Pages

Kamis, 13 Oktober 2022

Khutbah bahaya Riya'

Pembukaan

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْاَذٰىۙ كَالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَهٗ رِئَاۤءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَاَصَابَهٗ وَابِلٌ فَتَرَكَهٗ صَلْدًا ۗ لَا يَقْدِرُوْنَ عَلٰى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُوْا ۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ - ٢٦٤

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir." (QS. Al Baqarah: 264)

Ikhwanul muslimin rohinakumulloh.

Kalau kita ditanya buat apa kita beribadah?
Jawabannya pasti untuk mencari ridho Alloh SWT dan untuk memperoleh syurga yang disediakan Alloh di akhirat.

Banyak orang yang beribadah untuk memperoleh syurga akan tetapi di akhirat masuk neraka. Penyebabnya adalah karena dia beribadah bukan ikhlas karena Alloh tapi karena ingin dilihat manusia. 

Salah satu penyebabnya adalah penyakit hati yang bernama riya'(pamer istilah sekarang pencitraan)

Riya berasal dari bahasa Arab dari akar kata ra'a-yara-ruyan-wa ru'yatan yang artinya melihat.

Menurut istilah riya adalah memperlihatkan ucapan, tulisan, sikap, maupun amal perbuatannya agar diketahui orang lain.

riya' adalah salah satu ciri orang munafik.

Riya juga dapat diartikan sebagai sikap ingin dipuji atau disanjung orang lain atas perbuatan yang telah dilakukan.
Orang yang berbuat riya termasuk golongan orang yang celaka yang tidak memperoleh apapun dari apa yang mereka kerjakan. 

فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَاَصَابَهٗ وَابِلٌ فَتَرَكَهٗ صَلْدًا ۗ لَا يَقْدِرُوْنَ عَلٰى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُوْا ۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ

Perumpamaan  (orang yang riya'itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir." (QS. Al Baqarah: 264)

Rosululloh bersandar ok

أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِمَا هُوَ أَخْوَفُ عَلَيْكُمْ عِنْدِيْ مِنَ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ قَالَ قُلْنَا بَلَى فَقَالَ الشِّرْكُ الْخَفِيُّ أَنْ يَقُوْمَ الرَّجُلُ يُصَلِّيْ فَيُزَيِّنُ صَلاَتَهُ لِمَا يَرَى مِنْ نَظَرِ رَجُلٍ “

Artinya: “Maukah aku kabarkan kepada kalian sesuatu yang lebih tersembunyi di sisiku atas kalian daripada Masih ad Dajjal?” Dia berkata,”Kami mau,” maka Rasulullah berkata, yaitu syirkul khafi; yaitu seseorang shalat, lalu menghiasi (memperindah) shalatnya, karena ada orang yang memperhatikan shalatnya.” (HR. Ibnu Majah)

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الأَصْغَرُ الرِّيَاءُ  

 “Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil, yaitu riya'.” (HR Ahmad)

Hadirin ikhwanul mukminin rohimakumulloh.

Kita sebagai orang beriman menyangka orang yang pertama masuk neraka adalah orang kafir, yahudi, nasroni atau yang lainnya.

Ternyata kenyataannya yang pertama masuk neraka adalah orang Islam. yaitu orang Islam yang beramal karena riya

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞَ ﻟَﻴَﻌْﻤَﻞُ ﻋَﻤَﻞَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﻓِﻴْﻤَﺎ ﻳَﺒْﺪُﻭ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ ﻭَﻫُﻮَ ﻣِﻦْ ﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟﻨَّﺎﺭ

Sesungguhnya seseorang benar-benar melakukan amalan surga – menurut yang tampak bagi masyarakat – padahal ia termasuk penduduk neraka.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Dalam hadist Riwayat Muslim disebutkan ada tiga orang yang pertama masuk neraka.

1. Orang yang berjihad fii sabilillah karena ingin disebut orang gagah

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ   قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَقُوْلُ : إِنَّ اَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَعَهَا, قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟ قَالَ: قَاتَلْتُ فِيْكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ قَالَ: كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ ِلأَنْ يُقَالَ جَرِيْءٌ, فَقَدْ قِيْلَ ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى اُلْقِيَ فيِ النَّارِ

Dari Abi Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya manusia pertama yang diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah. Dia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan (yang diberikan di dunia), lalu ia pun mengenalinya. Allah bertanya kepadanya : ‘Amal apakah yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’ Ia menjawab : ‘Aku berperang semata-mata karena Engkau sehingga aku mati syahid.’ Allah berfirman : ‘Engkau dusta! Engkau berperang supaya dikatakan seorang yang gagah berani. Memang demikianlah yang telah dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret orang itu atas mukanya (dalam keadaan tertelungkup), lalu dilemparkan ke dalam neraka.

2. Orang yang belajar dan mengajarkan Alquran karena ingin disebut orang alim dan 

وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ اْلقُرْآنَ فَأُُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَعَهَا, قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟ قَالَ: تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيْكَ اْلقُرْآنَ, قَالَ:كَذَبْتَ, وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ: عَالِمٌ وَقَرَأْتَ اْلقُرْآنَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِىءٌ ، فَقَدْ قِيْلَ ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى اُلْقِيَ فيِ النَّارِ

Berikutnya orang (yang diadili) adalah seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya serta membaca al Qur`an. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengakuinya. Kemudian Allah menanyakannya: ‘Amal apakah yang telah engkau lakukan dengan kenikmatan-kenikmatan itu?’ Ia menjawab: ‘Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya, serta aku membaca al Qur`an hanyalah karena engkau.’ Allah berkata : ‘Engkau dusta! Engkau menuntut ilmu agar dikatakan seorang ‘alim (yang berilmu) dan engkau membaca al Qur`an supaya dikatakan (sebagai) seorang qari’ (pembaca al Qur`an yang baik). Memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka.

3.Orang yang betinfaq dan sadaqoh hanya karena disebut orang dermawan.

 وَرَجُلٌ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ وَاَعْطَاهُ مِنْ اَصْْنَافِ الْمَالِ كُلِّهِ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا, قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟ قَالَ: مَاتَرَكْتُ مِنْ سَبِيْلٍ تُحِبُّ أَنْ يُنْفَقَ فِيْهَا إِلاَّ أَنْفَقْتُ فِيْهَا لَكَ, قَالَ: كَذَبْتَ ، وَلَكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ هُوَ جَوَادٌ فَقَدْ قِيْلَ, ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ ثُمَّ أُلْقِيَ فِي النَّارِ

Berikutnya (yang diadili) adalah orang yang diberikan kelapangan rezeki dan b as, aqerbagai macam harta benda. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengenalinya (mengakuinya). Allah bertanya : ‘Apa yang engkau telah lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’ Dia menjawab : ‘Aku tidak pernah meninggalkan shadaqah dan infaq pada jalan yang Engkau cintai, melainkan pasti aku melakukannya semata-mata karena Engkau.’ Allah berfirman : ‘Engkau dusta!Engkau berbuat yang demikian itu supaya dikatakan seorang dermawan (murah hati) dan memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeretnya atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka.’”

Tatkala Mu’awiyah Radhiyallahu ‘anhu mendengar hadits ini, beliau berkata: “Hukuman ini telah berlaku atas mereka, bagaimana dengan orang-orang yang akan datang?” Kemudian beliau menangis terisak-isak hingga pingsan. Setelah siuman, beliau mengusap mukanya seraya berkata : Benarlah Allah dan RasulNya, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ ﴿١٥﴾ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka. Lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”. [Hud/11:15-16]. [HR Tirmidzi no. 2382 dan Ibnu Khuzaimah no. 2482].

Hadirin Rohinakunulloh
Nilai amal di sisi Allah diukur dengan ikhlas karena Allah dan sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , bukan dengan banyak dan besarnya. Allah berfirman :

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

Katakanlah : Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku bahwa sesungguhnya Rabb kamu itu adalah Allah yang Esa. Barangsiapa mengharap perjumpaaan dengan Rabbnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan jangan mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabb-nya”. [Al- Kahfi/18:110].

Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Inilah dua landasan amal yang diterima, ikhlas karena Allah dan sesuai dengan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam 

Kamis, 07 Juli 2022

Halal buat kami , haram buat anda

*"HALAL BUAT KAMI, HARAM UNTUK TUAN"*


Adalah Abu 'Abdurrahman Abdullah ibn al Mubarak al Hanzhali al Marwazi, seorang ulama' masyhur di Makkah yang menceriterakan riwayat ini.

Suatu ketika, setelah selesai menjalani ritual ibadah haji, ia beristirahat dan tertidur.
Dalam tidurnya ia bermimpi melihat dua Malaikat yang turun dari langit, dan mendengar percakapan keduanya.

*"Berapa orang yang datang tahun ini (untuk haji) ?"* tanya satu malaikat kepada malaikat lainnya.

_*"Tujuh ratus ribu jama'ah"*_ jawab Malaikat yang ditanya.

_*"Berapa banyak dari mereka yang diterima ibadah hajinya ?"*_

*"Tidak satupun"*

Percakapan itu membuat sang Abdullah al Mubarak bergemetar.

_*"Apa ?"*_
Ia menangis dalam mimpinya.

*"Semua orang - orang ini telah datang dari belahan bumi yang jauh, dengan kesulitan yang besar dan keletihan di sepanjang perjalanan, berkelana menyusuri padang pasir yang luas, dan semua usaha mereka menjadi sia - sia ?"*

Sambil gemetar, ia melanjutkan mendengar percakapan kedua malaikat itu.

*"Namun ada seseorang, yang meskipun tidak datang menunaikan ibadah haji, akan tetapi ibadah hajinya diterima dan seluruh dosanya telah diampuni.*
*Berkat dia seluruh ibadah haji mereka diterima oleh Allah"*

_*"Kenapa bisa begitu ?"*_

*"Itu kehendak Allah"*

_*"Siapa orang tersebut ?"*_

*"Sa'id ibn Muhafah tukang sol sepatu di Kota Dimasyq (Damaskus)"*

Mendengar ucapan itu, Abdullah al Mubarak itupun langsung terbangun dari tidurnya. 
Sepulang haji, ia tak langsung pulang menuju rumah, akan tetapi langsung menuju kota Damaskus, Syiria. Hatinya bergetar dan bertanya - tanya.

Sesampai disana, ia langsung mencari sang tukang sol yang disebut Malaikat dalam mimpinya. 

Hampir semua tukang sol sepatu ia tanya, apakah ada tukang sol sepatu yang bernama Sa'id ibn Muhafah.

*"Ada, di tepi kota"*
Jawab salah seorang tukang sol sepatu sambil menunjuk arahnya.

Sampai disana ia mendapati seorang tukang sol sepatu yang berpakaian amat lusuh

*"Benarkah anda bernama Sa'id ibn Muhafah ?"* 
Tanya ibn al Mubarak.

_*"Betul, siapakah tuan ?"*_

*"Aku Abdullah ibn al Mubarak"*

Sa'id pun terharu, 
_*"Tuan adalah Ulama' terkenal, ada apa gerangan mendatangi saya ?"*_

Sejenak, Ulama' itupun kebingungan, darimana ia akan memulai pertanyaanya. 
Akhirnya iapun menceritakan perihal mimpinya.

*"Saya hendak tahu, adakah sesuatu yang telah anda perbuat, sehingga anda berhak mendapatkan pahala haji mabrur, dan membuat mabrur ibadah haji para jama'ah yang lain ?"*

_*"Wah saya sendiri tidak tahu"*_

*"Coba ceritakan bagaimana kehidupan anda selama ini"*

Maka Sa’id ibn Muhafah pun bercerita,
_*"Setiap tahun, setiap musim haji, aku selalu mendengar suara talbiyah : 'Labbaika Allahumma labbaika. Labbaika laa syariika laka labbaika.*_
_*Innal hamda wanni’mata laka wal mulka.*_
_*laa syariika laka'*_
_*Dan, setiap kali aku mendengar talbiyah itu, aku selalu menangis 'ya Allah aku rindu Makkah.*_
_*Ya Allah aku merindu Ka'bah.*_
_*Ijinkan aku datang, ijinkan aku datang ya Allah'*_

_*Oleh karena itu, sejak puluhan tahun yang lalu.*_
_*Setiap hari saya menyisihkan uang dari hasil kerja saya sebagai tukang sol sepatu.*_
_*Sedikit demi sedikit saya kumpulkan, hingga akhirnya pada tahun ini, saya memiliki 350 dirham, cukup untuk saya berhaji, saya sudah siap berhaji"*,_

*"Tapi anda batal berangkat haji"*

_*"Benar"*_

*"Apa yang terjadi ?"*

_*"Ketika itu, Istri saya hamil, dan mengidam.*_
_*Waktu saya hendak berangkat, saat itu dia ngidam berat"*_

_*"Suamiku, menciumkah engkau bau masakan yang nikmat ini ?"*_

_*"Iya, sayang"*_

_*"Cobalah kau cari, siapakah yang masak sehingga baunya begitu nikmat.*_
_*Mintalah sedikit untukku"*_

_*"Ustadz, kemudian sayapun mencari sumber bau masakan itu.*_
_*Ternyata berasal dari gubug yang hampir runtuh.*_
_*Disitu ada seorang janda dan enam anaknya.*_
_*Saya mengatakan kepadanya bahwa istri saya ingin masakan yang ia masak, meskipun sedikit.*_
_*Janda itu diam saja memandang saya, sehingga saya mengulangi perkataan saya"*_

Akhirnya dengan perlahan ia mengatakan,
*"Tidak boleh, Tuan"*

_*"Dijual berapapun akan saya beli"*_

*"Makanan itu tidak dijual, Tuan"* katanya sambil berlinang mata.

_*"Kenapa ?"*_

Sambil menangis, janda itu menjawab,
_*"Daging ini halal untuk kami dan haram untuk Tuan"*_

Dalam hati saya, *"Bagaimana ada makanan yang halal untuk dia, tetapi haram untuk saya, padahal kita sama-sama muslim ?"* 

Karena itu saya mendesaknya lagi *"Kenapa ?"*

_*"Sudah beberapa hari ini kami tidak makan.*_
_*Di rumah sama sekali tak ada makanan.*_
_*Hari ini kami melihat keledai mati, lalu kami ambil sebagian dagingnya untuk kami masak, dan kami makan"*_
Sesenggukan janda itu menjelaskan.

_*"Bagi kami daging ini adalah halal, karena andai kami tak memakannya kami akan mati kelaparan.*_
_*Namun bagi Tuan, daging ini haram"*_

Mendengar ucapan tersebut, saya menangis, kemudian kembali pulang. Aku ceritakan perihal kejadian itu pada istriku, iapun menangis. 
Hingga akhirnya, kami memasak makanan dan mendatangi rumah janda tersebut.

*"Ini masakan untukmu"*

Uang peruntukan Haji sebesar 350 dirham pun saya berikan pada mereka.
*"Pakailah uang ini untukmu sekeluarga. Gunakanlah untuk usaha, agar engkau tidak kelaparan lagi"*

_*Ya Allah ... disinilah Hajiku*_

_*Ya Allah ... disinilah Makkahku*_

Mendengar cerita tersebut, Abdullah al Mubarak pun tak bisa menahan air matanya.

*Wassalamualaikum Wr Wb*

Rabu, 29 Juni 2022

Nasehat yang bicara dan diam


Bagaimana kabarnyanya? Alhamdulillah kelihatan masih segar segar. semua ya

اَلدِّينُ النَّصِيْحَة

"Agama adalah nasihat." (HR. Muslim, Abu Dawud dan An-Nasai’)

Suatu hari ada beberapa sahabat menghadap Rasulullah SAW lalu mereka berkata, “Wahai Rasulullah, selama ini bila ada sesuatu masalah hukum, maka engkau lah tempat kami minta fatwa. Bila kami ingin mendapat petunjuk maka engkau lah tempat kami mengadu dan minta nasehat.

Ya Rasul, selama engkau masih bersama kami, sungguh tidak ada masalah karena engkau lah tempat kami bertanya, mengadu dan meminta nasehat.

Namun pada suatu saat bila engkau berangkat meninggalkan kami menghadap Allah SWT, kami hidup tanpa bimbingan. Kemana lagi kami harus meminta nasehat?

Baginda Rasul tersenyum, kemudian beliau menjawab “kalian tidak usah khawatir, kalaupun pada suatu saat nanti aku berangkat meninggalkan kalian, kembali menghadap Allah SWT kalian tidak perlu bingung. Aku tinggalkan kepada kalian dua nasehat ; yang pertama nasehat yang pandai bicara dan yang kedua nasehat yang diam saja.

1. Nasehat yang pandai bicara

Sahabat bertanya, nasehat yang pandai bicara itu apa ya Rasul? Baginda menjawab, “Al-Quranul Karim”. Seluruh surat di dalam Al-Quran itu merupakan nasehat bagi umat Islam.
Apapun yang kalian kerjakan, kemana pun kalian pergi, bertanyalah kepada Al-Quran, mintalah nasehat darinya.
Bertanya langsung ya Rasul?”
Beliau menjawab, “Tentu tidak”. Jika kalian tidak mengerti, bertanyalah kepada yang mengerti Al-Quran yaitu para ulama, guru-guru dan sebagainya.

Al-quran adalah kitab suci paling yang paling mulia.

