Pages

Jumat, 11 Februari 2022

Keutamaan Bulan Rajab

Firman Alloh dalam QS. At Taubah 36

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ 
كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.(attaubah 36)

Bulan Rajab merupakan salah satu dari 4 asyharul hurum bulan suci dan mulia dimana jaman dulu dilarang berperang. Empat bulan haram itu adalah Dzulqo'idah, Dzulhijjah, Muharam dan Rojab.

Menurut Syekh Abdul Qodir Al Jailani dalam kitab al-Ghuniyah, Rajab terdiri dari tiga huruf, yaitu Ra’, Jim, dan Ba’. 
Ra’ adalah Rahmatullâh (rahmat Allah), 
Jim adalah Jûdullâh (kemudahan Allah), dan Ba’ adalah Birrullâh (kebaikan Allah).

 Maksudnya, mulai awal hingga akhir bulan Rajab, Allah SWT melimpahkan tiga anugerah kepada hamba-hamba-Nya, yaitu limpahan rahmat, kemudahan, dan kebaikan dari Allah SWT. Ini menunjukkan kemuliaan dan keagungan dari bulan Rajab.   

 Abu Nu'aim dan  Ibnus Suni meriwayatkan bahwa Rosululloh saw setiap kali memasuki  bulan Rajab beliau membaca doa 
Alloohumma bariklanaa fii rajaaba wa sya"ban wa ballignaa Romadhoon(HR. Ahmad)
Ya Alloh anugrahkanlah keberkahan pada bulan Rajab dan Sya'ban dan sampaikanlah usia kami pada bulan Romadhon.

Keutamaan bulan Rajab
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

1. Malam satu Rajab adalah salah satu malam yang mustajab bagi doa sebagaimana hal itu ditegaskan oleh Imam Syafi’i dalam kitab al-Umm:  

 بَلَغَنَا أَنَّهُ كَانَ يُقَالُ: إِنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ فِي خَمْسِ لَيَالٍ: فِي لَيْلَةِ الْجُمُعَةِ، وَلَيْلَةِ الْأَضْحَى، وَلَيْلَةِ الْفِطْرِ، وَأَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ، وَلَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ  

Maknanya: “Telah sampai berita pada kami bahwa dulu pernah dikatakan: Sesunguhnya doa dikabulkan pada lima malam: malam Jumat, malam hari raya Idul Adlha, malam hari raya Idul Fithri, malam pertama bulan Rajab dan malam nishfu Sya’ban.”  

2. Tidak ada Puasa sunat khusus, tapi perbanyak puasa sunat  minimal  senin kemis dan yaumil bid' 

Disebutkan dalam Shahih Muslim, hadits no. 1960:
  عن عُثْمَانَ بْنِ حَكِيمٍ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ سَأَلْتُ سَعِيدَ بْنَ جُبَيْرٍ عَنْ صَوْمِ رَجَبٍ وَنَحْنُ يَوْمَئِذٍ فِي رَجَبٍ فَقَالَ سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُولُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ  

Dari Utsman bin Hakim Al Anshari bahwa ia berkata: Saya bertanya kepada sahabat Sa’id bin Jubair mengenai puasa Rajab, dan saat itu kami berada di bulan Rajab. Maka ia pun menjawab: Saya telah mendengar Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma berkata: Dulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berpuasa hingga kami berkata bahwa beliau tidak akan berbuka. Dan beliau juga pernah berbuka hingga kami berkata bahwa beliau tidak akan puasa.

3. Pada bulan rajab Sayyidah Aminah mulai mengandung bakal calon nabi yang menjadi rahmat bagi sekalian alam.

Sayyidah Aminah binti Wahb mulai mengandung janin yang kelak diberi nama Muhammad pada bulan Rajab. Setelah mengandung selama sembilan bulan, pada bulan Rabi’ul Awwal Sayyidah Aminah melahirkan makhluk yang paling mulia, baginda Nabi agung Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kelahirannya adalah rahmat yang Allah hadiahkan kepada alam semesta.

4.4. Pada tanggal 27 Rajab 583 H Sultan Shalanudin Al Ayyubi berhasil membebaskan Baitul Maqdis, Palestina tidak dengan kekerasan.

Ketika ingin membebaskan Palestina, Sultan Shalahuddin al Ayyubi tidak langsung menyiapkan tentara dan peralatan perang. Akan tetapi yang mula-mula beliau lakukan adalah mempersatukan umat Islam dalam satu ikatan aqidah yang benar, yaitu aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah. Kesatuan aqidah akan melahirkan kesatuan hati. Kesatuan hati antar umat Islam adalah kekuatan dahsyat yang tidak terkalahkan. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal itu, beliau memerintahkan setiap muadzdzin di semua wilayah yang beliau kuasai untuk mengumandangkan aqidah Asy’ariyyah setiap hari sesaat sebelum adzan shubuh.  

5. Peristiwa fenomenal Isra Mi'raj terjadi tanggal 27 Rajab, ketika itu Rosulloh menerima perintah sholat 5 waktu

Maksud dan tujuan Isra’ dan Mi’raj adalah memuliakan Rasulullah, memperlihatkan kepadanya beberapa keajaiban dan tanda kekuasaan Allah dan menerima perintah shalat di tempat yang sangat mulia dan tidak pernah satu kali pun dilakukan maksiat di dalamnya.  

Beliau isra dari Masjidil Haram di  ke Masjidil Aqsho di Palestina lalu mi'raj dari Madjidil  Aqsho ke Sidratul  Muntaha.  Sidrat al-Muntahā berasal dari kata sidrah dan muntaha. Sidrah adalah pohon Bidara, sedangkan muntaha berarti tempat berkesudahan, 

Sidratulmuntaha atau Sidrat al-Muntahā (bahasa Arab: سدرة المنتهى‎) adalah sebuah pohon bidara yang menandai akhir dari langit/Surga ke tujuh, sebuah batas di mana makhluk tidak dapat melewatinya, menurut kepercayaan IslamKetika Rosululloh saw bisa melihat Jibril dalam bentuk yang asli..

Imam Ahmad bin Hambal meriwayat sebuah hadis yang mengatakan bahwa nabi  Muhammad telah melihat Jibril dalam bentuk yang asli. Jibril memiliki 600 sayap dari sayap sayapnya berlebaran  mutiara dan yakut. Dalam hadis lain sayap Jibril kalau dibuka menutupi madyriq dan maghrib(barat dan timur).

Annajm 13 ,14,15

وَلَقَدْ رَاٰهُ نَزْلَةً اُخْرٰىۙ - ١٣
Dan sungguh, dia (Muhammad) telah melihatnya (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,
عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهٰى - ١٤(yaitu) di Sidratul Muntaha,
عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوٰىۗ - ١٥di dekatnya ada surga tempat tinggal

Isra Miraj adalah dua peristiwa yang berbeda di mana Isra adalah perjalanan Rasulullah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha.

Jarak antara keduanya disebut sekitar 1.239 kilometer, di mana kala itu perjalanannya bisa ditempuh sekitar satu bulan dengan menggunakan kuda atau unta. Dengan kecepatan 60 km/jam.
Nabi Muhammad melakukan isra miraj dalam satu malam ditemani Jibril dengan kendaraan buroq.

Buroq arti artinya  kilat atau petir.
Kilat atau  petir adalah cahaya yang kecepatannya 300.juta km/ jam.
Mari kita hitung secara ilmiah
تَعۡرُجُ الۡمَلٰٓٮِٕكَةُ وَ الرُّوۡحُ اِلَيۡهِ فِىۡ يَوۡمٍ كَانَ مِقۡدَارُهٗ خَمۡسِيۡنَ اَلۡفَ سَنَةٍ‌ۚ‏
Para malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan, dalam sehari setara dengan lima puluh ribu tahun (Almaarij 4)

Mari kita menghitung: 

Jarak tempuh tercepat dengan berkuda pada waktu itu 60 km/jam,
berarti jarak lurus yang diiktibarkan dengan shalat kita adalah 50.000 th x 12 bulan x 30 hari x 24 jam x 60 km = 25.920.000.000 km. 
Waktu yang dibutuhkan Malaikat uintuk menempuh jarak itu adalah 1 hari = 24 jam x 60 menit x 60 detik = 86.400 detik. 

Maka  kecepatan malaikat adalah jarak di bagi waktu = 25.920.juta km dbagi 86.400 detik adalah 300.000 km/detik = 3 x 108 m/s. 
Itu adalah sama dengan kecepatan cahaya sesuai dengan fisika modern.

Jadi secara ilmiah terbukti Rosululloh saw isra dan miraj secara fisik bukan dalam mimpi
Sementara Rosyululloh pernah bersabda: ”Malaikat itu diciptan dari cahaya, dan jin dari nyala api”

Ulama mengatakan Asholaatu mikrojul mukminin. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar