Assalamualaikum waa rohmatulloohi wa barokaatuh
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر
ألله أكبر كبيراً والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرةً وأصيلا لا إله إلا الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمدُ
اْلحَمْدُ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنسْتغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ. وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أنْ لاَ إلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ هَذَا الرَّسُوْلِ الْكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَمَّا بَعْدُ:
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
، . إعلموا أنّ هذا اليوم يوم عظيم لقد سرّفه الله بالتّضحيّة لقوله تعالى:
إنّا أعطيناك الكوثر، فصلّ لربّك وانحــر، إنّ شانئك هو الأبتر.
1. PEMBUKAAN
-# Pandemi Covid 19
# Gempa bumi berlindung di Masjid, Tsunami berlindung di Masjid, Gunung meletus berlindung di Masjid , pandemi covid 19 Masjid disuruh tutup.
# Attaubah ayat 18
اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ ۗفَعَسٰٓى اُولٰۤىِٕكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ
Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk
Hzxist qudsi
Dalam hadist Qudsi Alloh SWT telah berfirman :
إِنِّي لَأَهِمُّ بِأَهْلِ الْأَرْضِ عَذَابًا، فَإِذَا نَظَرْتُ إِلَى عُمَّارِ بُيُوتِي وَإِلَى الْمُتَحَابِّينَ فِيَّ، وَإِلَى الْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ، صَرَفْتُ ذَلِكَ عَنْهُمْ"
“Demi keagungan dan kebesaran-Ku, sesungguhnya Aku hendak menimpakan azab kepada penduduk bumi. tetapi apabila Aku memandang kepada orang-orang yang memakmurkan rumah-rumahKu dan memandang kepada orang-orang yang saling menyukai karena Aku, dan memandang kepada orang-orang yang memohon ampun di waktu sahur, maka Aku palingkan azab itu dari mereka”
2. HARI RAYA
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر ولله الحمد
Maasirol muslimin rohimakumulloh
Hari Raya Idul Adha adalah salah satu dari dua hari raya milik umat Islam. Kedua hari tersebut dirayakan dengan saling memberi dan menghidangkan makanan; sehingga berpuasa pada waktu itu dilarang secara syar'i. Ada kegembiraan umat Islam di sana. Ada pula gerakan berdimensi ekonomi-sosial; zakat dan kurban. Ada silaturahim yang khusyu' dan haru.
Kedua hari raya tersebut, dirayakan dalam bentuk ibadah yang komprehensif: individual-sosial, mikro-makro, tidak ada dikotomi perbedaan kaya-miskin, tua-muda, berpangkat maupun tanpa pangkat, berilmu maupun awam; kesemuanya sholat dalam satu tempat yang sama. Mendengarkan pesan-pesan agung dari Allah dan Rasul-Nya yang disampaikan oleh khatib. Merenungkan hikmah ilahiyah dalam setiap prosesi ibadah, tenggelam dalam takbir, tahmid dan tahlil serta beragam pujian kepada sang Khalik.
عن أنس قال: "قدم رسول اللَّه -صلى اللَّه عليه وسلم- المدينة، ولهم يومان يلعبون فيهما، فقال: ما هذان اليومان؟ قالوا: كنا نلعب فيهما في الجاهلية، فقال رسول اللَّه -صلى اللَّه عليه وسلم-: إن اللَّه عز وجل قد أبدلكم بهما خيرًا منهما، يومَ الأضحى، ويوم الفطر[2]
“Dari Anas bin Malik dia berkata, orang jahiliyah mempunyai dua hari raya tiap tahun untuk bermain main. Setelah Rosululloh datang ke Medinah beliau bersabda:” kalian dulu memiiki dua hari raya untuk bergembira, sungguh Alloh swt telah menggantinya dengan yang lebih baik dari keduanya yaitu Idil Fitri dan idil Adha (Qurban).
3. SEJARAH QURBAN
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر ولله الحمد
Maasirol muslimin rohimakumulloh
Umur ibadah kurban adalah setua sejarah manusia itu sendiri. Berkurban sejatinya merupakan fitrah manusia yang bersumber dari perintah Allah; dan tidak boleh didasari hawa nafsu.
1. Anak nabi Adam, Qabil dan Habil diperintah berkurban.
Ini terjadi karena Qabil yang mempunyai kembaran yang cantiktidak mau dinikahkan dengan kembaran Habil yang kurang cantik. Inilah suatu bukti ilmiah bahwa qurban ada yang diterima dan ada yang ditolak. Dan disini pula terjadi pembubuhan pertama manusia di muka bumi
Berdasarkan wahyu dari Allah SWT, Nabi Adam AS memerintahkan keduanya untuk berkurban. Siapa yang diterima kurbannya maka dialah yang berhak atas keutamaan (menikahi saudara kembarnya Qabil yang cantik).
