai betisnya dan ada yang sampai lututnya.
Kemudian orang mukmin itu lapor kepada Allah, ”Ya Tuhan kami, orang yang Engkau perintahkan untuk dientaskan dari neraka, sudah tidak tersisa.”
Allah berfirman, ”Kembali lagi, keluarkanlah yang masih memiliki iman seberat dinar.”
Maka dikeluarkanlah orang mukmin banyak sekali yang disiksa di neraka. Kemudian mereka melapor, ”Wah AI Tuhan kami, kami tidak meninggalkan seorangpun orang yang Engkau perintahkan untuk dientas…” (HR. Muslim no. 183)

Sahabat sahabatku?! 

Nanti di akhirat kalau sahabat sahabat tidak melihat  saya di syurga tolong cari saya. 

Selamat Hari Jum'at.

Jumat, 23 Juli 2021

Malaikat Penjaga

Quran Surat Al-Hadid Ayat 22

مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِىٓ أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَآ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌ
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.

Attaubah 51

قُلْ لَّنْ يُّصِيْبَنَآ اِلَّا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَنَاۚ هُوَ مَوْلٰىنَا وَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ

Katakanlah (Muhammad), “Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah bertawakallah orang-orang yang beriman.”

Arra'du 11

لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ

Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia

Ketika membahas ayat di atas, al-Hafidz Ibu Katsir menyebutkan hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ مَلاَئِكَةٌ بِاللَّيْلِ وَمَلاَئِكَةٌ بِالنَّهَارِ وَيَجْتَمِعُونَ فِى صَلاَةِ الْفَجْرِ وَصَلاَةِ الْعَصْرِ ثُمَّ يَعْرُجُ الَّذِينَ بَاتُوا فِيكُمْ فَيَسْأَلُهُمْ رَبُّهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِى فَيَقُولُونَ تَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ وَأَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّون

“Para Malaikat dimalam dan siang hari silih berganti mengawasi kalian, dan mereka berkumpul pada saat shalat Subuh dan shalat Ashar, kemudian para malaikat yang mengawasi kalian semalam suntuk naik (ke langit). Allah menanyakan kepada mereka, padahal Dia lebih mengetahui dari mereka, “Dalam keadaan apakah kalian tinggalkan hamba-hamba-Ku?” Mereka menjawab, “Kami tinggalkan mereka dalam keadaan mengerjakan shalat” (HR. Ahmad 8341, Bukkhari 555, Muslim 1464 dan yang lainnya).

Al-Hafidz Ibnu Katsir mengatakan,

للعبد ملائكة يتعاقبون عليه، حَرَس بالليل وحَرَس بالنهار، يحفظونه من الأسواء والحادثات، كما يتعاقب ملائكة آخرون لحفظ الأعمال من خير أو شر، ملائكة بالليل وملائكة بالنهار

Bagi setiap hamba ada malaikat yang silih berganti menjaga di waktu malam dan di waktu siang. Mereka menjaga manusia dari setiap kejahatan dan kecelakaan. Sebagaimana ada malaikat lain yang menjaga amal manusia, yang baik maupun yang buruk, ada yang menjaga siang dan malam.

Malaikat tidak meninggalkan manusia kecuali dalam dua keadaan

إِيَّاكُمْ وَالتَّعَرِّيَ ، فَإِنَّ مَعَكُمْ مَنْ لَا يُفَارِقُكُمْ إِلَّا عِنْدَ الْغَائِطِ ، وَحِينَ يُفْضِي الرَّجُلُ إِلَى أَهْلِهِ ، فَاسْتَحْيُوهُمْ وَأَكْرِمُوهُمْ (رواه الترمذي، رقم 2800)

“Hendaknya kalian tidak telanjang, karena bersama kaliau ada makhluk yang tidak berpisah dari kalian kecuali ketika dia buang air dan ketika seorang suami berhubungan badan dengan isterinya. Malulah dengan mereka dan muliakanlah mereka.” (HR. Tirmizi, no. 2800)

Malaikat pencatat
ذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ

“(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri”. (QS. Qaf : 17)

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir”(QS. Qaf : 18).

Tiga rumah yang tidak dimasuki Malaikat

Hal ini didasarkan pada hadits sahih riwayat Abu Thalhah RA, bahwa Rasulullah bersabda: 

عَنْ أبي طَلْحَةَ رضي الله عنه  أنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَال: لا تَدْخُلُ المَلائِكَةُ بَيْتًا فِيهِ كَلْبٌ وَلا صُورَةٌ

"Malaikat tidak mau masuk rumah yang didalamnya ada anjing dan patung" (HR Bukhari dan Muslim). Yang dimaksud malaikat di sini tentu malaikat pembawa rahmat.

Kedua, rumah yang penghuninya tidak pernah membaca Alquran. Maka malaikat enggan bahkan meninggalkannya dan justru syetanlah yang sering berada di dekatnya. Dalam sebuah hadits riwayat Ibnu Sirin, dia mengatakan: 

عَنِ ابْنِ سِيرِينَ ، قَالَ : الْبَيْتُ الَّذِي يُقْرَأُ فِيهِ الْقُرْآنُ تَحْضُرُهُ الْمَلَائِكَةُ ، وَتَخْرُجُ مِنْهُ الشَّيَاطِينُ ، وَيَتَّسِعُ بِأَهْلِهِ ، وَيَكْثُرُ خَيْرُهُ ، وَالْبَيْتُ الَّذِي لَا يُقْرَأُ فِيهِ الْقُرْآنُ تَحْضُرُهُ الشَّيَاطِينُ ، وَتَخْرُجُ مِنْهُ الْمَلَائِكَةُ ، وَيَضِيقُ بِأَهْلِهِ ، وَيَقِلُّ خَيْرُهُ

"Sesungguhnya, rumah yang di dalamnya dibacakan Alquran, maka lapanglah penghuninya, banyak kebaikan, malaikat menghadirinya dan setan-setan meninggalkannya. Sebaliknya, rumah yang tak dibacakan Alquran, maka sempitlah penghuninya, sedikit kebaikannya, malaikat meninggalkannya dan setan-setan mendekatinya."

Ketiga, rumah yang di dalamnya ada istri yang memalingkan wajahnya dan suami tidak ridho dengannya. Bahkan malaikat melaknat istri tersebut apabila enggan untuk diajak berhubungan suami istri. Dalam hadits riwayat Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda:

وعن أبي هريرةَ رضي الله عنه قَالَ: قالَ رسولُ اللَّه ﷺ: إِذَا دعَا الرَّجُلُ امْرأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فلَمْ تَأْتِهِ فَبَات غَضْبانَ عَلَيْهَا؛ لَعَنتهَا الملائكَةُ حَتَّى تُصْبحَ

"Jika seorang suami mengajak istrinya untuk berhubungan, akan tetapi ia (istri) tidak memenuhi ajakan suami, hingga malam itu suaminya marah, maka ia (istri) mendapatkan laknat para Malaikat sampai subuh." (HR Muslim)


Senin, 19 Juli 2021

Khutbah idil Adha 1444 H

Assalamualaikum  waa rohmatulloohi wa barokaatuh

الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر
ألله أكبر كبيراً والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرةً وأصيلا لا إله إلا الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمدُ
اْلحَمْدُ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنسْتغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ. وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أنْ لاَ إلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ هَذَا الرَّسُوْلِ الْكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَمَّا بَعْدُ:
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
، . إعلموا أنّ هذا اليوم يوم عظيم لقد سرّفه الله بالتّضحيّة لقوله تعالى: 
إنّا أعطيناك الكوثر، فصلّ لربّك وانحــر، إنّ شانئك هو الأبتر.
1. PEMBUKAAN
-# Pandemi Covid 19
# Gempa bumi berlindung di Masjid, Tsunami berlindung di Masjid, Gunung meletus berlindung  di Masjid , pandemi covid  19 Masjid  disuruh tutup. 
# Attaubah ayat 18
اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ ۗفَعَسٰٓى اُولٰۤىِٕكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ
Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk
Hzxist qudsi
Dalam hadist Qudsi Alloh SWT telah berfirman : 

إِنِّي لَأَهِمُّ بِأَهْلِ الْأَرْضِ عَذَابًا، فَإِذَا نَظَرْتُ إِلَى عُمَّارِ بُيُوتِي وَإِلَى الْمُتَحَابِّينَ فِيَّ، وَإِلَى الْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ، صَرَفْتُ ذَلِكَ عَنْهُمْ"

 “Demi keagungan dan kebesaran-Ku, sesungguhnya Aku hendak menimpakan azab kepada penduduk bumi. tetapi apabila Aku memandang kepada orang-orang yang memakmurkan rumah-rumahKu dan memandang kepada orang-orang yang saling menyukai karena Aku, dan memandang kepada orang-orang yang memohon ampun di waktu sahur, maka Aku palingkan azab itu dari mereka”

2. HARI RAYA
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر ولله الحمد
Maasirol muslimin rohimakumulloh
Hari Raya Idul Adha adalah salah satu dari dua hari raya milik umat Islam. Kedua hari tersebut dirayakan dengan saling memberi dan menghidangkan makanan; sehingga berpuasa pada waktu itu dilarang secara syar'i. Ada kegembiraan umat Islam di sana. Ada pula gerakan berdimensi ekonomi-sosial; zakat dan kurban. Ada silaturahim yang khusyu' dan haru.
Kedua hari raya tersebut, dirayakan dalam bentuk ibadah yang komprehensif: individual-sosial, mikro-makro, tidak ada dikotomi perbedaan kaya-miskin, tua-muda, berpangkat maupun tanpa pangkat, berilmu maupun awam; kesemuanya sholat dalam satu tempat yang sama. Mendengarkan pesan-pesan agung dari Allah dan Rasul-Nya yang disampaikan oleh khatib. Merenungkan hikmah ilahiyah dalam setiap prosesi ibadah, tenggelam dalam takbir, tahmid dan tahlil serta beragam pujian kepada sang Khalik.
عن أنس قال: "قدم رسول اللَّه -صلى اللَّه عليه وسلم- المدينة، ولهم يومان يلعبون فيهما، فقال: ما هذان اليومان؟ قالوا: كنا نلعب فيهما في الجاهلية، فقال رسول اللَّه -صلى اللَّه عليه وسلم-: إن اللَّه عز وجل قد أبدلكم بهما خيرًا منهما، يومَ الأضحى، ويوم الفطر[2]
“Dari Anas bin Malik dia berkata, orang jahiliyah mempunyai dua  hari raya tiap tahun untuk bermain main. Setelah Rosululloh datang ke Medinah  beliau bersabda:” kalian dulu memiiki dua hari raya untuk bergembira,  sungguh Alloh swt telah menggantinya  dengan yang lebih baik dari keduanya  yaitu  Idil Fitri dan idil Adha (Qurban).

