Pages

Kamis, 28 Desember 2023

JUMLAH

1. Jumlah Ismiyah --------->  mubtada' + khobar
      mubtada adalah isim diawal kalimat, 
      khobar  adalah keterangan/berita yang menerangkan  mubtada
      contoh al muslimu shoolihun -------> al muslimu  --> mubtada', shoolihun ----> khobar.

2. Jumlah fi'liyah -----> fiil + faail
    fiil  adalah kata kerja 
    fail adalah pelaku atau subject 
    contoh hadhorol muslimu  --> hadhoro =  fiil, almuslimu = fail
    
KHOBAR

    # jjenis  khobar ada 3

     1. khobar mufrod, khobar yang berbentuk  isim  = mubtadanya
          contoh, al ilmu nafi'un, al ilmu  adalau mubtada', nafi'un adalah khobar 

      2. khobar  jumlah

      a. khobar jumlah ismiyah
         contoh, al masjidu baabuhu waasi'un, al masjidu = mubtada, baabuhu waasi'un = khobar. 
          baabuhu waasi'un  disebut khobar jumlah ismiyah,  karena baabu = mubtada  waasi'un = 
          khobarnya

      b. khobar jumlah fi'liyah     
          Contoh : 1. almuslimu  hadhoro 2. almuslimu yahduru. al muslimu, mubtada' dan hadhoro  
          dan yahdhuru khobar.  
          hadhoro dan yahdhuru disebut khabar  jumlah fi'liyah kerena  terdiri dari fiil dan  faail.
          pada hadhoro tanda failnya fathah, dan pada  yahdhuru tanta failnya ya.
   
      3.  khobar syibhul jumlah
          yaitu khabar yang menyerupai kalimat.
           
         a. jar dan isim majrur
             contoh: 1. alhamdu lillahi atau 2. lillahi mulkun, alhamdu dan mulkun  mubtada' dan 
              lillahi   = syibhul jumlah karena terdiri huruf jar li dan isim majrur Alloh. 
             
         b. zhorof dan mazhruf
             contoh:  1. arruju'u ba'dal ashri dan 2.tahtasy syajaroti rojulun
              arruju'u dan rojulun adalah mubtada'
              ba'dal ashri dan tahtasy syajaroti adalah khobar syibhul jumlah  karena terdiri dari zhorof
              (ba'da dan tahta) dan mazhruf ( ashri dan syajaroti)
      

Jumat, 29 September 2023

Tugas Rosul

Tugas Rusul


Perbedaan Maulid dan Maulid

 يَلِدُ لِدَةً وَمَوْلِدًا فهو وَالِدٌ وذاك مَوْلُوْدٌ لِدْ لَاتَلِدْ مَوْلِدٌ٢ مِيْلَادٌ

Maulid memiliki arti waktu kelahiran atau tempat kelahiran. Maulid Nabi berarti waktu kelahiran Nabi

Maulud artinya bayi yang dilahirkan. Maulud Nabi berarti bayi Nabi yang baru lahir

Milad memiliki arti waktu kelahiran seseorang.
Orang Arab menyebut hari natal dengan Ied al Milad
Malam Natal lailat al milad.

Bolehkah merayakan maulid

Ingatlah firman Allah subhanahu wa ta’ala:

Minggu, 30 Juli 2023

doa khatam quran

Ya Allah bukakanlah hikmahMu pada kami melaluiu AL QURAN
Bentangkanlah rahmatMu pada kami dg Alquran
Ingatkanlah kepada kami terhadap apa yang kami lupa dari ayat ayat ayatMu,
Ajarkanlah kepada kami ayat ayat yang sulit kami pahami
wahai dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan."

Ya Alloh sinarilah penglihatan kami dengan Alquran,
Kuatkanlah pen     dengaran kami ketika menengar Alquran
Lapangkan dada kami dengan Alquran
Jadikanlah seluruh jasad kami beramal dengan Alquran,
Jadikanlah lidah kami lancar dengan Alquran,
Perkuatlanlah ss hati kami dengan Alquran,
Percepatlah pemahaman kami dengan Alquran,
Perkuatlah ke azaman kami dengan Alquran,
Sembuhkanlah penyakit kami dengan membaca Alquran
tambahlah keimanan kami dengan Alquran
dan jadikanlah Alquran ini sebagai syafaat bagi kami di yaumil akhir

Senin, 17 Juli 2023

Menjawab pertanyaan di alam kubur

Sedih sekaligus bahagia ketika mendengar seorang saudara sekaligus sahabat yang meninggal dunia di Mekkah setelah menunaikan ibadah haji. 
Sedih karena salah satu saudara  sekaligus sahabat tempat berdiskusi dan berbagai idenya yang cemerlang sudah tidak ada lagi. 
Bahagia karena beliau meninggal di Mekkah setelah selesai menunaikan ibadah haji, In syaa Allah hajinya mabrur dan balasannya adalah syurga. 

الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ

 “Tidak ada balasan (yang pantas diberikan) bagi haji mabrur kecuali surga.” (HR Bukhari).

Kematian adalah penghentian permanen dari fungsi biologis yang menopang makhluk hidup dan tidak ada obatnya serta tidak ada dokter atau ahli setingkat professorpun yang bisa mengembalikan fungsi itu kepada keadaan semula. 

Oleh sebab itu bila kematian sudah menghampiri manusia maka tidak ada lagi panca indra dan anggota tubuh manusia yang berfungsi. 

Suatu hari saya ikut mengantar menguburkan jenazah di Pemakaman Cikutra. Setelah jenazah dimasukkan ke dalam liang lahad dan ditimbun dengan tanah maka duduklah seorang petugas pengurus jenazah membacakan "talkin"  didepan kuburan dengan menggunakan bahasa Sunda. 

Dia berkata: "Sebentar lagi akan malaikat Munkar dan Nakir bertanya kepadamu

Man rabbuka? Siapa Tuhanmu? Jawab olehmu  Tuhanku Alloh swt

Ma dinuka? Apa agamamu?Jawab olehmu agamaku Islam

Man nabiyyuka? Siapa Nabimu?Jawab olehmu Nabiku Muhammad saw

Ma kitabuka? Apa kitabmu?Jawab olehmu kitabku Al Qur an
 
Aina qiblatuka? Di mana kiblatmu?Jawab olehmu kiblat ku Ka'bah

Man ikhwanuka?Siapa saudaramu? Jawab olehmu Kaum muslimin dan muslimat adalah saudaraku

Setelah selesai upacara pemakaman saya pulang beriringan dengan orang yang tadi membacakan "talkin".

Kemudian saya bertanya kepada yang bersangkutan, " Maaf Pa saya mau bertanya., tadi bapak memberi nasehat kepada siapa?" 
Beliau menjawab:"Kepada yang baru saja meninggal dunia"

Lalu saya menjelaskan : "Pa, ketika manusia sudah meninggal dunia maka seluruh anggota tubuhnya termasuk panca indra sudak ada lagi yang berfungsi. Sebenarnya nasehat tadi buat yang hadir di pemakaman ini tapi sayang hanya sedikit yang mendengarkan dan kebanyakannya mengobrol".
Bapak ini terdiam. 

Pada waktu yang lain kita kembali mengantar jenazah ke tempat yang sama dan pulangnya kembali beriringan. 
Bapak yang membaca "talkin" berkata kepada saya:"Setelah saya renungkan dan saya resapkan, ternyata benar ucapan ustadz, bahwa 'talkin' yang saya bacakan adalah untuk orang yang masih hidup, dan tidak berguna buat yang sudah meninggal karena semua anggota tubuhnya tidak ada yang berfungsi lagi"

Maka yang bisa menjawab pertanyaan itu adalah amal sholih seseorang ketika dia masih hidup di dunia. 

Rosulloh Saw bersabda
يَتْبَعُ الميتَ ثلاثةٌ: أهْلُه ومَالُه وعَمَلُه، فيرجع اثنان ويَبْقى واحد: يرجع أهْلُه ومَالُه، ويبقى عَمَلُه».  
[صحيح] - [متفق عليه]

"Mayat itu akan diikuti oleh 3 perkara: keluarga, harta dan amalnya. Dua perkara akan pulang kembali, dan yang satu akan tinggal (bersamanya). Keluarga dan hartanya akan kembali, dan yang tinggal adalah amalnya.
Hadis sahih - Muttafaq 'alaih

Selamat kembali kepada Sang Khaliq pa Dedi Djuardiman... Allohummaghfirhu war hamhu WA afihi wa' Fu anhum

















Senin, 03 Juli 2023

ilmu Nahu

Jenis jenis huruf
Dalam ilmu nahwu, jenis huruf sendiri ada banyak.

Di antaranya sebagai berikut:

1. Huruf jar, contohnya:
مِنْ، اِلَى، عَنْ، عَلَى، فِي، رُبَّ، ب، ك، ل، واو، تاء.

2. Huruf athaf, seperti:
و، اَوْ، ثُمَّ، ف، اَمْ، بَلْ، لَا، حَتَّى، لَكِنْ.

3. Huruf nashob

Huruf nashob adalah jenis huruf yg berfungsi membuat fi’il mudhori’ menjadi manshub. Adapun tanda manshub pada fi’il mudh/ori’ adalah :
a. Fathah
b. Hilangnya NUN pd Al Af’al Al Khamsah.

Huruf nashob hanya berlaku pada fi’il (kata kerja) /fiil mudhori') dan tidak berlaku atau tdk bisa masuk ke dalam isim (kata benda).

Huruf hurufnya
@an/ tidak ada arti/bahwa
@lan/tidak ada
@idzan/kalau begitu/jika demikian
@kai/agar/supaya
@hatta/sampai/hingga
@ lam kai/supaya/untuk...liya'budullooh
@lam juhud, tidak ada arti berfungsi untuk menyangkal.... Biasanya didahului oleh kata... Maa kaana atau lam yakun...
Contoh
Lam yakunil laahu li yaghfiro lahum
Maa kaana lloohu liyu'azzabahum

4. Huruf jazm seperti
لَمْ، لَمَّا، اَلَمْ، اَلَمَّا، لَامُ الْاَمْرِ، لَامُ النَّاهِيَة.

5. Huruf naasikhah seperti
إِنَّ، أَنَّ، كَأَنَّ، لَكِنَّ، لَيْتَ، لَعَلَّ.

adalah huruf yang menashabkan mubtada’ dan merafa’kan khabar. Kemudian mubtada’ disebut dengan isim inna dan khabar menjadi khabar inna. Disebut huruf nasikhah karena inna dan teman-temannya mengubah keadaan mubtada’ khabar.

6. Huruf mashdar seperti
أَنْ، أَنَّ، مَا، كَيْ، لَوْ.

masdar ( kata benda abstrak) adalah isim ma’na  yang mengandung makna perbuatan yang tidak memiliki masa, tempat, dan zat. Dalam defenisi Arabnya kira-kira seperti berikut:

المصدر هو ما دل على معنى او حدث مجرد من الزمان والمكان و الذات

 Contoh:

أَحْمَدُ يَقْرَأُ اْلقُرْآنَ , قِرَاءَتُهُ جَيِّدَةٌ1

7. Huruf nida(kata seru) seperti
يَا، أَيَا، هَيَا، أَيْ، الْهَمْزةُ، وَا.

8. Huruf jawab seperti
نَعَمْ، اَجَلْ، بَلَى، لَا.

8. Huruf istifham 

Huruf istifham dalam bahasa arab antara lain adalah

Huruf هَلْ yang artinya adalah apakah

Huruf مَا yang artinya adalah apa

Huruf مَنْ yang artinya adalah siapa

Huruf مَتَی yang artinya adalah kapan

Huruf كَمْ yang artinya adalah berapa

Huruf كَيْفَ yang artinya adalah bagaimana

Huruf اَيْنَ yang artinya adalah dimana

Huruf اَيُّ yang artinya adalah bera

Jenis isim

1. Isim istifham(kata tanya)

#maa/apa
#man/siapa
#mataa/kapan
#aina/dimana
#annaa/bagaimana
#kaifa/bagaimana
#kam/berapa
#maadzaa/apakah, a, ayyu/apakah/yang mana

2.Isim syarath/isim yang diletakkan diantara dua kalimat

#maa/apa saja
#man/barangsiapa
#ainamaa/di/kemanapun
#haitsuma/dimanapun
#kullamaa/setiap kali

maa/man/ainamaa menjadikan dua fiil mudhori'

3.Isim zhorof/kata keterangan(zorof zaman dan zorof makan)

A. Zorof zaman (keterangan waktu)

#idz/ketika
#qobla/sebelum
#ba'du/sesudah
#al-aan/sekarang
#al yauma/hari ini

B. Zorof makan ( ketenangan tempat)
#haitsu/di mana
#baina/di antara
#wa roo-a/ di belakang
#'inda/di sisi

4. Isim isyaroh/kata penunjuk

A. Penunjuk dekat (ini)
#Mudzakar/haadzaa/haazaani/haa-ulaa-i
#muannats/haadzihi/haataani/haa-ulaa-i

B. Penunjuk jauh
#mudzakar/dzaalika/dzaanika/ulaa-ika
#muannats/tilka/taanika/ulaa-ika

5.Isim maushul/kata penghung

#mudzakkar/alladzii/alladzaani/alladziina
#muannats/allatii/allataani/allaatii,alla-i
(Alladziina, maa, man)

6.isim dhomir/kata ganti

#mutakallim/orang pertama/pembicara
#mukhotob/orang kedua/yg diajak bicara
#ghoib/orang ketiga/yang dibicarakan

A. Dhomir munfashil/berdiri sendiri
#huwa/hum/anta/antum/ana/nahnu
B. Dhomir muttashil/bersambung dg isim/fiil/huruf
#hu/hum/ka/kum/na/ya

7. Isim tafdlil/kata menyatakan lebih
@kabiirun/besar# akbar/ lebih besar,
@shoghjiurun/kecil#ashghoru/lebih kecil

8. Isim ma'rifah di awali alif lam
    Isim naqiroh diakhiri tanwin

Fail, naibul fail, dll

1. Fail (pelaku) adalah isim setelah fii maklum (kata aktif)

2. Naibul fail adalah isim setelah fiil majhul(kata fasif)

3. Maful bih (objek penderita) yg dikenai pekerjaan

4. Maful li ajlih isim yg digunakan untuk menerangkan sebab/guna pekerjaan dilakukan.... Dibuktikan dgbpertanyaan.. Limaa.. Karena/untuk/sebab apa

5. Maful fiih (dzorof) keterangan tempat/waktu

6. Hal isim yg menerangkan keadaan fail/maful bih.. Dibuktikan dg pertanyaan bagaimana/kah keadaan q....kaifa

7. mudhof ilaihi kata yg menjadi sambungan yang di mukanya, sedangkan menurut asalnya ditengah tengah ada harfun jar

Kamis, 27 April 2023

khutbah Bulan Syawal

Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ . الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ . وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS. Ali Imran: 133-135)

1. Gemar berinfaq

Karakter orang bertaqwa yang pertama adalah gemar berinfaq baik dalam kondisi lapang maupun sempit.

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ

(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit (QS. Ai Imran: 134)

Bulan Ramadhan yang disebut juga sebagai syahrul infaq telah melatih kita untuk banyak berinfaq. Rasulullah juga mencontohkan, beliau yang sangat dermawan menjadi jauh lebih dermawan pada bulan Ramadhan.

Infaq dan sedekah yang telah dilatih di bulan Ramadhan itu, hendaknya menjadi karakter kita karena itulah karakter orang bertaqwa; berinfaq baik dalam kondisi lapang maupun sempit. Berinfaq baik dalam keadaan kaya atau miskin. Berinfaq baik di tanggal muda maupun tanggal tua. Tentu besarannya disesuaikan dengan kemampuan.

Para sahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum, mereka mencontohkan gemar berinfaq dalam segala kondisi. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengumumkan Perang Tabuk, dan waktu itu kondisinya paceklik, para sahabat berbondong-bondong untuk berinfaq.

Umar radhiyallahu ‘anhu datang membawa harta yang banyak. Beliau menginfakkan harta itu untuk jihad fi sabilillah yakni Perang Tabuk. Ketika ditanya Rasulullah, “Apa yang engkau sisakan untuk keluargamu?” Umar menjawab, “Aku menginfakkan separuh hartaku dan untuk keluargaku masih ada separuh hartaku.”

Setelah itu datang Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu. Beliau menginfakkan harta yang lebih banyak daripada infaq Umar. “Ya Rasulullah, aku infakkan seluruh hartaku.” Ketika ditanya Rasulullah, apa yang ia tinggalkan untuk keluarganya, Abu Bakar menjawab, “Aku tinggalkan untuk mereka, Allah dan Rasul-Nya.”

Umar yang awalnya ingin mengungguli amal Abu Bakar, saat itu tersadar, “Aku tidak pernah bisa mengungguli Abu Bakar.”

Selain Abu Bakar dan Umar, para sahabat lainnya juga berbondong-bondong untuk berinfaq. Ada pula sahabat yang karena keterbatasan ekonomi, hanya berinfaq segenggam kurma.

Orang-orang munafik mengejek, “Allah tidak membutuhkan infaq yang sangat sedikit seperti itu.” Namun Rasulullah justru memuji sahabat yang infaq meskipun segenggam kurma karena kemampuannya memang hanya sebesar itu.

Dan tidak ada ceritanya Umar jatuh miskin setelah menginfakkan separuh hartanya. Juga tidak ada ceritanya Abu Bakar jatuh bangkrut setelah menginfakkan seluruh hartanya. Yang ada, justru kekayaan mereka di kemudian hari bertambah dan semakin berkah. Persis seperti sabda Nabi:

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ

“Tidaklah sedekah mengurangi harta” (HR. Muslim)

Hadist Muslim Rasululloh bersabda

Setiap anggota tubuh manusia memiliki keharusan sedekah pada setiap harinya. Yaitu seperti
1.Mendamaikan dua orang yang berselisih adalah sedekah.
2.Menolong orang yang naik kendaraan atau menolong mengangkatkan barangnya ke atas kendaraan, itu juga termasuk sedekah.
3. Ucapan atau tutur kata yang baik adalah sedekah.
4.Setiap langkah yang kamu ayunkan untuk menunaikan sholat adalah sedekah.
5.Menyingkirkan sesuatu yang membahayakan di jalanan umum adalah sedekah.” (HR Muslim

Maka mari kita miliki karakter orang bertaqwa ini. Jangan menunggu kaya baru sedekah, sedekahlah! Insya Allah kita akan dijadikan kaya oleh Allah

2. Menahan marah

Karakter orang bertaqwa yang kedua adalah menahan marah, mampu mengelola emosi.

وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ

dan orang-orang yang menahan amarahnya (QS. Ali Imran: 134)

Puasa Ramadhan telah mendidik kita untuk mampu mengelola emosi dengan baik. Puasa Ramadhan telah mendidik kita untuk bersabar, menahan diri dan tidak marah. Bahkan sekalipun ada orang-orang yang memprovokasi atau mengajak kita berkelahi.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

الصِّيَامُ جُنَّةٌ ، فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ ، وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّى صَائِمٌ

“Puasa adalah perisai, maka barang siapa sedang berpuasa janganlah berkata keji dan mengumpat. Jika seseorang mencela atau mengajaknya bertengkar hendaklah dia mengatakan: aku sedang berpuasa” (Muttafaq ’alaih)

Marah sering kali membuat orang hilang akal sehat, kata-kata tidak terkontrol, keputusan tidak bijak dan emosi tak terkendali. Puasa Ramadhan telah melatih kita untuk bisa menahan marah dan hendaknya itu terus menjadi karakter kita.

Secara medis, banyak penyakit yang muncul akibat dipicu oleh kemarahan. Mulai dari darah tinggi, kolestreol, hingga diabet. Sebab marah memicu hormon kortisol.

Rasulullah menyebutkan bahwa orang-orang yang mampu mengelola emosinya, mampu menahan marah, itulah orang-orang yang sejatinya benar-benar kuat.

لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِى يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ

“Orang yang kuat bukanlah orang (menang dalam) gulat, tetapi orang kuat (yang sebenarnya) adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Memafkan manusia

Karakter orang bertaqwa yang ketiga adalah adalah suka memaafkan.

وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ

Dan memaafkan manusia (QS. Ali Imran: 134)

Tak hanya mampu menahan marah, orang bertaqwa juga pandai memaafkan kesahalah orang lain. Dan memaafkan tidak akan menurunkan harga diri seseorang, ia justru menambah kemuliaan. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا

“Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya” (HR. Muslim)

Memaafkan juga membuat hati lapang, penuh kedamaian dan mudah bahagia. Sebaliknya, tidak memaafkan alias mendendam akan memicu hormon kortisol yang mengakibatkan berbagai penyakit termasuk jantung, kanker dan stroke

4. Suka berbuat baik

Karakter keempat dari orang bertaqwa adalah suka berbuat baik; ia menjadi muhsinin.

وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik (QS. Ali Imran: 134)

Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan dalam Tafsir Al Munir bahwa muhsinin adalah orang yang membalas kejelekan dengan kebaikan.

Orang mencela kita, kita tidak marah, justru memaafkannya dan menyambung silaturahim dengannya, ini adalah contoh muhsinin. Ada orang menyakiti kita, kita justru memaafkan dan menolongya saat membutuhkan, juga contoh muhsinin.

Ramadhan telah mendidik kita untuk berbuat baik kepada siapa pun. Dan sudah seharusnya karakter itu kita teruskan sepanjang tahun karena itulah karakter orang bertaqwa.

5. Segera bertaubat

Karakter kelima dari orang bertaqwa adalah segera ingat Allah dan bertaubat kepada-Nya ketika melakukan dosa dan kemaksiatan.

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS. Ali Imran: 135)

Tidak ada manusia yang bersih dari salah dan dosa kecuali Rasulullah yang ma’shum. Setiap orang bisa salah, setiap orang bisa terperosok ke dalam dosa, setiap orang bisa berbuat maksiat. Yang paling penting adalah segera bertaubat; ingat Allah, memohon ampun kepadaNya dan tidak mengulanginya lagi.

Allah SWT berfirman dalam QS 66(, At tahrim) : 8

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ يَوْمَ لَا يُخْزِى اللّٰهُ النَّبِيَّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۚ نُوْرُهُمْ يَسْعٰى بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَبِاَيْمَانِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَاغْفِرْ لَنَاۚ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

l
Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengannya; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka berkata, "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu."


Demikianlah karakter kelima dari orang bertaqwa, sekaligus mengakhiri khutbah pertama dari khutbah Jumat Syawal ini.

وقل رب اغفر وارحم و انت خير الراحمين

Minggu, 16 April 2023

Khutbah Gerhana Matahari

Khutbah Gerhana Matahari

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَٰوَاتِ وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ ثُمَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى عَبْدِكَوَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَأَمَّا بَعْدُ فَيَآ أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ اتَّقُوْا اللهَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ

Jamaah Rahimakumullah,

Marilah kita sama-sama meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan sebenar-benar taqwa, yaitu istiqamah dalam mengerjakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya.

Dengan demikian, mudah-mudahan kita akan menjadi umat yang terbaik dan unggul serta mendapat keridhaan Allah SWT di dunia dan di akhirat.Jamaah Rahimakumullah,Allah berfirman dalam surah al-Imran ayat 190-191:

إنَّ فِي خَلْقِ السَّمَٰوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَٰوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):

“Ya Tuhan Kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, maka peliharalah Kami dari siksa neraka. (QS Ali Imran:190-191).

Hanya ulil albaab (orang-orang yang berfikir dengan iman) yang mau merenungi makna gerhana dan mengambil hikmahnya.

Gerhana kadang tampak menakutkan. Secara perlahan matahari menjadi gelap sebagian, lalu selama beberapa saat matahari berada pada fase gelap total, dan kemudian secara perlahan kembali pada wujudnya yang cemerlang.

Seolah matahari “dimakan” sesuatu yang luar biasa. Saat siang sinar matahari tiba-tiba gelap. Muncullah berbagai mitos di berbagai masyarakat.

Sebagian masyarakat ada yang percaya dengan mitos bahwa saat gerhana matahari dimakan raksasa sehingga orang-orang memukul berbagai benda untuk mengusir raksasa itu. Dan itu dianggap berhasil ketika matahari kembali benderang.

Sebagian masyarakat percaya juga dengan mitos yang mengaitkan gerhana dengan pertanda buruk tertentu. Pada zaman Rasululah SAW, mitos itu pun terekam di dalam beberapa hadits.


Saat putra Rasululah SAW, Ibrahim, wafat terjadi gerhana sebagian di wilayah Madinah. Orang-orang ada yang mengaitkan kematian Ibrahim dengan kejadian gerhana.


Namun Rasulullah SAW membantahnya dan mengajarkan nilai-nilai tauhid untuk menyikapinya. Kalau pun ada ketakutan yang muncul, takutlah kepada Allah yang menciptakan gerhana, bukan takut kepada gerhananya atau mitos-mitos yang tak jelas logikanya.


Di dalam hadits Abû Burdah dari Abû Mûsâ Radhiyallâhu ‘anhu, dikisahkan peristiwa gerhana di Madinah:“Ketika terjadi gerhana matahari, Nabi Saw. langsung berdiri terkejut dan merasa ketakutan kiamat akan datang.
Beliau pergi ke masjid dan melakukan sholat yang panjang berdiri, ruku’, dan sujudnya. Setelah itu Nabi bersabda


إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ الله لاَ يَنْخَسَفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللهَ وَكَبّرُوْا، وَصَلُّوا ، وَتَصَدَّقُوْا ……


“Sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah tanda-tanda kebesaran Allah, di mana keduanya tidak akan terjadi gerhanadisebabkan karena kematian atau kelahiran seseorang. Apabila kalian melihat sesuatu dari gerhana, maka takutlah dan bersegeralah berdo’a kepada Allah memohon ampunan-Nya, bertakbirlah dan dirikanlah shalat dan bersedakahlah.” (Muttafaq ‘Alaihi)


Jamaah Rahimakumulah,Ya, gerhana hanyalah salah satu tanda kebesaran dan kekuasaan Allah. Dengan sains, kita bisa lebih banyak mempelajari ayat-ayat-Nya di alam ini.


Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya) dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. (QS Ibrahim:33)


Matahari dan Bulan beredar pada orbitnya masing-masing, bagaimana bisa menyebabkan gerhana? Pada awalnya orang-orang menganggap bumi diam, bulan dan matahari yang mengitari bumi dalam konsep geosentris.


Kemudian berkembang pemahaman matahari yang diam sebagai pusat alam semesta, benda-benda langit yang mengitarinya, dalam konsep heliosentris. Bulan dan Matahari juga dianggap punya cahayanya masing-masing.


Tetapi Al-Quran memberi isyarat, bahwa walau terlihat sama bercahaya, sesungguhnya bulan dan matahari berbeda sifat cahayanya dan gerakannya. Allah SWT berfirman:


هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ


Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).


Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. (QS Yunus:5).


Ayat ini bukan hanya mengungkapkan perbedaan sifat cahaya matahari dan bulan, tetapi juga perbedaan geraknya.


Perbedaan orbitlah yang menyebabkan matahari tampak tidak berubah bentuknya, sedangkan bulan berubah-ubah bentuknya sebagai perwujudan perubahan tempat kedudukannya (manzilah-manzilah) dalam sistem bumi-bulan-matahari.

Kini sains bisa mengungkapkan sifat gerak dan sumber cahaya bulan dan matahari.Gerak harian matahari dan bulan, terbit di Timur dan terbenam di Barat, hanya merupakan gerak semu. Karena sesungguhnya bumilah yang bergerak.


Bumi berputar pada porosnya sekali dalam sehari sehingga siang dan malam silih berganti dan benda-benda langit pun tampak terbit dan terbenam, seperti halnya matahari dan bulan.


Sesungguhnya gerak yang terjadi bukan hanya bumi yang berputar pada porosnya, tetapi juga matahari dan bulan beredar pada orbitnya.


Bulan mengorbit bumi, sementara bumi mengorbit matahari, dan matahari pun tidak diam, tetapi bergerak juga mengorbit pusat galaksi. Cahaya matahari berasal dari reaksi nuklir di intinya, sedangkan bulan berasal dari pantulan cahaya matahari.


Efek gabungan sudut datang cahaya matahari dan sudut tampak dari permukaan bumi menyebabkan bulan tidak selalu tampak bulat, tetapi berubah-ubah dari bentuk sabit ke purnama yang bulat, dan kembali lagi ke sabit tipis seperti pelepah kering. Allah SWT berfirman,


وَآيَةٌ لَهُمُ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُمْ مُظْلِمُونَ وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِ

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَٰوَاتِ وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ ثُمَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى عَبْدِكَوَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَأَمَّا بَعْدُ فَيَآ أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ اتَّقُوْا اللهَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ

Jamaah Rahimakumullah,

Marilah kita sama-sama meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan sebenar-benar taqwa, yaitu istiqamah dalam mengerjakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya.

Dengan demikian, mudah-mudahan kita akan menjadi umat yang terbaik dan unggul serta mendapat keridhaan Allah SWT di dunia dan di akhirat.Jamaah Rahimakumullah,Allah berfirman dalam surah al-Imran ayat 190-191:

إنَّ فِي خَلْقِ السَّمَٰوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَٰوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):

“Ya Tuhan Kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, maka peliharalah Kami dari siksa neraka. (QS Ali Imran:190-191).

Hanya ulil albaab (orang-orang yang berfikir dengan iman) yang mau merenungi makna gerhana dan mengambil hikmahnya.

Gerhana kadang tampak menakutkan. Secara perlahan matahari menjadi gelap sebagian, lalu selama beberapa saat matahari berada pada fase gelap total, dan kemudian secara perlahan kembali pada wujudnya yang cemerlang.

Seolah matahari “dimakan” sesuatu yang luar biasa. Saat siang sinar matahari tiba-tiba gelap. Muncullah berbagai mitos di berbagai masyarakat.

Sebagian masyarakat ada yang percaya dengan mitos bahwa saat gerhana matahari dimakan raksasa sehingga orang-orang memukul berbagai benda untuk mengusir raksasa itu. Dan itu dianggap berhasil ketika matahari kembali benderang.

Sebagian masyarakat percaya juga dengan mitos yang mengaitkan gerhana dengan pertanda buruk tertentu. Pada zaman Rasululah SAW, mitos itu pun terekam di dalam beberapa hadits.


Saat putra Rasululah SAW, Ibrahim, wafat terjadi gerhana sebagian di wilayah Madinah. Orang-orang ada yang mengaitkan kematian Ibrahim dengan kejadian gerhana.


Namun Rasulullah SAW membantahnya dan mengajarkan nilai-nilai tauhid untuk menyikapinya. Kalau pun ada ketakutan yang muncul, takutlah kepada Allah yang menciptakan gerhana, bukan takut kepada gerhananya atau mitos-mitos yang tak jelas logikanya.


Di dalam hadits Abû Burdah dari Abû Mûsâ Radhiyallâhu ‘anhu, dikisahkan peristiwa gerhana di Madinah:“Ketika terjadi gerhana matahari, Nabi Saw. langsung berdiri terkejut dan merasa ketakutan kiamat akan datang.
Beliau pergi ke masjid dan melakukan sholat yang panjang berdiri, ruku’, dan sujudnya. Setelah itu Nabi bersabda


إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ الله لاَ يَنْخَسَفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللهَ وَكَبّرُوْا، وَصَلُّوا ، وَتَصَدَّقُوْا ……


“Sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah tanda-tanda kebesaran Allah, di mana keduanya tidak akan terjadi gerhanadisebabkan karena kematian atau kelahiran seseorang. Apabila kalian melihat sesuatu dari gerhana, maka takutlah dan bersegeralah berdo’a kepada Allah memohon ampunan-Nya, bertakbirlah dan dirikanlah shalat dan bersedakahlah.” (Muttafaq ‘Alaihi)


Jamaah Rahimakumulah,Ya, gerhana hanyalah salah satu tanda kebesaran dan kekuasaan Allah. Dengan sains, kita bisa lebih banyak mempelajari ayat-ayat-Nya di alam ini.


Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya) dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. (QS Ibrahim:33)


Matahari dan Bulan beredar pada orbitnya masing-masing, bagaimana bisa menyebabkan gerhana? Pada awalnya orang-orang menganggap bumi diam, bulan dan matahari yang mengitari bumi dalam konsep geosentris.


Kemudian berkembang pemahaman matahari yang diam sebagai pusat alam semesta, benda-benda langit yang mengitarinya, dalam konsep heliosentris. Bulan dan Matahari juga dianggap punya cahayanya masing-masing.


Tetapi Al-Quran memberi isyarat, bahwa walau terlihat sama bercahaya, sesungguhnya bulan dan matahari berbeda sifat cahayanya dan gerakannya. Allah SWT berfirman:


هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ


Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).


Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. (QS Yunus:5).


Ayat ini bukan hanya mengungkapkan perbedaan sifat cahaya matahari dan bulan, tetapi juga perbedaan geraknya.


Perbedaan orbitlah yang menyebabkan matahari tampak tidak berubah bentuknya, sedangkan bulan berubah-ubah bentuknya sebagai perwujudan perubahan tempat kedudukannya (manzilah-manzilah) dalam sistem bumi-bulan-matahari.

Kini sains bisa mengungkapkan sifat gerak dan sumber cahaya bulan dan matahari.Gerak harian matahari dan bulan, terbit di Timur dan terbenam di Barat, hanya merupakan gerak semu. Karena sesungguhnya bumilah yang bergerak.


Bumi berputar pada porosnya sekali dalam sehari sehingga siang dan malam silih berganti dan benda-benda langit pun tampak terbit dan terbenam, seperti halnya matahari dan bulan.


Sesungguhnya gerak yang terjadi bukan hanya bumi yang berputar pada porosnya, tetapi juga matahari dan bulan beredar pada orbitnya.


Bulan mengorbit bumi, sementara bumi mengorbit matahari, dan matahari pun tidak diam, tetapi bergerak juga mengorbit pusat galaksi. Cahaya matahari berasal dari reaksi nuklir di intinya, sedangkan bulan berasal dari pantulan cahaya matahari.


Efek gabungan sudut datang cahaya matahari dan sudut tampak dari permukaan bumi menyebabkan bulan tidak selalu tampak bulat, tetapi berubah-ubah dari bentuk sabit ke purnama yang bulat, dan kembali lagi ke sabit tipis seperti pelepah kering. Allah SWT berfirman,


وَآيَةٌ لَهُمُ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُمْ مُظْلِمُونَ وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِ

Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam, Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan.

Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui.

Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk pelepah yang tua.

Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang, dan masing-masing beredar pada garis edarnya. (QS Yaasiin: 37-40)

Walau tampak matahari dan bulan berjalan pada jalur yang sama, tidak mungkin keduanya bertabrakan atau saling mendekat secara fisik, karena orbitnya memang berbeda.

Perjumpaan bulan dan matahari saat gerhana matahari hanyalah ketampakkannya, ketika matahari tampak terhalang oleh bulan yang berada di antara matahari dan bumi.

Dan pada saat gerhana bulan, bulan dan matahari berada pada posisi yang berseberangan sehingga cahaya matahari yang mestinya mengenai bulan, terhalang oleh bumi. Bulan purnama menjadi gelap karena bayangan bumi.

Jamaah Rahimakumulah,Sains menjelaskan fenomena yang sesungguhnya. Sains menghilangkan mitos dan meneguhkan keyakinan akan kekuasaan Allah. Gerhana kita ambil hikmahnya, bahwa Allah menunjukkan kebesaran-Nya dan kekuasaan-Nya dengan fenomena itu. Keteraturan yang luar biasa yang Allah ciptakan memungkinkan manusia menghitung peredaran matahari untuk digunakan dalam perhitungan waktu dan digunakan untuk memprakirakan gerhana. Mari kita buktikan bahwa sains telah memprediksi gerhana pagi ini. Ketika kita menyaksikan kebenaran prakiraan sains, bukan kebanggaan intelektual yang kita tunjukkan melainkan ungkapan:Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau (dari segala kekurangan), maka (ampunilah segala kesalahan penjelahan intelektual kami dan) peliharalah Kami dari siksa neraka.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ وَاسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الُمْسِلِمْينَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ فَيَا فَوْزَ المُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ  


Senin, 20 Februari 2023

Pertanyaan di alam qubur

I. Quran Surat An-Nisa Ayat 78

 أَيْنَمَا تَكُونُوا۟ يُدْرِككُّمُ ٱلْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِى بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ ۗ وَإِن
 تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُوا۟ هَٰذِهِۦ مِنْ عِندِ ٱللَّهِ ۖ وَإِن تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُوا۟ هَٰذِهِۦ مِنْ عِندِكَ ۚ قُلْ كُلٌّ مِّنْ عِندِ ٱللَّهِ ۖ فَمَالِ هَٰٓؤُلَآءِ ٱلْقَوْمِ لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثًا 

Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun

II. Ada dua nasehat. Nasehat yang berbicara (alquran) dan nasehat yang diam( maut)

III. Kisah  Utsman bin Affan ra menangis  tersedu sedu di kuburan

Utsman bin Affan, dia berkata: "Utsman menangis jika berdiri di sisi kuburan, hingga jenggotnya basah. Dikatakan kepadanya, 'Engkau tidak menangis ketika disebutkan surga dan neraka, namun mengapa ketika disebutkan kubur engkau
 menangis?

'Beliau menjawab, 'Sungguh, aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
القبر أول مناز الاخرة، فإن نجا منه فمابعده أيسرمنه، وإن لم ينج  منه فما بعده أشد
"Kuburan adalah tempat pertama dari kehidupan akhirat, jika seseorang selamat darinya maka (kehidupan) setelahnya akan lebih mudah. Namun jika seseorang tidak selamat darinya maka (kehidupan) setelahnya akan lebih sulit".
Utsman bin Affan juga menuturkan, "Aku juga mendengar Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
'Aku tidak pernah melihat pemandangan yang lebih menyeramkan daripada kuburan'" (Hadits riwayat At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Kuburan adalah satu dari pintu syurga atau satu dari lubang neraka.(hr tirmidzi)



IV. Kisah Tentang Pertanyaan Kubur

allallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “SBagaimanakah perjalanan seseorang jika ia telah masuk di alam kubur?     

 Hadits panjang al-Bara’ bin ‘Azib yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan dishahihkan oleh Imam al-Hakim dan Syaikh al-Albani menceritakan perjalanan para manusia di alam kuburnya:

Suatu hari kami mengantarkan jenazah salah seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari golongan Anshar. Sesampainya di pekuburan, liang lahad masih digali. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun duduk (menanti) dan kami juga duduk terdiam di sekitarnya seakan-akan di atas kepala kami ada burung gagak yang hinggap.

 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memainkan sepotong dahan di tangannya ke tanah, lalu beliau mengangkat kepalanya seraya bersabda, “Mohonlah perlindungan kepada Allah dari adzab kubur!” Beliau ulangi perintah ini dua atau tiga kali.

Kemudian beliau sheandainya seorang yang beriman sudah tidak lagi menginginkan dunia dan telah mengharapkan akhirat (sakaratul maut), turunlah dari langit para malaikat yang bermuka cerah secerah sinar matahari. Mereka membawa kain kafan dan wewangian dari surga lalu duduk di sekeliling mukmin tersebut sejauh mata memandang. 

Setelah itu turunlah malaikat pencabut nyawa dan mengambil posisi di arah kepala mukmin tersebut. Malaikat pencabut nyawa itu berkata, ‘Wahai nyawa yang mulia keluarlah engkau untuk menjemput ampunan Allah dan keridhaan-Nya’. Maka nyawa itu (dengan mudahnya) keluar dari tubuh mukmin tersebut seperti lancarnya air yang mengalir dari mulut sebuah kendil. 

Lalu nyawa tersebut diambil oleh malaikat pencabut nyawa dan dalam sekejap mata diserahkan kepada para malaikat yang berwajah cerah tadi lalu dibungkus dengan kafan surga dan diberi wewangian darinya pula. Hingga terciumlah bau harum seharum wewangian yang paling harum di muka bumi.

Kemudian nyawa yang telah dikafani itu diangkat ke langit. Setiap melewati sekelompok malaikat di langit mereka bertanya, ‘Nyawa siapakah yang amat mulia itu?’ ‘Ini adalah nyawa fulan bin fulan’, jawab para malaikat yang mengawalnya dengan menyebutkan namanya yang terbaik ketika di dunia. 


Sesampainya di langit dunia mereka meminta izin untuk memasukinya, lalu diizinkan. Maka seluruh malaikat yang ada di langit itu ikut mengantarkannya menuju langit berikutnya. Hingga mereka sampai di langit ketujuh. 

Di sanalah Allah berfirman, ‘Tulislah nama hambaku ini di dalam kitab ‘Iliyyin. Lalu kembalikanlah ia ke (jasadnya di) bumi, karena darinyalah Aku ciptakan mereka (para manusia), dan kepadanyalah Aku akan kembalikan, serta darinyalah mereka akan Ku bangkitkan.’

Lalu nyawa tersebut dikembalikan ke jasadnya di dunia. Lantas datanglah dua orang malaikat yang memerintahkannya untuk duduk. Mereka berdua bertanya, ‘Siapakah rabbmu?’, ‘Rabbku adalah Allah’ jawabnya. Mereka berdua kembali bertanya, ‘Apakah agamamu?’, ‘Agamaku Islam’ sahutnya. Mereka berdua bertanya lagi, ‘Siapakah orang yang telah diutus untuk kalian?’ “Beliau adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam” jawabnya. ‘Dari mana engkau tahu?’ tanya mereka berdua. ‘Aku membaca Al-Qur’an lalu aku mengimaninya dan mempercayainya’. 


Tiba-tiba terdengarlah suara dari langit yang menyeru, ‘(Jawaban) hamba-Ku benar! Maka hamparkanlah surga baginya, berilah dia pakaian darinya lalu bukakanlah pintu ke arahnya’. Maka menghembuslah angin segar dan harumnya surga (memasuki kuburannya) lalu kuburannya diluaskan sepanjang mata memandang.

Saat itu datanglah seorang (pemuda asing) yang amat tampan memakai pakaian yang sangat indah dan berbau harum sekali, seraya berkata, ‘Bergembiralah, inilah hari yang telah dijanjikan dulu bagimu’. Mukmin tadi bertanya, ‘Siapakah engkau? Wajahmu menandakan kebaikan’. ‘Aku adalah amal salehmu’ jawabnya. Si mukmin tadi pun berkata, ‘Wahai Rabbku (segerakanlah datangnya) hari kiamat, karena aku ingin bertemu dengan keluarga dan hartaku.

Adapun orang kafir, di saat dia dalam keadaan tidak mengharapkan akhirat dan masih menginginkan (keindahan) duniawi, turunlah dari langit malaikat yang bermuka hitam sambil membawa kain mori kasar. Lalu mereka duduk di sekelilingnya. Saat itu turunlah malaikat pencabut nyawa dan duduk di arah kepalanya seraya berkata, ‘Wahai nyawa yang hina keluarlah dan jemputlah kemurkaan dan kemarahan Allah!’. Maka nyawa orang kafir tadi ‘berlarian’ di sekujur tubuhnya. 

Maka malaikat pencabut nyawa tadi mencabut nyawa tersebut (dengan paksa), sebagaimana seseorang yang menarik besi beruji yang menempel di kapas basah. Begitu nyawa tersebut sudah berada di tangan malaikat pencabut nyawa, sekejap mata diambil oleh para malaikat bermuka hitam yang ada di sekelilingnya, lalu nyawa tadi segera dibungkus dengan kain mori kasar. Tiba-tiba terciumlah bau busuk sebusuk bangkai yang paling busuk di muka bumi.

Lalu nyawa tadi dibawa ke langit. Setiap mereka melewati segerombolan malaikat mereka selalu ditanya, ‘Nyawa siapakah yang amat hina ini?’, ‘Ini adalah nyawa fulan bin fulan’ jawab mereka dengan namanya yang terburuk ketika di dunia. Sesampainya di langit dunia, mereka minta izin untuk memasukinya, namun tidak diizinkan. 
Rasulullah membaca firman Allah,

لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ

“Tidak akan dibukakan bagi mereka (orang-orang kafir) pintu-pintu langit dan mereka tidak akan masuk surga, sampai seandainya unta bisa memasuki lobang jarum sekalipun.” (QS. Al-A’raf: 40)

Saat itu Allah berfirman, ‘Tulislah namanya di dalam Sijjin di bawah bumi’, Kemudian nyawa itu dicampakkan (dengan hina dina). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah ta’ala,

وَمَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَكَأنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيْحُ فِي مَكَانٍ سَحِيْقٍ

“Barang siapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” (QS. Al-Hajj: 31)

Kemudian nyawa tadi dikembalikan ke jasadnya, hingga datanglah dua orang malaikat yang mendudukannya seraya bertanya, ‘Siapakah rabbmu?’, ‘Hah hah… aku tidak tahu’ jawabnya. Mereka berdua kembali bertanya, ‘Apakah agamamu?’ “Hah hah… aku tidak tahu’ sahutnya. Mereka berdua bertanya lagi, ‘Siapakah orang yang telah diutus untuk kalian?’ “Hah hah… aku tidak tahu’ jawabnya. 

Saat itu terdengar seruan dari langit, ‘Hamba-Ku telah berdusta! Hamparkan neraka baginya dan bukakan pintu ke arahnya’. Maka hawa panas dan bau busuk neraka pun bertiup ke dalam kuburannya. Lalu kuburannya di ‘press’ (oleh Allah) hingga tulang belulangnya (pecah dan) menancap satu sama lainnya.

Tiba-tiba datanglah seorang yang bermuka amat buruk memakai pakaian kotor dan berbau sangat busuk, seraya berkata, ‘Aku datang membawa kabar buruk untukmu, hari ini adalah hari yang telah dijanjikan bagimu’. Orang kafir itu seraya bertanya, ‘Siapakah engkau? Wajahmu menandakan kesialan!’, ‘Aku adalah dosa-dosamu’ jawabnya. ‘Wahai Rabbku, janganlah engkau datangkan hari kiamat’ seru orang kafir tadi. (HR. Ahmad dalam Al-Musnad 30: 499-503 dan dishahihkan oleh al-Hakim dalam Al-Mustadrak 1: 39 dan al-Albani dalam Ahkamul Janaiz hal. 156)

 III. Berlindung dari azab qubur

Rasulullah bersabda,

قيل يا رسول الله صلى الله عليه وسلم أي الدعاء أسمع قال جوف الليل الآخر ودبر الصلوات المكتوبات

“Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar oleh Allah? Beliau bersabda: “Diakhir malam dan diakhir shalat wajib.”(HR. Tirmidzi)

Dalam hadits  yang diriwayatkan oleh  Bukhari  dan Muslim, Rasulullah menganjurkan kepada kita untuk membaca doa sehabis tahiyat akhir. Doa ini, dianjurkan Rasulullah dibaca setelah kita membaca fil alamiina innaka khamiidummajiid, yaitu:


عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ، يَقُولُ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّال(

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu mengatakan, Rasulullahi ﷺ bersabda, :

Apabila diantara kalian telah tasyahud akhir, maka berlindunglah kepada Allah dari empat hal, beliau mengucapkan “ALLAHUMMA INNI A’UDZUBIKA MIN ‘ADZABI JAHANNAM, WA MIN ‘ADZABILQABRI, WA MIN FITNATILMAHYA WALMAMATI, WA MIN SYARRI FITNATIL MASIHIDDAJJAL.”

 “Ya Allah, saya mohon perlindungan-Mu dari siksa neraka jahannam. Dan dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan, dan fitnah kematian, dan dari fitnah masikhid dajjal.”

Haditst ini terdapat dalam Shahih Muslim dengan nomor 584 dan juga terdapat dalam Shahih Bukhari dengan nomor 1377

Rabu, 08 Februari 2023

Pernikahan Aulia

proposal isra' mi'raj

                                                               PROPOSAL

I. Nama Kegiatan
Peringatan Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad saw tahun 1444 H

II. Pendahuluan
1. Latar belakang
Peristiwa Isra’dan mi'raj Nabi Muhammad saw terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun ke-11 Hijriyah
Isra' artinya perjalanan  di malam hari adalah perjalanan Nabi Muhammad ditemani Malaikat Jibril di suatu malam hari secara horizontal dari Masjidil Haram di kota Makkah Al – Mukarromah menuju  ke Madjidil  Aqsho di Yerusalem Palestina. Mi'raj artinya naik adalah perjalan vertikal Nabi Muhammad  saw ditemani Malaikat Jibril dari Masjidil Aqsho ke Sidrotil Muntaha. Disinilah Nabi Muhammad  saw pertama kali menerima perintah sholat 5 waktu langsung dari Alloh swt dan kemudian menjadi sholat wajib bagi ummat Islam.
Peristiwa Isra' dan mi'raj  adalah peristiwa yang sangat  penomenal yang dialami oleh Nabi Muhammad saw sehingga sudah seharusnya di peringati setiap tahun sebagai wujud syukur kita kapada  Alloh swt dan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Alloh swt.

2. Tujuan
a) Meningkatkan ukhuwah islamiyah dan silaturahim antara jamaah yang berada  di lingkungan Masjid Almuhajirin khususnya dan antara sesama muslim secara umum.
b) Sebagai sarana untuk tholabul ilmi dengan mengadakan kegiatan yang bermanfaat.
c) Memotivasi anak anak dan para remaja agar menjadi generasi penerus yang mencintai Rosululloh saw dan mencintai Masjid 
d) Menguatkan pemahaman dan pengetahuan jamaah tentang pentingnya sholat bagi diri sendiri dan ummat untuk kehidupan dunia dan sebagai bekal di akhirat


III. Rincian Kegiatan
Kegiatan di mulai   dengan pembukaan oleh MC, pembacaan ayat suci Alquran, sambutan ketua DKM, sambutan Ketua RW, Tampilan para sandiri MBM, Kajian Isra'  mi'raj oleh narasumber, tanya jawab  jamaah dengan  nara sumber,  du'a, dan diakhiri dengan penutup  oleh MC

IV. Peserta Kegiatan
V. Lokasi dan waktu kegiatan
1. Lokasi kegiatan 
Kegiatan di laksanakan di Masjid Al Muhajirin RW.14 Sadangsari

2. Waktu kegiatan
Hari       : Sabtu 
Tanggal :18 Februari 2023
Jam        : 08.00 – 11.00

VI. Susunan acara
1. Pembukaan
2. Pembacaan ayat suci  Al-Qura-an
3. Sambutan sambutan
4. Penampilan santriwan dan santriwati  MBM Masjid Al Muhajirin
5. Kajian Isra' dan Mi'raj oleh Nara sumber
6. Tanya jawab jamaah dengan nara sumber
7. Du’a oleh Nara sumber
8. Penutup 

VII. Susunan Kepanitiaan
1. Penasihat  : Bp Ketua RW.14
2. Penanunggung jawab : Ketua DKM Al Muhajirin
3. Ketua Panitia : Ibu Odah Saodah
4. Sekretaris : Bp. Erwan
5. Bendahara : Bp. Giman Rustomo
6. Seksi  seksi
1) Konsumsi : Ibu Siti Aminah dan ibu Sunarjo
2) Acara  : Ibu Ratna
3) Peralatan : Bp. Budi
4) Umum  : Bp Agus Jaenudin dan Bp Yono

VIII. Anggaran biaya)
1. Spanduk                                  (2 buah   × @Rp. 150.000) 
2. Nara sumber                           (1 orang  ×@ Rp 500.000)
3. Cindra mata buat sanrtri      (40 orang x@Rp. 15.000)
4. Konsumsi jamaah                   (120 orang x@Rp.15.000)  
5. Air minum                               (4 dos × @Rp 50.000)
6. Lain lain/Dokumentasi          (1 paket ×   @Rp. 200.000
      TOTAL                                     Rp. 3,600.000,00

IX. Penutup

Demikian Proposal kegiatan ini kami lampirkan. Kami memohon partisipasi dan bantuan dari Bapak/Ibu agar kegiatan ini berjalan dengan lancar.  Semoga acara ini diberkahi oleh Allah SWT, dan terlaksana sesuai dengan harapan. Mohon maaf kami sampaikan darii hati kami yang paling dalam apabila ada kekhilafan dalam penulisan maupun penyampaian maksud, karena kesalahan adalah milik kami dan kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. 
Atas perhatian, pzrtosipasi  dan kerja samanya, kami ucapkan terima kasih.


Minggu, 15 Januari 2023

Tahun Baru 2023

Masjid Safar Km 88 Cipulang

Isim mabni

6 Isim Mabni

1. Isim istifham(kata tanya) 

#maa/apa
#man/siapa
#mataa/kapan
#aina/dimana
#annaa/bagaimana
#kaifa/bagaimana
#kam/berapa
#maadzaa/apakah, a, ayyu/apakah/yang mana

2.Isim syarath/isim yang diletakkan diantara dua kalimat

#maa/apa saja
#man/barangsiapa
#ainamaa/di/kemanapun
#haitsuma/dimanapun
#kullamaa/setiap kali

maa/man/ainamaa menjadikan dua fiil mudhori'

3.Isim zhorof/kata keterangan(zorof zaman dan zorof makan) 

A. Zorof zaman
#idz/ketika
#qobla/sebelum
#ba'du/sesudah
#al-aan/sekarang
#al yauma/hari ini

B. Zorof makan
#haitsu/di mana
#baina/di antara
#wa roo-a/ di belakang
#'inda/di sisi

4. Isim isyaroh/kata penunjuk

A. Penunjuk dekat (ini) 
#Mudzakar/haadzaa/haazaani/haa-ulaa-i
#muannats/haadzihi/haataani/haa-ulaa-i

B. Penunjuk jauh
#mudzakar/dzaalika/dzaanika/ulaa-ika
#muannats/tilka/taanika/ulaa-ika

5.Isim maushul/kata penghubung

#mudzakkar/alladzii//alladziina
#muannats/allatii/allataani/allaatii,alla-i

6.isim dhomir/kata ganti

#mutakallim/orang pertama/pembicara
#mukhotob/orang kedua/yg diajak bicara
#ghoib/orang ketiga/yang dibicarakan

A. Dhomir munfashil/berdiri sendiri
#huwa/hum/anta/antum/ana/nahnu
B. Dhomir muttashil/bersambung dg isim/fiil/huruf
#hu/hum/ka/kum/na/ya