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ ابْنَيْ اٰدَمَ بِالْحَقِّۘ اِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ اَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْاٰخَرِۗ قَالَ لَاَقْتُلَنَّكَۗ قَالَ اِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّٰهُ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain(Qabil). Ia berkata (Qabil):"Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil:"Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertaqwa". (QS. Al Maidah: 27)
Qabil punya saudara kembar Iqlimiya yang berparas cantik. Sedangkan, Habil punya pasangan kembar Layudha berparas kurang menarik.
Ketika Nabi Adam AS hendak menikahkan mereka (Habil dengan Iqlimiya dan Qabil dengan Layudha) proteslah Qabil dan membangkang karena saudara kembar Habil jelek dan saudara kembarnya sendiri cantik.
Sehingga Qabil menginginkan saudara kembarnya tersebut untuk dia sendiri lantaran merasa lebih berhak atas saudara kembarnya.
Qabil adalah seorang petani. Ketika diperintahkan berkurban maka dia berkurban dengan seikat gandum. Dia pilih gandum yang jelek dari tanamannya. Dia tidak peduli apakah kurbannya diterima atau tidak karena rasa sombong dan dengki sudah menguasainya.
Sedangkan Habil seorang peternak kambing, dia memilih kambing yang muda lagi gemuk untuk berkurban. Dia berkeinginan agar kurbannya diterima di sisi Allah Ta’ala.
Setelah kurban keduanya dipersembahkan, Allah Ta’ala menurunkan api berwarna putih dan dengan izin Allah api itu membawa kurban Habil (sebagai tanda bahwa kurbannya diterima) dan meninggalkan kurban Qabil).
Al-Qurthubi menukil dari Sa’id bin Jubair rahimahullah dan lainnya bahwa kambing itu diangkat ke surga dan hidup di sana hingga diturunkan lagi ke bumi untuk dijadikan tebusan bagi Nabi Ismail AS ketika hendak disembelih oleh Nabi Ibrahim AS. Wallahu a’lam
Dalam Islam, berkurban harus lillahi ta'ala. Karena menjalankan perintah Allah; dan selalu atas perintah Allah. Karena secara literal, kata 'kurban' (ق-ر-ب) juga memiliki arti 'mendekat'.
Dari sinilah, kurban memang ditentukan sebagai ibadah yang di antaranya fungsinya adalah mendekatkan diri kepada Allah. Bagi yang telah memenuhi kriteria, terlebih lagi mampu sangat dilazimkan untuk berkurban; bahkan jika menolak diancam tidak mendekati tempat sholat umat muslim:
(( مَنْ وَجَدَ سَعَةً فَلَمْ يُضَحِّ فَلا يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا. ))
“Barang siapa mendapatkan kelapangan tetapi tidak berqurban, maka janganlah dia mendekati tempat shalat kami. (Ibnu Majah 3123)
Tentang hukum kurban, Allah SWT Berfirman: dalam surah Alhajj (22):34-35.
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنسَكًا لِّيَذْكُرُوا۟ ٱسْمَ ٱللَّهِ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّنۢ بَهِيمَةِ ٱلْأَنْعَٰمِ ۗ فَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ فَلَهُۥٓ أَسْلِمُوا۟ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُخْبِتِينَ
Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)(Al Hajj 34-35)
Alkautsar (108): 1-3
Surah Al-Kautsar
بِسْــــــــــــــــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِـــــــــــــــــــــــيمِ
(1) Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ
(2) Maka laksanakanlah sholat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri pada Allah). فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
(3) Sungguh, orang-orang yang membencimu, dialah yang terputus (dari rahmat Allah). إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
Hukum menyembelih qurban adalah sunah muaqaddah. Yang sampai kepada Alloh adalau taqwa
2. Generasi selanjutnya, Nabi Ibrahim ( Nabi yang ke 6) juga berkurban.
Perintah Alloh untuk berqurban datang melalui mimpi bahwa Nabi Ibrahim diminta untuk menyembelih buah hati kesayangannya Ismail yang dia dapatkan setelah usia renta.
Ibrahim bingung dan sedih karena akan kehilangan buah hati yang telah lama dinanti sebagai penerus keturunan dan risalahnya. Kerena ini perintah Alloh tekad dibulatkan dan Nabi Ibrahim mengajak anaknya Ismail berdiskusi
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَابُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَاأَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!" Dia (Ismail) menjawab, "Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar." (Q.S. al-Shaffat 37:102)
Setelah diskusi mereka berjalan menuju tempat penyembelihan dan dijalan digoda oleh syetan. Tapi berduanya tetap teguh pendirian dan akhirnya syetan pergi seyelah dilempar dengan batu 3 kali yang sekarang menjadi salah satu prosesi ibadah haji yaitu melempar jumroh 3 kali yaitu ula, wustho, dan aqobah
Ismail usul agar pisau yang digunakan diasah sangat tajam dan menup matanya.