Siapapun dan apapun yang bersama Al-quran pasti akan akan dimuliakan Allooh.
Bulan ketika turunnya Al-quran menjadi malam yang paling mulia, yaitu bulan Ramadhon
Malam ketika turunnya menjadi malam yang paling mulia yaitu Malam lailatul qodr
Malaikat yang menurunkan Al-quran adalah malaikat yang paling mulia, yaitu Malaikat Jibril.
Laki-laki yang diturunkan kepadanya Al-quran menjadi laki laki yang paling mulia yaitu Rodululloh Muhammad saw.

Dari sinilah kita menyimpulkan bahwa barang siapa yang hendak meraih kemuliaan maka dia harus hidup bersama Al-quran.

Apa yang harus kita lakukan dengan Al-quran?

1.Mengimaninya, 2.membacanya,
3. menghafalkannya ,
4. mentadaburinya, 5.mengamalkan isinya, 6.mengajarkannya kepada orang lain, dan
7. mempraktekan dalam kehidupan bermasyarakat.

Al-quran adalah mujizat yang paling istimewa.

Mengalahkan mukjizat Nabi Sulaiman yang bisa berbicara dengan binatang,, memerintahkan angin dan menundukkan jin.
Mengalahkan mukjizat Nabi Ibrahim yang tidak terbakar api
Mengalahkan mukjizat nabi Musa yang bisa membelah laut jadi daratan
kenapa? karena mukjizat mereka hilang bersama wafatnya mereka.

Sedangkan Mukjizat Nabi Muhammad saw yaitu Al-quran akan tetap ada untuk membimbing dan memberi petunjuk kepada manusia sampai matahari terbit dari Timur.

Maka paradigma tentang pendidikan harus diubah, anak cucu kita bukan harus menguasai matematika, fisika atau kimia tapi yang pertama. harus dikuasai adalah Al-quran. kalau Al-quran sudah dikuasai maka wahyu telah tertamam dalam dadanya dan Alloh pasti akan menolongnya sehingga

Nabi bersabda:  

اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ

  “Bacalah Al-Qur’an, sesungguhnya ia akan
datang di hari kiamat memberi syafaat kepada pembacanya” (Imam Muslim, Shahih Muslim, )

Imam Hasan Al-Bashri berkata: “Orang-orang dahulu memahami Al-Qur’an itu sebagai firman Allah. Sepanjang malam mereka sibuk bertafakkur dan bertadabbur terhadap Al-Qur’an (memikirkan isi kandungan Al-Qur’an), dan sepanjang harinya mereka sibuk mengamalkannya. Sedangkan kalian hanya memperlihatkan huruf, fathah, dan dhamahnya, tanpa menganggapnya sebagai firman Allah, sehingga tidak pernah mentafakkuri dan mentadabburinya.

2. Nasehat yang diam saja

Kemudian sahabat bertanya lagi, kalau nasehat yang diam saja itu apa ya Rasul? Beliau menjawab nasehat yang diam saja itu maut (mati). Ia diam saja, tidak bicara tapi seolah-olah dia bicara, memberitahukan kepada yang hidup bahwa kalian akan mengalami hal yang sama (kematian) yang pasti datangnya.

Kalau hari ini engkau menyolatkan jenazah orang lain, maka suatu saat jenazahmu disolatkan orang lain. Mungkin besok, lusa, seminggu ke depan dan seterusnya jenazahmu disolatkan orang. Kalau hari ini kalian mengantarkan jenazah orang ke liang lahat, bukankah esok, lusa, minggu depan, bulan depan, atau tahun depan akan diantar ke liang lahat.

Seolah-olah “mati” itu berkata, “lihatlah temanmu atau keluargamu yang sedang terbujur di pembaringan. Matanya masih ada tetapi sudah tidak bisa melihat. Telinganya sudah tidak bisa mendengar, kakinya sudah tidak bisa berjalan dan tangannya sudah tidak bisa memegang”.

Bila orang tersebut secara syariat adalah orang yang baik, itupun harus menjadi nasehat untuk kita, sejauhmana diri kita hari ini, apakah sudah seperti orang tersebut yang masuk dalam akhir hayat yang husnul khotimah? 

Begitu pun sebaliknya bila orang tersebut dalam keadaan su’ul khotimah, tentunya kita mohon perlindungan Allah jangan sampai masuk dalam kategori itu.

Alqiyamah 26-30

Di manapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh.

Aljumuah ayat 8

قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعتَعْ
Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”

Hadist tentang apabila hamba beriman tidak lagi menginkan dunia................

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلاَثَةٌ ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ ، يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ ، وَيَبْقَى عَمَلُهُ

“Yang mengikuti mayit sampai ke kubur ada tiga, dua akan kembali dan satu tetap bersamanya di kubur. Yang mengikutinya adalah keluarga, harta dan amalnya. Yang kembali adalah keluarga dan hartanya. Sedangkan yang tetap bersamanya di kubur adalah amalnya.” (HR. Bukhari, no. 6514; Muslim, no. 2960)

3. Diri kita sendiri jugnada bisa menjadi nasehati

Tenaga berkurang
rambut beruban
mata rabun
gigi ompong

telinga sudah berkurang
pikiran sudah pelupa




Oleh karena itu, nasehat Rasulullah tersebut di atas hendaknya menjadi pelajaran untuk kita dalam menempuh kehidupan ini. Sudah sejauhmana kita telah mempersiapkan diri untuk kembali ke kampung akhirat? Berapa banyak orang yang menumpuk kekayaan seolah ia tidak akan mati. Berapa banyak orang menginginkan berada di posisi puncak, padahal hidup ini mendaki dan menurun. Orang yang hatinya keras, tidak mempan terhadap nasehat yang datangnya dari Allah, yaitu Al-Quran dan maut. Atau nasehat dari orang lain terkadang tidak bisa menyentuh hatinya. Mungkin juga nasehat itu muncul dari dalam diri kita sendiri. Tenaga yang dulu kuat sekarang sudah lemah. Rambut yang dulu hitam sekarang sudah memutih. Kulit yang dulu kencang sekarang sudah keriput. Gigi yang dulu kuat sekarang sudah mulai tanggal satu persatu. Mata yang dulu jelas melihat sesuatu sekarang sudah harus dibantu dengan kacamata. Telinga yang dulu jelas mendengar sesuatu sekarang sudah jauh berkurang. Karena itu semakin lanjut usia akan terus dikurangi kenikmatan yang ada pada diri seseorang. Sebagaimana firman Allah pada surat Yasin ayat 68, artinya :Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian(nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?

 

Masih tak sadarkah diri ini dengan nasihat yang diam? Kesadaran akan adanya kehidupan setelah di dunia akan membuat manusia menjadi bertaubat dari segala bentuk keburukan yang diperbuat. Bertaubat dengan bersungguh-sungguh untuk tidak melakukannya kembali, menyesal dan memohon ampun kepada Sang Maha Pengampun. Itulah yang dinamakan taubatan nasuha, taubat yang dilakukan dengan sebenar-benarnya. Taubatan nasuha inilah yang akan mengantarkan manusia pada keridhaan Sang Pencipta. Kita dididik untuk bertaubat kepada-Nya agar tidak lagi berani menantang dan melanggar perintah-Nya.

 

Selain itu, kefanaan (kerusahan, kehancuran) pun tersirat di dalam nasihat yang diam. Kefanaan yang berarti tidak kekal. Semua yang ada di dunia ini akan sirna dan binasa termasuk manusia sebab manusia tidak kekal, hanya Dia, Allah yang memiliki sifat baqa’ yakni kekal. Nasihat yang diam telah banyak mengajarkan manusia akan nilai-nilai kebaikan untuk mendekatkan diri kepada-Nya agar manusia semakin rajin beribadah. Terlalu keras hati ini jika nasihat yang diam pun tak mampu mengubah keburukan menjadi kebaikan. Tak ada sedikit pun rasa bersalah mengerjakan keburukan, padahal sudah diberikan nasihat oleh sesama dan nasihat yang diam. Apakah ini cerminan bagi diri kita sendiri? Naudzubillah. Hikmah nasihat yang diam hanya mampu dicerna oleh orang-orang yang selalu hatinya terpautkan akan Zat Yang Maha Kuasa dan Maha Agung. Wallaahu a’lam. Semoga bermanfaat.

Kamis, 24 Februari 2022

12 Kaum yang dibinasakan Alloh swt

1. Kaum Nabi Nuh....kaum Wadd, Suwa, Nasr dan Ya'uw

Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun, namun yang beriman hanyalah sekitar 80 orang. Kaumnya mendustakan dan memperolok-olok Nabi Nuh. Lalu, Allah mendatangkan banjir yang besar, kemudian menenggelamkan mereka yang ingkar, termasuk anak dan istri Nabi Nuh

(QS Al-Ankabut : 14).
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا نُوْحًا اِلٰى قَوْمِهٖ فَلَبِثَ فِيْهِمْ اَلْفَ سَنَةٍ اِلَّا خَمْسِيْنَ عَامًا ۗفَاَخَذَهُمُ الطُّوْفَانُ وَهُمْ ظٰلِمُوْنَ

14. Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian mereka dilanda banjir besar, sedangkan mereka adalah orang-orang yang zalim.

2. Kaum Nabi Hud ....kaum 'Ad

Nabi Hud diutus untuk kaum 'Ad. Mereka mendustakan kenabian Nabi Hud. Allah lalu mendatangkan angin yang dahsyat disertai dengan bunyi guruh yang menggelegar hingga mereka tertimbun pasir dan akhirnya binasa (QS Attaubah: 70, Alqamar: 18, Fushshilat: 13, Annajm: 50, Qaaf: 13).

اَلَمْ يَأْتِهِمْ نَبَاُ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ قَوْمِ نُوْحٍ وَّعَادٍ وَّثَمُوْدَ ەۙ وَقَوْمِ اِبْرٰهِيْمَ وَاَصْحٰبِ مَدْيَنَ وَالْمُؤْتَفِكٰتِۗ اَتَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنٰتِۚ فَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلٰكِنْ كَانُوْٓا اَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْنَ

70. Apakah tidak sampai kepada mereka berita (tentang) orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, ‘Ad, samud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan, dan (penduduk) negeri-negeri yang telah musnah? Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa bukti-bukti yang nyata; Allah tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri.

3. Kaum Nabi Saleh.....kaum Tsamud
Nabi Saleh diutuskan Allah kepada kaum Tsamud. Nabi Saleh diberi sebuah mukjizat seekor unta betina yang keluar dari celah batu. Namun, mereka membunuh unta betina tersebut sehingga Allah menimpakan azab kepada mereka (QS ALhijr: 80, Huud: 68, Qaaf: 12).

كَاَنْ لَّمْ يَغْنَوْا فِيْهَا ۗ اَلَآ اِنَّ ثَمُوْدَا۠ كَفَرُوْا رَبَّهُمْ ۗ اَلَا بُعْدًا لِّثَمُوْدَ ࣖ

68. Seolah-olah mereka belum pernah tinggal di tempat itu. Ingatlah, kaum samud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, binasalah kaum samud.

4. Kaum Nabi Luth.., .kaum Sodom dan Ghomorah

Umat Nabi Luth terkenal dengan perbuatan menyimpang, yaitu hanya mau menikah dengan pasangan sesama jenis (homoseksual dan lesbian). Kendati sudah diberi peringatan, mereka tak mau bertobat. Allah akhirnya memberikan azab kepada mereka berupa gempa bumi yang dahsyat disertai angin kencang dan hujan batu sehingga hancurlah rumah-rumah mereka. Dan, kaum Nabi Luth ini akhirnya tertimbun di bawah reruntuhan rumah mereka sendiri (QS Alsyu'araa: 160, Annaml: 54, Alhijr: 67, Alfurqan: 38, Qaf: 12).

كَذَّبَتْ قَوْمُ لُوْطِ ِۨالْمُرْسَلِيْنَ ۖ

160. Kaum Lut telah mendustakan para rasul,

5. Kaum Nabi Syuaib.......kaum Madyan dan Aikah

Nabi Syuaib diutuskan kepada kaum Madyan. Kaum Madyan ini dihancurkan oleh Allah karena mereka suka melakukan penipuan dan kecurangan dalam perdagangan. Bila membeli, mereka minta dilebihkan dan bila menjual selalu mengurangi. Allah pun mengazab mereka berupa hawa panas yang teramat sangat. Kendati mereka berlindung di tempat yang teduh, hal itu tak mampu melepaskan rasa panas. Akhirnya, mereka binasa (QS Attaubah: 70, Alhijr: 78, Thaaha: 40, dan Alhajj: 44).

اَلَمْ يَأْتِهِمْ نَبَاُ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ قَوْمِ نُوْحٍ وَّعَادٍ وَّثَمُوْدَ ەۙ وَقَوْمِ اِبْرٰهِيْمَ وَاَصْحٰبِ مَدْيَنَ وَالْمُؤْتَفِكٰتِۗ اَتَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنٰتِۚ فَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلٰكِنْ كَانُوْٓا اَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْنَ

70. Apakah tidak sampai kepada mereka berita (tentang) orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, ‘Ad, samud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan, dan (penduduk) negeri-negeri yang telah musnah? Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa bukti-bukti yang nyata; Allah tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri.

Selain kepada kaum Madyan, Nabi Syuaib juga diutus kepada penduduk Aikah. Mereka menyembah sebidang padang tanah yang pepohonannya sangat rimbun. Kaum ini menurut sebagian ahli tafsir disebut pula dengan penyembah hutan lebat (Aikah) (QS AlHijr: 78, Alsyu'araa: 176, Shaad: 13, Qaaf: 14).

وَثَمُوْدُ وَقَوْمُ لُوْطٍ وَّاَصْحٰبُ لْـَٔيْكَةِ ۗ اُولٰۤىِٕكَ الْاَحْزَابُ

13. dan (begitu juga) Samud, kaum Lut dan penduduk Aikah. Mereka itulah golongan-golongan yang bersekutu (menentang rasul-rasul).

6. Firaun

Kaum Bani Israil sering ditindas oleh Firaun. Allah mengutus Nabi Musa dan Harun untuk memperingatkan Firaun akan azab Allah. Namun, Firaun malah mengaku sebagai tuhan. Ia akhirnya tewas di Laut Merah dan jasadnya berhasil diselamatkan. Hingga kini masih bisa disaksikan di museum mumi di Mesir (Albaqarah: 50 dan Yunus: 92).

وَاِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ فَاَنْجَيْنٰكُمْ وَاَغْرَقْنَآ اٰلَ فِرْعَوْنَ وَاَنْتُمْ تَنْظُرُوْنَ

50. Dan (ingatlah) ketika Kami membelah laut untukmu, sehingga kamu dapat Kami selamatkan dan Kami tenggelamkan (Fir‘aun dan) pengikut-pengikut Fir‘aun, sedang kamu menyaksikan.

7. Ashab Al-Sabt

Mereka adalah segolongan fasik yang tinggal di Kota Eliah, Elat (Palestina). Mereka melanggar perintah Allah untuk beribadah pada hari Sabtu. Allah menguji mereka dengan memberikan ikan yang banyak pada hari Sabtu dan tidak ada ikan pada hari lainnya. Mereka meminta rasul Allah untuk mengalihkan ibadah pada hari lain, selain Sabtu. Mereka akhirnya dibinasakan dengan dilaknat Allah menjadi kera yang hina (QS Al-A'raaf: 163).

وَسْـَٔلْهُمْ عَنِ الْقَرْيَةِ الَّتِيْ كَانَتْ حَاضِرَةَ الْبَحْرِۘ اِذْ يَعْدُوْنَ فِى السَّبْتِ اِذْ تَأْتِيْهِمْ حِيْتَانُهُمْ يَوْمَ سَبْتِهِمْ شُرَّعًا وَّيَوْمَ لَا يَسْبِتُوْنَۙ لَا تَأْتِيْهِمْ ۛ كَذٰلِكَ ۛنَبْلُوْهُمْ بِمَا كَانُوْا يَفْسُقُوْنَ

163. Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, (yaitu) ketika datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, padahal pada hari-hari yang bukan Sabat ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami menguji mereka disebabkan mereka berlaku fasik.

8. Ashab Al-Rass.......kaum nabi Saleh atau Syuaib

Rass adalah nama sebuah telaga yang kering airnya. Nama Al-Rass ditujukan pada suatu kaum. Konon, nabi yang diutus kepada mereka adalah Nabi Saleh. Namun, ada pula yang menyebutkan Nabi Syuaib. Sementara itu, yang lainnya menyebutkan, utusan itu bernama Handzalah bin Shinwan (adapula yang menyebut bin Shofwan). Mereka menyembah patung. Ada pula yang menyebutkan, pelanggaran yang mereka lakukan karena mencampakkan utusan yang dikirim kepada mereka ke dalam sumur sehingga mereka dibinasakan Allah (Qs Alfurqan: 38 dan Qaf ayat 12).

وَعَادًا وَّثَمُوْدَا۟ وَاَصْحٰبَ الرَّسِّ وَقُرُوْنًاۢ بَيْنَ ذٰلِكَ كَثِيْرًا

38. dan (telah Kami binasakan) kaum ‘Ad dan samud dan penduduk Rass serta banyak (lagi) generasi di antara (kaum-kaum) itu.

9. Ashab Al-Ukhdudd

Ashab Al-Ukhdud adalah sebuah kaum yang menggali parit dan menolak beriman kepada Allah, termasuk rajanya. Sementara itu, sekelompok orang yang beriman diceburkan ke dalam parit yang telah dibakar, termasuk seorang wanita yanga tengah menggendong seorang bayi. Mereka dikutuk oleh Allah SWT (QS Alburuuj: 4-9).

قُتِلَ أَصْحَابُ الْأُخْدُودِ

 Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit (QS. Al-Buruj [85] 

10. Ashab Al-Qaryah

Menurut sebagian ahli tafsir, Ashab Al-Qaryah (suatu negeri) adalah penduduk Anthakiyah. Mereka mendustakan rasul-rasul yang diutus kepada mereka. Ketika diutus kepada mereka tiiga murid nabi Isa atau 3 orang Nabi semuanya mereka bunuh. Allah membinasakan mereka dengan sebuah suara yang sangat keras (QS Yaasiin: 13).

وَٱضۡرِبۡ لَهُم مَّثَلًا أَصۡحَـٰبَ ٱلۡقَرۡیَةِ إِذۡ جَاۤءَهَا ٱلۡمُرۡسَلُونَ ١٣

“Dan buatlah suatu perumpamaan bagi mereka, yaitu penduduk suatu negeri, ketika utusan-utusan datang kepada mereka”

11. Kaum Tubba'

Tubaa' adalah nama seorang raja bangsa Himyar yang beriman. Namun, kaumnya sangat ingkar kepada Allah hingga melampaui batas. Maka, Allah menimpakan azab kepada mereka hingga binasa. Peradaban mereka sangat maju. Salah satunya adalah bendungan air (QS Addukhan: 37).

اَهُمۡ خَيۡرٌ اَمۡ قَوۡمُ تُبَّعٍۙ وَّ الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِهِمۡ‌ؕ اَهۡلَكۡنٰهُمۡ‌ۖ اِنَّهُمۡ كَانُوۡا مُجۡرِمِيۡنَ

Apakah mereka (kaum musyrikin) yang lebih baik atau kaum Tubba‘, dan orang-orang yang sebelum mereka yang telah Kami binasakan karena mereka itu adalah orang-orang yang sungguh berdosa

12.Kaum Saba.......jaman nabi sulaiman

Mereka diberi berbagai kenikmatan berupa kebun-kebun yang ditumbuhi pepohonan untuk kemakmuran rakyat Saba. Karena mereka enggan beribadah kepada Allah walau sudah diperingatkan oleh Nabi Sulaiman, akhirnya Allah menghancurkan bendungan Ma'rib dengan banjir besar (Al-Arim) (QS Saba: 15-19).  

{لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ (15) فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنَاهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَيْءٍ مِنْ سِدْرٍ قَلِيلٍ (16) ذَلِكَ جَزَيْنَاهُمْ بِمَا كَفَرُوا وَهَلْ نُجَازِي إِلا الْكَفُورَ (17) }

Sesungguhnya bagi kaum Saba ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka, yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan), "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun. Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon asl, dan sedikit dari pohon sidr. Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir.

Saba adalah nama raja

Jumat, 11 Februari 2022

Keutamaan Bulan Rajab

Firman Alloh dalam QS. At Taubah 36

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ 
كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.(attaubah 36)

Bulan Rajab merupakan salah satu dari 4 asyharul hurum bulan suci dan mulia dimana jaman dulu dilarang berperang. Empat bulan haram itu adalah Dzulqo'idah, Dzulhijjah, Muharam dan Rojab.

Menurut Syekh Abdul Qodir Al Jailani dalam kitab al-Ghuniyah, Rajab terdiri dari tiga huruf, yaitu Ra’, Jim, dan Ba’. 
Ra’ adalah Rahmatullâh (rahmat Allah), 
Jim adalah Jûdullâh (kemudahan Allah), dan Ba’ adalah Birrullâh (kebaikan Allah).

 Maksudnya, mulai awal hingga akhir bulan Rajab, Allah SWT melimpahkan tiga anugerah kepada hamba-hamba-Nya, yaitu limpahan rahmat, kemudahan, dan kebaikan dari Allah SWT. Ini menunjukkan kemuliaan dan keagungan dari bulan Rajab.   

 Abu Nu'aim dan  Ibnus Suni meriwayatkan bahwa Rosululloh saw setiap kali memasuki  bulan Rajab beliau membaca doa 
Alloohumma bariklanaa fii rajaaba wa sya"ban wa ballignaa Romadhoon(HR. Ahmad)
Ya Alloh anugrahkanlah keberkahan pada bulan Rajab dan Sya'ban dan sampaikanlah usia kami pada bulan Romadhon.

Keutamaan bulan Rajab
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

1. Malam satu Rajab adalah salah satu malam yang mustajab bagi doa sebagaimana hal itu ditegaskan oleh Imam Syafi’i dalam kitab al-Umm:  

 بَلَغَنَا أَنَّهُ كَانَ يُقَالُ: إِنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ فِي خَمْسِ لَيَالٍ: فِي لَيْلَةِ الْجُمُعَةِ، وَلَيْلَةِ الْأَضْحَى، وَلَيْلَةِ الْفِطْرِ، وَأَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ، وَلَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ  

Maknanya: “Telah sampai berita pada kami bahwa dulu pernah dikatakan: Sesunguhnya doa dikabulkan pada lima malam: malam Jumat, malam hari raya Idul Adlha, malam hari raya Idul Fithri, malam pertama bulan Rajab dan malam nishfu Sya’ban.”  

2. Tidak ada Puasa sunat khusus, tapi perbanyak puasa sunat  minimal  senin kemis dan yaumil bid' 

Disebutkan dalam Shahih Muslim, hadits no. 1960:
  عن عُثْمَانَ بْنِ حَكِيمٍ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ سَأَلْتُ سَعِيدَ بْنَ جُبَيْرٍ عَنْ صَوْمِ رَجَبٍ وَنَحْنُ يَوْمَئِذٍ فِي رَجَبٍ فَقَالَ سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُولُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ  

Dari Utsman bin Hakim Al Anshari bahwa ia berkata: Saya bertanya kepada sahabat Sa’id bin Jubair mengenai puasa Rajab, dan saat itu kami berada di bulan Rajab. Maka ia pun menjawab: Saya telah mendengar Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma berkata: Dulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berpuasa hingga kami berkata bahwa beliau tidak akan berbuka. Dan beliau juga pernah berbuka hingga kami berkata bahwa beliau tidak akan puasa.

3. Pada bulan rajab Sayyidah Aminah mulai mengandung bakal calon nabi yang menjadi rahmat bagi sekalian alam.

Sayyidah Aminah binti Wahb mulai mengandung janin yang kelak diberi nama Muhammad pada bulan Rajab. Setelah mengandung selama sembilan bulan, pada bulan Rabi’ul Awwal Sayyidah Aminah melahirkan makhluk yang paling mulia, baginda Nabi agung Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kelahirannya adalah rahmat yang Allah hadiahkan kepada alam semesta.

4.4. Pada tanggal 27 Rajab 583 H Sultan Shalanudin Al Ayyubi berhasil membebaskan Baitul Maqdis, Palestina tidak dengan kekerasan.

Ketika ingin membebaskan Palestina, Sultan Shalahuddin al Ayyubi tidak langsung menyiapkan tentara dan peralatan perang. Akan tetapi yang mula-mula beliau lakukan adalah mempersatukan umat Islam dalam satu ikatan aqidah yang benar, yaitu aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah. Kesatuan aqidah akan melahirkan kesatuan hati. Kesatuan hati antar umat Islam adalah kekuatan dahsyat yang tidak terkalahkan. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal itu, beliau memerintahkan setiap muadzdzin di semua wilayah yang beliau kuasai untuk mengumandangkan aqidah Asy’ariyyah setiap hari sesaat sebelum adzan shubuh.  

5. Peristiwa fenomenal Isra Mi'raj terjadi tanggal 27 Rajab, ketika itu Rosulloh menerima perintah sholat 5 waktu

Maksud dan tujuan Isra’ dan Mi’raj adalah memuliakan Rasulullah, memperlihatkan kepadanya beberapa keajaiban dan tanda kekuasaan Allah dan menerima perintah shalat di tempat yang sangat mulia dan tidak pernah satu kali pun dilakukan maksiat di dalamnya.  

Beliau isra dari Masjidil Haram di  ke Masjidil Aqsho di Palestina lalu mi'raj dari Madjidil  Aqsho ke Sidratul  Muntaha.  Sidrat al-Muntahā berasal dari kata sidrah dan muntaha. Sidrah adalah pohon Bidara, sedangkan muntaha berarti tempat berkesudahan, 

Sidratulmuntaha atau Sidrat al-Muntahā (bahasa Arab: سدرة المنتهى‎) adalah sebuah pohon bidara yang menandai akhir dari langit/Surga ke tujuh, sebuah batas di mana makhluk tidak dapat melewatinya, menurut kepercayaan IslamKetika Rosululloh saw bisa melihat Jibril dalam bentuk yang asli..

Imam Ahmad bin Hambal meriwayat sebuah hadis yang mengatakan bahwa nabi  Muhammad telah melihat Jibril dalam bentuk yang asli. Jibril memiliki 600 sayap dari sayap sayapnya berlebaran  mutiara dan yakut. Dalam hadis lain sayap Jibril kalau dibuka menutupi madyriq dan maghrib(barat dan timur).

Annajm 13 ,14,15

وَلَقَدْ رَاٰهُ نَزْلَةً اُخْرٰىۙ - ١٣
Dan sungguh, dia (Muhammad) telah melihatnya (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,
عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهٰى - ١٤(yaitu) di Sidratul Muntaha,
عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوٰىۗ - ١٥di dekatnya ada surga tempat tinggal

Isra Miraj adalah dua peristiwa yang berbeda di mana Isra adalah perjalanan Rasulullah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha.

Jarak antara keduanya disebut sekitar 1.239 kilometer, di mana kala itu perjalanannya bisa ditempuh sekitar satu bulan dengan menggunakan kuda atau unta. Dengan kecepatan 60 km/jam.
Nabi Muhammad melakukan isra miraj dalam satu malam ditemani Jibril dengan kendaraan buroq.

Buroq arti artinya  kilat atau petir.
Kilat atau  petir adalah cahaya yang kecepatannya 300.juta km/ jam.
Mari kita hitung secara ilmiah
تَعۡرُجُ الۡمَلٰٓٮِٕكَةُ وَ الرُّوۡحُ اِلَيۡهِ فِىۡ يَوۡمٍ كَانَ مِقۡدَارُهٗ خَمۡسِيۡنَ اَلۡفَ سَنَةٍ‌ۚ‏
Para malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan, dalam sehari setara dengan lima puluh ribu tahun (Almaarij 4)

Mari kita menghitung: 

Jarak tempuh tercepat dengan berkuda pada waktu itu 60 km/jam,
berarti jarak lurus yang diiktibarkan dengan shalat kita adalah 50.000 th x 12 bulan x 30 hari x 24 jam x 60 km = 25.920.000.000 km. 
Waktu yang dibutuhkan Malaikat uintuk menempuh jarak itu adalah 1 hari = 24 jam x 60 menit x 60 detik = 86.400 detik. 

Maka  kecepatan malaikat adalah jarak di bagi waktu = 25.920.juta km dbagi 86.400 detik adalah 300.000 km/detik = 3 x 108 m/s. 
Itu adalah sama dengan kecepatan cahaya sesuai dengan fisika modern.

Jadi secara ilmiah terbukti Rosululloh saw isra dan miraj secara fisik bukan dalam mimpi
Sementara Rosyululloh pernah bersabda: ”Malaikat itu diciptan dari cahaya, dan jin dari nyala api”

Ulama mengatakan Asholaatu mikrojul mukminin.