Pages

Kamis, 16 April 2009

PERBEDAAN SISWA SEKOLAH JEPANG DAN SISWA SEKOLAH INDONESIA

Hari Rabu tanggal 15 April 2009 saya berkunjung ke Pabrik Perakitan Mobil Toyota di Karawang Barat.

Ada beberapa hal yang dapat saya petik dari kunjungan tersebut.

1. Pabriknya sangat luas .

2. Tenaga kerjanya hampir semuanya orang Indonesia, 60% teknisi lulusan SMK, dan yang lainnya sarjana. Tidak ada pekerja wanita di dalamnya, kecuali di kantor. Karena perusahaan PMA maka Top Managernya adalah orang Jepang. Tujuannya untuk mengamankan modal mereka.

3. Di pabrik ini waktu sangat berharga dan orang sangat disiplin sehingga tidak terdengar orang ngobrol atau bersantai. Kenapa waktu sangat berharga, karena tiap 3,9menit pabrik ini menghasilkan satu buah mobil.
Setiap hari terdiri dari 2 Ship dengan waktu kerja 8 jam dikurangi istirahat sekitar 65 menit sehingga dalam satu hari mobil yang dihasilkan adalah (8 x 60 menit)- 65 menit : (3,9 menit) x 2 ship = 212 mobil. Bila dalam sebulan 22 hari kerja maka dalam sebulan dihasilkan 212 x 22 =4664 unit mobil. Makanya pekerja Pabrik tersebut tidak pernah terlambat. Karena kalau terlambat akan meneyebabkan kerugian yang sangt besar. Andaikan satu hari saja terlambat 15 menit maka kerugian yang diderita adalah 15 menit :3,9 sama dengan 4 mobil. Andaikan harga sebuah mobil 200 juta maka kerugiannya adalah Rp.800 juta. Oleh sebab itu para pekerja harus sudah tiba di pabrik 15 menit sebelum masuk kerja. Sungguh luar biasa.

Perusahan Jepang menerapkan begitu ketat disiplin waktu. Seharusnya yang melakukan disiplin waktu itu adalah orang Islam. Karena Orang Islam sudah diperintahkan oleh Alloh untuk disiplin dalam waktu, banyak sekali ayat-ayat AlQur'an yang berbicara tentang waktu, anatara alain seperti firman Alloh dalam surat Al-Ashr ayat 1-3:

" Demi waktu. Sesungguhnya manusia itu pasti merugi. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholeh ( bekerja dengan disiplin ), mereka saling menasihati dengan kebenaran dan saling menasihati dengan kesabaran"

4. Ada cerita menarik yang disampaikan oleh Presenter dari perusahaan tesebut pada waktu presentasi yaitu perbedaan siswa sekolah Indonesia dan sekolah Jepang yang ada di Indonesia ketika berkunjung ke pabrik tersebut.

a. Siswa sekolah Jepang ketika tiba di halaman Pabrik, tidak ada yang berani keluar dari bus sebelum ada perintah dari Gurunya. Ini artinya anak-anak sekolah Jepang tersebut sangat patuh kepada gurunya. Bagaimana dengan sekolah Indonesia?

b. Sambil menunggu turun dari mobil mereka tidak ada yang berbicara, tapi mereka sibuk membaca buku yang dibawanya masing-masing. Kalau siswa Indonesia bukan baca buku tapi mengobrol atau mendengarkan musik.
Padahal ini adalah ajaran Islam tapi yang mengamalkannya orang Jepang. Di dalam kitab suci Al-Qur'an ayat yang pertama kali diturunkan adalah perintah kepada umat Islam untuk membaca, seperti yang firman Alloh dalam surat Al'alaq ayat 1-2 :

" Bacalah, dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan.Dia menciptakan manusia dari segumpal darah"


c. Ketika diperintahkan Gurunya masuk ke pintu Pabrik, siswa sekolah Jepang sangat disiplin sudah siap berbaris dengan rapi dan teratur tanpa menunggu lagi perintah dari Gurunya.

Padahal disiplin adalah ajaran Islam. Islam mengajar disiplin dalam berbagai hal terutama disiplin waktu. Shalat ada waktu-waktunya, shaum ada waktunya, Haji ada waktunya dan sebagainya.

d. Ketika masuk ke dalam ruangan, siswa Sekolah Jepang selalu mengisi terkebih dahulu kursi yang paling depan.Tapi kenyataannya kalau siswa sekolah Indonesia selalu mengisi kursi yang paling belakang terlebih dahulu.

Ini pun sebenarnya adalah ajaran Islam. Di dalam shalat orang Islam diperintahkan terlebih dahulu untuk mengisi penuh barisan atau shaf yang paling depan.

e. Ketika diminta untuk bertanya, semua siswa sekolah Jepang berdiri dan mengangkat tangannya. dan tidak akan duduk bila tidak dipersilahkan duduk. Tetapi bila pertanyaannya sama, maka yang merasa pertanyaannya sama langsung duduk.
Kalau siswa Indonesia diminta untuk bertanya, maka tidak ada yang mengangkat tangan. Baru ada yang mengangkat tangan kalau dipancing terlebih dahulu.

Kamis, 09 April 2009

P . E . M . I . L . U . 2 . 0 . 0 . 9

Hari ini 9 April 2009 aku kembali memberikan pilihan pada Caleg di TPS.

Seperti bernostalgia saja. Aku berangkat dari rumah dengan menggunakan sepeda gunungku jam 7.00 pagi walaupun sebenarnya jarak rumah dan TPS cukup dekat. Ketika tiba di TPS aku teringat lima tahun yang lalu ketika aku menjadi ketua KPPS.

Aku memarkirkan sepedaku kemudian menyalami orang-orang yang ada di sekitar TPS.

Aku masuk ke bagian pendaftaran lalu menyerahkan surat panggilan.

Setelah mencari dan mencontreng nama saya pada DPT ( Daftar Pemilih Tetap )aku diberi nomor 19 oleh bagian pendaftaran.

Karena pemungutan suara belum dimulai, aku kembali mengayuhkan sepeda ke rumah untuk mengambil camera digitalku. Aku memang senang mengabadikan momen-momen penting, apalagi ini Pemilu yang dilakukan hanya setiap lima tahun sekali.

Ketika aku tiba kembali di TPS Acara Pemungutan suara sudah dimulai:

1. Pembukaan oleh ketua KPPS

2. Pengambilan sumpah anggota KPPS oleh ketua KPPS, semua anggota KPPS dipersilahkan
beridiri.

3. Pembukaan Kotak suara yang masih disegel, dan berisi surat suara yang akan di
dicoblos, disaksikan oleh para saksi dari perwakilan partai, aku lihat hanya ada
empat orang. Dan salah satu pengawas yaitu seorang ibu entah dari partai apa ,
karena saya tidak sempat bertanya, terlihat sangat sibuk dan agak teliti dan
cerewet, tapi yang tiga orang diam saja.

4. Setelah semua surat suara dikeluarkan, ketua KPPS menunjukkan kotak yang sudah
kosong.Kotak suara yang sudah kosong ini kemudian ditempatkan ditempat kotak suara
di atas meja yang sudah disediakan. Selanjutnya penghitungan surat suara dimulai.
Setelah dihitung semua, ketua KPPS menyebutkan jumlah surat suara seluruhnya

5. Acara selanjutnya, penandatangan surat suara oleh Ketua dan sekretaris KPPS,
sementara bagian pendaftaran terus menerima Pemilih yang mendaftar.

6. Pemungutan suara dimulai, Pemilih dipanggil satu persatu mulai dari nomor urut
satu dan seterusnya. Pemilih mengambil surat suara sebanyak 4 lembar, kemudian
masuk ke bilik suara , mencontreng, lalu memasukkan surat suara ke dalam empat
kotak yang tersedia ( DPR Pusat, DPRD Jabar, DPRD Kota bandung, dan DPD), sesuai
dengan warna surat suara.

7. Pemilih mencelupkan jarinya ke dalam tinta di pintu keluar.

Sambil menunggu giliran dipanggil oleh KPPS, saya mengambil foto setiap momen penting kemudian saya memperhatikan Partai-partai dan nama caleg yang ada di bawah nama partai yang terpambang di luar TPS. Tujuannya adalah untuk mempermudah mencontreng partai apa dan siapa nama caleg yang akan dicontreng nanti. Walaupun sebenarnya saya sudah mempersiapkannya dari rumah.

Akhirnya tibalah giliran saya. Saya masuk TPS, mengambil surat suara, mencontreng caleg yang menurut saya qualified, lalu memasukkannya ke dalam kotak suara.

Kriteria caleg atau pemimpin yang qualified, yaitu :

1. Syarat mutlaknya adalah orang seiman ( Islam ) sesuai dengan firman
Alloh yang terdapat dalam surat Ali Imron : 28,

"Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi pemimpin bagi
orang-orang yang beriman. Barang siapa yang berbuat demikian bukanlah dia dari
agama Alloh sedikitpun...."


2. Kriteria berikutnya adalah :

a. Sidiq, artinya jujur. Seorang pemimpin harus jujur. Pemimpin yang jujur
pasti dapat mencegah KKN ( kolusi. korupsi, dan nepotisme ).

b. Amanah, artinya dapat dipercaya. Orang yang tidak bisa memegang amanah
adalah ciri orang-orang munafiq. Ciri orang munafik ada 3 yaitu:

- bila bicara selalu bohong. Lihatlah ucapan orang yang berbicara kepada
kita, lalu perhatikan apakah ucapannya sesuai dengan tindakannya. Kalau
tidak sesuai berarti dia adalah orang munafiq.

- bila berjanji diingkari ( tidak ditepati ).Hal ini banyak dilakukan caleg
yang mengumbar janji-janji pada waktu kampanye agar orang memilihnya.
Tetapi setelah terpilih lupa akan janji-janjinya.

- bila diberi amanah (kepercayaan) selalu dikhianati.

d. Tabligh, artinya meyampaikan ayat-ayat Alloh, sunah Rosululloh, tausiyah,
nasihat, atau petunjuk yang baik dan benar kepada orang yang dipimpinnya.


e. Fathonah, artinya pintar. Pemimpin harus pintar. Tapi pintar bukanlah syarat
utama, tapi syarat terakhir. Karena percuma pintar kalau tidak memiliki tiga
syarat di atas. Akhirnya kepintarannya akan dipergunakan untuk membodohi
orang-orang yang dipimpinnya. Walau demikian pemimpin juga tidak boleh
bodoh. Karena pemimpin yang bodoh bisa diperalat oleh orang lain.

Demikianlah kriteria pemimpin atau caleg yang harus kita pilih untuk menjadi pemimpin.

Semoga pemimpin atau caleg yang terpilih pada Pemilu 2009 memiliki kriteria di atas.

Rabu, 08 April 2009

GURU...OH...GURU

Hari ini adalah hari terakhir Pra UN Kelas XII SMA.
Ada beberapa catatan penting dalam pelaksanaan Pra UN ini.

1. Kalau tahun lalu yang membuat soal adalah MGMP Mata Pelajaran masing-masing, tetapi tahun ini sebanyak tiga kali Pra UN yang membuat soal adalah sebuah lembaga Bimbingan Belajar. Padahal setiap MGMP sudah mempersiapkan soal untuk Pra UN tersebut.

2. Pada Lembaran soal ada Promosi dari lembaga Bimbingan Belajar.

a. Di halaman muka bagian bawah ada logo Bimbel tersebut ,

b. Pada halaman berikutnya di bagian kop terdapat juga logo lembaga Bimbel tersebut sejajar dengan logo Diknas cuma kalau logo Diknas di sudut kiri atas sedangkan logo Bimbel tersebut di sudut kanan atas.

c. Di halaman terakhir di bawah nomor 40 terpampang iklan sponsor dari Bimbel tersebut kira-kira 1/3 halaman lengkap dengan nomor teleponya. Kayaknya baru sekarang deh soal Pra UN ada pesan sponsornya...

3. Ketika saya masuk kelas untuk mengabsen siswa yang tidak hadir saya diserang oleh para siswa peserta Pra UN...mereka protes kok soalnya dari Lembaga Bimbel itu terus, ini soal dari Dinas atau bukan. Saya tidak bisa bilang apa-apa. Saya bilang anggap saja latihan.

4. Yang paling tidak fair adalah bahwa ada info yang sampai kepada saya bahwa sebenarnya siswa sudah mempunyai kunci jawaban soal Pra UN tersebut. Terutama siswa yang ikut di tempat Bimbel tersebut.

5. Ada teman yang bilang kasihan nasib Guru. Sudah banyak Guru yang lulus sertifikasi tapi untuk sekedar membuat soal pra UN pun belum dipercaya. Dinas justru lebih percaya pada Lembaga Bimbingan Belajar yang membuat soal. Padahal guru-guru Bimbel tersebut kebanyakan bukan Sarjana Pendidikan dan tentu saja mereka kebanyakannya kalau bukan yang nyambi pasti tidak disertifikasi . Buat apa ada sertifikasi guru kalau masih belum dianggap layak walau sekedar membuat soal Pra UN.

6. Soal yang dibuat ternyata tidak semuanya soal asli buatan Bimbel tersebut, tetapi hanya comot sana sini dari Bank soal dan ada yang tidak sesuai SKL.

7. Pada soal Bahasa Indonesia ada beberapa soal yang menurut Guru yang Bukan Guru Bahasa Indonesia kurang layak dibuat sebagai soal karena kurang etis tidak sesuai dengan adat ketimuran.

8. Begitulah dunia pendidikan kita....masih begitu-begitu juga...entah kapan akan majunya...!