3. SEJARAH QURBAN
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر ولله الحمد
Maasirol muslimin rohimakumulloh
Umur ibadah kurban adalah setua sejarah manusia itu sendiri. Berkurban sejatinya merupakan fitrah manusia yang bersumber dari perintah Allah; dan tidak boleh didasari hawa nafsu.

1. Anak nabi Adam,  Qabil dan Habil diperintah berkurban. 
Ini terjadi karena Qabil yang mempunyai kembaran yang cantiktidak mau dinikahkan dengan kembaran Habil yang kurang cantik. Inilah suatu bukti ilmiah bahwa qurban ada yang diterima dan ada yang  ditolak. Dan disini pula terjadi pembubuhan  pertama manusia di muka bumi

Berdasarkan wahyu dari Allah SWT, Nabi Adam AS memerintahkan keduanya untuk berkurban. Siapa yang diterima kurbannya maka dialah yang berhak atas keutamaan (menikahi saudara kembarnya Qabil yang cantik).

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ ابْنَيْ اٰدَمَ بِالْحَقِّۘ اِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ اَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْاٰخَرِۗ قَالَ لَاَقْتُلَنَّكَۗ قَالَ اِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّٰهُ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ
 Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain(Qabil). Ia berkata (Qabil):"Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil:"Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertaqwa". (QS. Al Maidah: 27)

Qabil punya saudara kembar Iqlimiya yang berparas cantik. Sedangkan, Habil punya pasangan kembar Layudha berparas kurang menarik.

Ketika Nabi Adam AS hendak menikahkan mereka (Habil dengan Iqlimiya dan Qabil dengan Layudha) proteslah Qabil dan membangkang karena saudara kembar Habil jelek dan saudara kembarnya sendiri cantik. 
Sehingga Qabil menginginkan saudara kembarnya tersebut untuk dia sendiri lantaran merasa lebih berhak atas saudara kembarnya.

Qabil adalah seorang petani. Ketika diperintahkan berkurban maka dia berkurban dengan seikat gandum. Dia pilih gandum yang jelek dari tanamannya. Dia tidak peduli apakah kurbannya diterima atau tidak karena rasa sombong dan dengki sudah menguasainya.

Sedangkan Habil seorang peternak kambing, dia memilih kambing yang muda lagi gemuk untuk berkurban. Dia berkeinginan agar kurbannya diterima di sisi Allah Ta’ala. 

Setelah kurban keduanya dipersembahkan, Allah Ta’ala menurunkan api berwarna putih dan dengan izin Allah api itu membawa kurban Habil (sebagai tanda bahwa kurbannya diterima) dan meninggalkan kurban Qabil).

Al-Qurthubi menukil dari Sa’id bin Jubair rahimahullah dan lainnya bahwa kambing itu diangkat ke surga dan hidup di sana hingga diturunkan lagi ke bumi untuk dijadikan tebusan bagi Nabi Ismail AS ketika hendak disembelih oleh Nabi Ibrahim AS. Wallahu a’lam

Dalam Islam, berkurban harus lillahi ta'ala. Karena menjalankan perintah Allah; dan selalu atas perintah Allah. Karena secara literal, kata 'kurban' (ق-ر-ب) juga memiliki arti 'mendekat'.

 Dari sinilah, kurban memang ditentukan sebagai ibadah yang di antaranya fungsinya adalah mendekatkan diri kepada Allah. Bagi yang telah memenuhi kriteria, terlebih lagi mampu sangat dilazimkan untuk berkurban; bahkan jika menolak diancam tidak mendekati tempat sholat umat muslim:

(( مَنْ وَجَدَ سَعَةً فَلَمْ يُضَحِّ فَلا يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا. ))
“Barang siapa mendapatkan kelapangan tetapi tidak berqurban, maka janganlah dia mendekati tempat shalat kami. (Ibnu Majah 3123)

Tentang hukum kurban, Allah SWT Berfirman: dalam surah Alhajj (22):34-35.

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنسَكًا لِّيَذْكُرُوا۟ ٱسْمَ ٱللَّهِ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّنۢ بَهِيمَةِ ٱلْأَنْعَٰمِ ۗ فَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ فَلَهُۥٓ أَسْلِمُوا۟ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُخْبِتِينَ
 Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)(Al Hajj 34-35)

Alkautsar (108): 1-3
Surah Al-Kautsar

بِسْــــــــــــــــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِـــــــــــــــــــــــيمِ
(1) Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ  

(2) Maka laksanakanlah sholat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri pada Allah). فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ  

(3) Sungguh, orang-orang yang membencimu, dialah yang terputus (dari rahmat Allah). إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ 

Hukum menyembelih qurban adalah sunah muaqaddah. Yang sampai kepada Alloh adalau taqwa


2. Generasi selanjutnya, Nabi Ibrahim ( Nabi yang ke 6) juga berkurban. 
 Perintah Alloh untuk berqurban datang melalui mimpi bahwa Nabi Ibrahim diminta untuk menyembelih buah hati kesayangannya Ismail yang dia dapatkan setelah usia renta. 

Ibrahim bingung dan sedih karena akan kehilangan buah hati yang telah lama dinanti sebagai penerus keturunan dan risalahnya.  Kerena  ini perintah Alloh tekad dibulatkan dan Nabi Ibrahim mengajak  anaknya Ismail berdiskusi

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَابُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَاأَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!" Dia (Ismail) menjawab, "Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar." (Q.S. al-Shaffat 37:102)

Setelah diskusi mereka berjalan menuju tempat penyembelihan  dan dijalan digoda oleh syetan. Tapi berduanya tetap teguh pendirian dan akhirnya syetan pergi seyelah dilempar dengan batu 3 kali yang sekarang menjadi salah satu prosesi ibadah haji  yaitu melempar  jumroh 3 kali yaitu ula,  wustho, dan aqobah
Ismail usul agar pisau yang digunakan diasah sangat tajam dan menup matanya.

الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر ولله الحمد
Maasirol muslimin rohimakumulloh
Ketika pisau  sudah menyentuh leher Ismail ternyata yang bersuara adalah kibasy dan mengucur pula darahnya, kemudian terdengar suara Wahai Ibrahim, Engkau telah membenarkan (mengerjakan) perintah!; demikianlah Kami memberi ganjaran (mengganti Ismail dengan kambing) bagi orang yang berbuat kebaikan."

فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ # وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَاإِبْرَاهِيمُ # قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ # إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ # وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ
103. Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (untuk melaksanakan perintah Allah).
104. Lalu Kami panggil dia, "Wahai Ibrahim (
105. sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu." Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
106. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata
107. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar
Q.S. al-Shaffat 37:103-107)

الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر ولله الحمد
 Maasirol muslimin rohimakumulloh

3. Generasi ke-3 adalahNabi Musa ( Nabi ke 14) pun diperintah berkurban. 
Yang dijadikan kurban sembelihan adalah sapi; yang mana kala itu melambangkan sesembahan Bani Israil yang dibuat oleh Samiri. Dan juga untuk mengungkap peristiwa pembunuhan. Bukan melaksanakan, mereka 'ngeles' (berpaling) secara akademis: 'sapi yang bagaimana? Warnanya apa?' bahkan setelah ditemukan sapi dengan kriteria tersebut; masih ngeles: 'sapinya masih meragukannya.

Ternyata sapi dengan ciri ciri yang telah disampaikan oleh Nabi Musa A.S adalah sapi warisan seorang pemuda sholeh yang yatim . Sapi itu bersama  Mudzahhabah  karena keindahan  dan kejernihannya (sangat bagus).

 Pemuda ini  membagi malam menjadi tiga bagian sepertiganya untuk untuk tidur, sepertiga  untuk ibadah  dan sepertiga untuk duduk  dekat ibunya.

Siang hari dia mencari kayu bakar untuk di jual. Hasilnya dibagi 3, sepertiga untuk dimakan, sepertiga untuk sedekah dan sepertiga untuk ibunya.

Walaupun penuh keraguan akhirnya bani israil membeli sapi betina anak sholeh ini dibeli dengan emas  sepenuh kulitnya dan disembelih. 

Setelak disembelih mereka memukulkan bagia  dari sapi qurban tsb kepada yang dibunuh, seketika itu juga dengan izin Alloh mayit tersebut bangun degan leher masih berdarah dan menyebutkan nama pembunuhnya. Dan akhirnya si pembunuh terhalang untuk mendapatkan  warisan. 

Karena kelakuannya ini hingga sekarang, bani Israil yang sering disebut Yahudi dan Nasrani; memang tidak pernah suka melihat keikhlasan seorang muslim yang berkurban:

وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا نَصِيرٍ
Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).” Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan. (Q.S. albaqoroh 120)

الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر ولله الحمد
Ibadah kurban memang menekankan latihan ketaqwaan. 
Mengikhlaskan sebagian harta demi kepentingan umat. 
Menyembelih egoisme dan ketamakan. Memotong kuasa setan dalam aliran darah manusia; yang secara simbolis dilambangkan dengan memotong hewan kurban. Yang terpenting, kesemuanya bernilai ibadah; sosial maupun individual. 

Utamanya, bahwa yang diterima Allah dari kurban adalah ketaqwaan; bukan darah atau dagingnya.
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ كَذَلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ #
.
Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demi-kianlah Dia menundukkannya untuk-mu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu  . Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.Q.S. al-Hajj 22:37) 
  
4. KESIMPULAN
Dari kisah Nabi  Ibrahim 
1. Adanya  hubungan yang sangat  harmonis  antara orang tua dan anaknya dimana Nabi Ibrahim ketika bermimpi menyembelih anaknya dia bertanya dulu kepada Ismail anaknya tentang mimipi itu. Nabi Ibrahim tidak egois walaupun mimpi para nabi adalah wahyu.
2. Ismail sebagai anak yang sholeh menjawab dengan tegas dan penuh keyakinan kalau itu perintah Alloh swt maka laksanakanlah jangan ragu ragu.
3. Ibadah qurban adalah wujud ketaqwaan kita kepada Alloh swt, karena darah dan daging tidak sampai kepada Alloh, tapi yang sampai adalah taqwa kita.
4. Penyembelihan hewan qurban pada hakekatnya adalah untuk mentembelih sifat kebinatangan pada diri kita seperti rakus, serakah, suka menyerang orang lain dll
5. Hewan qurban yang diterima adalah hewan yang bagus , tidak pecak matanya, tidak pincang kakinya, tidak terlalu kurus  dan tidak dalam keadaan sakit


6. DU'A






*"MASJID BUKANLAH SUMBER WABAH PENYAKIT"*By ‎: ‏M. ‏Zakaria Al Anshori ‎(Alumnus Ribat Madinah) ‏Masjid adalah salah satu alat atau media untuk bermunajat dan beribadah kepada Alloh SWT, ‏salah satu cara untuk memakmurkan atau meramaikan masjid adalah melakukan ritual keagamaan, ‏seperti ‎: ‏pengajian, ‏pembacaan sholawat, ‏iktikaf dan sholat berjamaah. ‏Hal ini sebagaiamana yang Alloh SWT jelaskan dalam Al Qur'an surat At-Taubah ayat ‎18 : إنما يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ *"Sesunguhnya orang orang yang memakmurkan masjid-masjid Alloh hanyalah orang-orang yang beriman kepada Alloh dan hari kemudian, ‏serta tetap mendirikan salat, ‏menunaikan zakat, ‏dan tidak takut ‎(kepada siapa pun) ‏selain kepada Alloh. ‏Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk dari Alloh SWT"* ‏Dalam salah satu hadist yang diriwayatkan oleh Al Imam Turmudzi dan Imam Hakim ‎: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِذَا رَأَيْتُمُ الرَّجُلَ يَعْتَادُ الْمَسْجِدَ فَاشْهَدُوا لَهُ بِالْإِيمَانِ؛ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: {إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ}Sssungguhnya Rasululloh SAW telah bersabda ‎: *"Apabila kalian melihat seorang lelaki biasa pergi ke masjid, ‏maka saksikanlah oleh kalian bahwa dia beriman. ‏Alloh SWT telah berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian.”* ‏Dalam riwayat yang lain dari sahabat Anas bin Malik ‎: قال رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّمَا عُمَّارُ المساجد هم أهل الله"Rasululloh telah bersabda ‎:  *"Sesungguhnya orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid itu adalah orang-orang yang beriman kepada Alloh SWT."* ‏Sungguh Ironi memang ketika ada sebagian kelompok dari kalangan Ummat Islam sendiri memberikan pemahaman bahwa salah satu sumber penyakit itu diantaranya adalah tempat ibadah salah satunya adalah ‎*MASJID*. ‏Tentu hal ini bertolak belakang dengan apa yang disampaikan oleh Rosululloh dalam satu hadist marfu' ‏yang telah di nukil dari kitab Tafsir Ibnu Kastir ‎: إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ عَاهَةً، نَظَرَ إِلَى أَهْلِ الْمَسَاجِدِ، فَصَرَفَ عَنْهُمْ" *Apabila Alloh menghendaki azab atas suatu kaum, ‏maka Dia memandang kepada ahli masjidnya ‎(orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid); ‏maka Alloh berpaling dari mereka ‎(tidak jadi mengazab mereka).* ‏Dalam hadist Qudsi Alloh SWT telah berfirman ‎: إِنِّي لَأَهِمُّ بِأَهْلِ الْأَرْضِ عَذَابًا، فَإِذَا نَظَرْتُ إِلَى عُمَّارِ بُيُوتِي وَإِلَى الْمُتَحَابِّينَ فِيَّ، وَإِلَى الْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ، صَرَفْتُ ذَلِكَ عَنْهُمْ" *"Demi keagungan dan kebesaran-Ku, ‏sesungguhnya Aku hendak menimpakan azab kepada penduduk bumi. ‏tetapi apabila Aku memandang kepada orang-orang yang memakmurkan rumah-rumahKu dan memandang kepada orang-orang yang saling menyukai karena Aku, ‏dan memandang kepada orang-orang yang memohon ampun di waktu sahur, ‏maka Aku palingkan azab itu dari mereka."* ‏Bahkan ‎1400 ‏tahun yang lalu Rosululloh SAW telah memberikan ‎*WARNING* ‏terhadap kelompok² ‏atau orang² ‏yang ingin memisahkan Ummat Islam dengan masjid, ‏yang telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad ‎: عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ؛ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنَّ الشَّيْطَانَ ذِئْبُ الْإِنْسَانِ، كَذِئْبِ الْغَنَمِ يَأْخُذُ الشَّاةَ الْقَاصِيَةَ وَالنَّاحِيَةَ، فَإِيَّاكُمْ وَالشِّعَابَ، وَعَلَيْكُمْ بالجماعة والعامة والمسجد" ‏Dari sahabat Mu'az ibnu Jabal, ‏Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW telah bersabda ‎: *"Sesungguhnya setan itu adalah serigala manusia, ‏sama halnya dengan serigala kambing ‎: ‏ia memangsa kambing yang jauh dan kambing yang memisahkan diri. ‏Karena itu, ‏hati-hatilah kalian terhadap perpecahan, ‏berpeganglah kalian kepada jamaah ‎(persatuan), ‏publik, ‏dan masjid"* ‏Hadist ini dikatakan oleh Imam Ibnu Asyakir bahwa hadist ini adalah ‎*Ghorib*, ‏akan tetapi meskipun hadist berpredikat Ghorib tapi bukan berarti hadist tersebut adalah hadist Maudhu', ‏dan apa yang di sampaikan oleh Rosululloh SAW dalam hadist tersebut sungguh uda terjadi di akhir zaman sekarang ini.*Catatan ‎:* ‏Dalam ajaran Islam sendiri, ‏mengajarkan kepada Ummat Islam untuk dalam keadaan bersuci dan bersih ketika masuk kedalam masjid, ‏jauh sebelum adanya istilah ‎*Prokes*..والله المستعان

*"MASJID BUKANLAH SUMBER WABAH PENYAKIT"*

By : 
M. Zakaria Al Anshori 
(Alumnus Ribat Madinah)

  Masjid adalah salah satu alat atau media untuk bermunajat dan beribadah kepada Alloh SWT, salah satu cara untuk memakmurkan atau meramaikan masjid adalah melakukan ritual keagamaan, seperti : pengajian, pembacaan sholawat, iktikaf dan sholat berjamaah.

  Hal ini sebagaiamana yang Alloh SWT jelaskan dalam Al Qur'an surat At-Taubah ayat 18 : 
إنما يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ

  *"Sesunguhnya orang orang yang memakmurkan masjid-masjid Alloh hanyalah orang-orang yang beriman kepada Alloh dan hari kemudian, serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Alloh. Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk dari Alloh SWT"*

  Dalam salah satu hadist yang diriwayatkan oleh Al Imam Turmudzi dan Imam Hakim : 

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِذَا رَأَيْتُمُ الرَّجُلَ يَعْتَادُ الْمَسْجِدَ فَاشْهَدُوا لَهُ بِالْإِيمَانِ؛ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: {إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ}

Sssungguhnya Rasululloh SAW telah bersabda : *"Apabila kalian melihat seorang lelaki biasa pergi ke masjid, maka saksikanlah oleh kalian bahwa dia beriman. Alloh SWT telah berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian.”*

  Dalam riwayat yang lain dari sahabat Anas bin Malik : 

قال رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّمَا عُمَّارُ المساجد هم أهل الله"

Rasululloh telah bersabda : 
  *"Sesungguhnya orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid itu adalah orang-orang yang beriman kepada Alloh SWT."*

  Sungguh Ironi memang ketika ada sebagian kelompok dari kalangan Ummat Islam sendiri memberikan pemahaman bahwa salah satu sumber penyakit itu diantaranya adalah tempat ibadah salah satunya adalah *MASJID*. Tentu hal ini bertolak belakang dengan apa yang disampaikan oleh Rosululloh dalam satu hadist marfu' yang telah di nukil dari kitab Tafsir Ibnu Kastir : 

إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ عَاهَةً، نَظَرَ إِلَى أَهْلِ الْمَسَاجِدِ، فَصَرَفَ عَنْهُمْ"

 *Apabila Alloh menghendaki azab atas suatu kaum, maka Dia memandang kepada ahli masjidnya (orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid); maka Alloh berpaling dari mereka (tidak jadi mengazab mereka).*

  Dalam hadist Qudsi Alloh SWT telah berfirman : 

إِنِّي لَأَهِمُّ بِأَهْلِ الْأَرْضِ عَذَابًا، فَإِذَا نَظَرْتُ إِلَى عُمَّارِ بُيُوتِي وَإِلَى الْمُتَحَابِّينَ فِيَّ، وَإِلَى الْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ، صَرَفْتُ ذَلِكَ عَنْهُمْ"

   *"Demi keagungan dan kebesaran-Ku, sesungguhnya Aku hendak menimpakan azab kepada penduduk bumi. tetapi apabila Aku memandang kepada orang-orang yang memakmurkan rumah-rumahKu dan memandang kepada orang-orang yang saling menyukai karena Aku, dan memandang kepada orang-orang yang memohon ampun di waktu sahur, maka Aku palingkan azab itu dari mereka."*

  Bahkan 1400 tahun yang lalu Rosululloh SAW telah memberikan *WARNING* terhadap kelompok² atau orang² yang ingin memisahkan Ummat Islam dengan masjid, yang telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad : 

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ؛ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنَّ الشَّيْطَانَ ذِئْبُ الْإِنْسَانِ، كَذِئْبِ الْغَنَمِ يَأْخُذُ الشَّاةَ الْقَاصِيَةَ وَالنَّاحِيَةَ، فَإِيَّاكُمْ وَالشِّعَابَ، وَعَلَيْكُمْ بالجماعة والعامة والمسجد"

   Dari sahabat Mu'az ibnu Jabal, Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW telah bersabda : 

   *"Sesungguhnya setan itu adalah serigala manusia, sama halnya dengan serigala kambing : ia memangsa kambing yang jauh dan kambing yang memisahkan diri. Karena itu, hati-hatilah kalian terhadap perpecahan, berpeganglah kalian kepada jamaah (persatuan), publik, dan masjid"*

  Hadist ini dikatakan oleh Imam Ibnu Asyakir bahwa hadist ini adalah *Ghorib*, akan tetapi meskipun hadist berpredikat Ghorib tapi bukan berarti hadist tersebut adalah hadist Maudhu', dan apa yang di sampaikan oleh Rosululloh SAW dalam hadist tersebut sungguh uda terjadi di akhir zaman sekarang ini.

*Catatan :*

   Dalam ajaran Islam sendiri, mengajarkan kepada Ummat Islam untuk dalam keadaan bersuci dan bersih ketika masuk kedalam masjid, jauh sebelum adanya istilah *Prokes*..

والله المستعان

Jumat, 18 Juni 2021

perusak amal sholeh


Perusak Pahala Amal Saleh
Assalaamu’alaikum Wr Wb

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ وَبَدَأَ خَلْقَ الإنْسَانِ مِنْ طِينٍ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Mengawali khutbah ini marilah kita selalu bersyukur kepada Allah swt. Dengan kita selalu bersyukur mudah-mudahan Allah swt. akan menambah nikmat-Nya kepada kita menjadi lebaik baik dan lebih banyak lagi. Aamiin. Shalawat serta salam semoga senantiasa Allah limpahkan kepada Rasulillah Muhammad saw. beserta seluruh keluarga dan sahabatnya serta para pengikutnya. Selanjutnya saya berwasiat untuk diri saya dan juga kepada para jamaah sekalian mari secara terus menerus selalu memperbarui dan meningkatkan kuantitas maupun kualitas amal ibadah, keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt.

Jama’ah sidang shalat jumat yang dirahmati Allah swt.
Bagi umat Muslim, amal saleh adalah tabungan akhirat yang harus dipersiapkan sedikit demi sedikit.

Dan ini bukanlah hal yang mudah karena ternyata amal saleh yang sudah susah payah kita kumpulkan bisa rusak bahkan hilang.

Mari kita simak firman Allah swt. di dalam QS: Muhammad (47): 33

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَلا تُبْطِلُوا أَعْمَالَكُمْ

Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu.

Ayat di atas secara jelas memberi peringatan kepada orang-orang yang beriman agar jangan sampai mereka merusak dan bahkan menghilangkan pahala amal kebaikan (amal shaleh) yang telah dilakukannya. Alangkah ruginya seseorang ketika di dunia ini telah banyak melakukan amal shaleh yang disangkanya berpahala banyak, tapi ternyata di akhirat pahala amal shaleh yang diidam-idamkannya itu musnah semua. Simak Qs: Al-Kahfi (18): 103

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالأخْسَرِينَ أَعْمَالا الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ
Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?“Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.

Jama’ah shalat Jum’at yang berbahagia,
lantas apa saja yang dapat menyebabkan musnahnya pahala amal shaleh seseorang dalam kehidupan ini ? Paling tidak ada empat perbuatan, yaitu :

Pertama, kekufuran,
yaitu sikap menolak dan menentang ajaran Allah (ad-din al Islam).
Sikap kekufuran terbagi menjadi tiga, yaitu :
1. Menolak untuk memeluk agama Islam dan justru memeluk agama selain Islam. Hal itu menyebabkan semua amal kebaikannya tidak diterima oleh Allah swt.
simak QS: Ali Imran (3): 85)
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Barang siapa mencari agama
selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.

2. Murtad dari agama Islam yang mana hal itu menyebabkan semua ama shalehnya ketika masih Islam menjadi terhapus

Simak QS: al-Baqarah (2): 217

وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya

3.Ingkar terhadap adanya hari akhir serta menolak ayat-ayat al-Qur’an yang juga menyebabkan Allah menghapus pahala kebaikannya

simak QS: Al-Kahfi (18): 104.

أُولَئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ وَلِقَائِهِ فَحَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَلا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا

Mereka itu orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kafir terhadap) perjumpaan dengan Dia. Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.

Kedua, kemusyrikan yaitu sikap menduakan Allah swt. dengan makhluk-Nya dalam hal penyembahan dan kepatuhan serta ketaatan. Kemusyrikan ada dua yaitu
1.kemusyrikan yang secara nyata dalam bentuk penyembahan-penyembahan kepada selain Allah. Perbuatan itu dapat menyebabkan terhapusnya pahala kebaikan seseorang simak QS: az-Zumar (39): 

لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.

dan
2. kemusyrikan yang tersembunyi, yaitu sikap riya’. Sikap riya’ dapat menyebabkan amalan kebaikan seseorang tidak diberi nilai oleh Alah swt. seperti kisah tiga orang hamba yang beramal shaleh cukup besar, yaitu bershadaqah/berinfak, berjihad sampai mati syahid dan mengajarkan al-Qur’an. Tapi karena niatannya bukan karena Allah maka mereka justru dimasukkan ke neraka.

Ketiga, kefasikan yaitu sikap atau perbuatan seseorang yang gemar melakukan kemaksiatan sementara dia tahu bahwa yang dilakukan itu adalah kemasiatan. Orang yang demikian biasanya juga melakukan amal-amal shaleh, tapi juga gemar berbuat maksiat sehingga amal shalehnya tidak bernilai di hadapan Allah swt.

Keempat, kefasadan yaitu sikap membuat kerusakan di bumi ini baik kerusakan alam amaupun kerusakan lingkungan sosial. Hidupnya di tengah-tengah masyarakat justru lebih banyak mendatangkan kemadharatan bagi orang lain.

Jama’ah shalat jum’at yang dirahmati Allah swt. semoga kita dapat dihindarkan dari perbuatan-perbuatan yang dapat merusak dan apalagi sampai memusnahkan pahala amal shaleh. Aamiin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ.

Khutbah kedua

الْحَمْدَ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ فِيْ سُنَتِهِ. مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ اِتَّقُوا اللهَ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ.

Kamis, 20 Mei 2021

doa untuk palestina

DOA UNTUK PALESTINA

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ الْمُسلِمِين

Ya Allah, muliakanlah Islam dan kaum Muslimin

اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَاننَاَ الْمُسلِمِين وَ المُجَاهِدِينَ فِي فِلِسْطِين

Ya Allah, tolonglah kaum Muslimin dan Mujahidin di Palestina

اللَّهُمَّ ثَبِّتْ إِيمَانَهُمْ وَ أَنْزِلِ السَّكِينَةَ عَلی قُلُوبِهِم وَ وَحِّدْ صُفُوفَهُمْ

Ya Allah, teguhkanlah Iman mereka dan turunkanlah ketenteraman di dalam hati mereka dan satukanlah barisan mereka

اللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ

Ya Allah, hancurkanlah kaum kuffar dan kaum musyrikin

اللَّهُمَّ دَمِّرِ الْيَهُود وَ شَتِّتْ شَمْلَهُم وَفَرِّقْ جَمْعَهُمْ

Ya Allah, binasakanlah kaum Yahudi dan cerai-beraikanlah kesatuan mereka

اللَّهُمَّ انْصُرْ المُجَاهِدِينَ عَلَى أَعْدَائِنَا أَعْدَاءَالدِّين

Ya Allah, menangkanlah kaum Mujahidin atas musuh kami musuh agama.
بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّحِمِينَ

dengan RahmatMu, Wahai Yang Maha Pengasih

وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ صلی الله عليه وسلم

Dan sampaikanlah Sholawat kami kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.. Aamiin

Jumat, 19 Februari 2021

Berapa lama kita tinggal di dunia?(Relativitas umur nenurut Al-Qur'an)


1.  (QS. Al Hajj: 47)
وَإِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ
“Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.”

2. (QS. Asajadah : 5)

يُدَبِّرُ الْأَمْرَ مِنَ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ ثُمَّ يَعْرُجُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ أَلْفَ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ

Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu

3. HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَدْخُلُ فُقَرَاءُ الْمُؤْمِنِينَ الْجَنَّةَ قَبْلَ الأَغْنِيَاءِ بِنِصْفِ يَوْمٍ خَمْسِمِائَةِ عَامٍ
“Orang beriman yang miskin akan masuk surga sebelum orang-orang kaya yaitu lebih dulu setengah hari yang sama dengan 500 tahun.” (HR. Ibnu Majah no. 4122 dan Tirmidzi no. 2353. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

4. QS Almukminun :112-114

 قالَ كَمْ لَبِثْتُمْ فِي الْأَرْضِ عَدَدَ سِنينَ َ
Alloh berfirman : Berapa bilangan tahun kamu berdiam di atas bumi?

 قالُوا لَبِثْنا يَوْماً أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ فَسْئَلِ الْعادِّينَ َ
Mereka menjawab: Kami telah berdiam di sana sehari atau se­tengah hari. Cobalah tanyakan kepada orang yang pandai menghitung.

 قالَ إِنْ لَبِثْتُمْ إِلاَّ قَليلاً لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Alloh berfirman : Tidaklah lama kamu berdiam di sana, hanya sedikit (sebentar saja), kalau kamu mengtahui.

Ayat Quran dan hadist di atas menjelaskan kepada kita bahwa
1 hari di akhirat  =  1000 tahun di dunia

Mari kita hitung
1 hari di dunia = 24 jam
1 hari di akhirat = 1000 tahun.
Nabi Daud adalah orang yang umurnya paling panjang yaitu 950 tahun, anggap 1000 tahun
Jadi :
kalau kita hidup di dunia
1000 tahun = 24 jam akhirat,
500    tahun = 12 jam akhirat,
250.   tahun =    6 jam akhirat,
125    tahun =    3 jam akhirat,
62,5   tahun = 1,5 jam akhirat.

عن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إلَى السَّبْعِينَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوْزُ ذَلِكَ رواه الترمذي
5. HR At-Tirmidzi.

Artinya, “Dari Abu Hurairah RA. Ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Usia umatku (umumnya berkisar) antara 60 sampai 70 tahun.
Jarang sekali di antara mereka melewati (angka) itu.’” (HR At-Tirmidzi).

Jadi kalau rata rata umur manusia 63 tahun seperti umur Rosululloh salalloohu alaihi wa salam, kita hidup di dunia hanya 1,5 jam akhirat.

فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?