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر ولله الحمد
Maasirol muslimin rohimakumulloh
Ketika pisau sudah menyentuh leher Ismail ternyata yang bersuara adalah kibasy dan mengucur pula darahnya, kemudian terdengar suara Wahai Ibrahim, Engkau telah membenarkan (mengerjakan) perintah!; demikianlah Kami memberi ganjaran (mengganti Ismail dengan kambing) bagi orang yang berbuat kebaikan."
فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ # وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَاإِبْرَاهِيمُ # قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ # إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ # وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ
103. Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (untuk melaksanakan perintah Allah).
104. Lalu Kami panggil dia, "Wahai Ibrahim (
105. sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu." Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
106. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata
107. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar
Q.S. al-Shaffat 37:103-107)
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر ولله الحمد
Maasirol muslimin rohimakumulloh
3. Generasi ke-3 adalahNabi Musa ( Nabi ke 14) pun diperintah berkurban.
Yang dijadikan kurban sembelihan adalah sapi; yang mana kala itu melambangkan sesembahan Bani Israil yang dibuat oleh Samiri. Dan juga untuk mengungkap peristiwa pembunuhan. Bukan melaksanakan, mereka 'ngeles' (berpaling) secara akademis: 'sapi yang bagaimana? Warnanya apa?' bahkan setelah ditemukan sapi dengan kriteria tersebut; masih ngeles: 'sapinya masih meragukannya.
Ternyata sapi dengan ciri ciri yang telah disampaikan oleh Nabi Musa A.S adalah sapi warisan seorang pemuda sholeh yang yatim . Sapi itu bersama Mudzahhabah karena keindahan dan kejernihannya (sangat bagus).
Pemuda ini membagi malam menjadi tiga bagian sepertiganya untuk untuk tidur, sepertiga untuk ibadah dan sepertiga untuk duduk dekat ibunya.
Siang hari dia mencari kayu bakar untuk di jual. Hasilnya dibagi 3, sepertiga untuk dimakan, sepertiga untuk sedekah dan sepertiga untuk ibunya.
Walaupun penuh keraguan akhirnya bani israil membeli sapi betina anak sholeh ini dibeli dengan emas sepenuh kulitnya dan disembelih.
Setelak disembelih mereka memukulkan bagia dari sapi qurban tsb kepada yang dibunuh, seketika itu juga dengan izin Alloh mayit tersebut bangun degan leher masih berdarah dan menyebutkan nama pembunuhnya. Dan akhirnya si pembunuh terhalang untuk mendapatkan warisan.
Karena kelakuannya ini hingga sekarang, bani Israil yang sering disebut Yahudi dan Nasrani; memang tidak pernah suka melihat keikhlasan seorang muslim yang berkurban:
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا نَصِيرٍ
Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).” Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan. (Q.S. albaqoroh 120)
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر ولله الحمد
Ibadah kurban memang menekankan latihan ketaqwaan.
Mengikhlaskan sebagian harta demi kepentingan umat.
Menyembelih egoisme dan ketamakan. Memotong kuasa setan dalam aliran darah manusia; yang secara simbolis dilambangkan dengan memotong hewan kurban. Yang terpenting, kesemuanya bernilai ibadah; sosial maupun individual.
Utamanya, bahwa yang diterima Allah dari kurban adalah ketaqwaan; bukan darah atau dagingnya.
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ كَذَلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ #
.
Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demi-kianlah Dia menundukkannya untuk-mu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu . Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.Q.S. al-Hajj 22:37)
4. KESIMPULAN
Dari kisah Nabi Ibrahim
1. Adanya hubungan yang sangat harmonis antara orang tua dan anaknya dimana Nabi Ibrahim ketika bermimpi menyembelih anaknya dia bertanya dulu kepada Ismail anaknya tentang mimipi itu. Nabi Ibrahim tidak egois walaupun mimpi para nabi adalah wahyu.
2. Ismail sebagai anak yang sholeh menjawab dengan tegas dan penuh keyakinan kalau itu perintah Alloh swt maka laksanakanlah jangan ragu ragu.
3. Ibadah qurban adalah wujud ketaqwaan kita kepada Alloh swt, karena darah dan daging tidak sampai kepada Alloh, tapi yang sampai adalah taqwa kita.
4. Penyembelihan hewan qurban pada hakekatnya adalah untuk mentembelih sifat kebinatangan pada diri kita seperti rakus, serakah, suka menyerang orang lain dll
5. Hewan qurban yang diterima adalah hewan yang bagus , tidak pecak matanya, tidak pincang kakinya, tidak terlalu kurus dan tidak dalam keadaan sakit
6. DU'A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar