Bagaimana kabarnyanya? Alhamdulillah kelihatan masih segar segar. semua ya
اَلدِّينُ النَّصِيْحَة
"Agama adalah nasihat." (HR. Muslim, Abu Dawud dan An-Nasai’)
Suatu hari ada beberapa sahabat menghadap Rasulullah SAW lalu mereka berkata, “Wahai Rasulullah, selama ini bila ada sesuatu masalah hukum, maka engkau lah tempat kami minta fatwa. Bila kami ingin mendapat petunjuk maka engkau lah tempat kami mengadu dan minta nasehat.
Ya Rasul, selama engkau masih bersama kami, sungguh tidak ada masalah karena engkau lah tempat kami bertanya, mengadu dan meminta nasehat.
Namun pada suatu saat bila engkau berangkat meninggalkan kami menghadap Allah SWT, kami hidup tanpa bimbingan. Kemana lagi kami harus meminta nasehat?
Baginda Rasul tersenyum, kemudian beliau menjawab “kalian tidak usah khawatir, kalaupun pada suatu saat nanti aku berangkat meninggalkan kalian, kembali menghadap Allah SWT kalian tidak perlu bingung. Aku tinggalkan kepada kalian dua nasehat ; yang pertama nasehat yang pandai bicara dan yang kedua nasehat yang diam saja.
1. Nasehat yang pandai bicara
Sahabat bertanya, nasehat yang pandai bicara itu apa ya Rasul? Baginda menjawab, “Al-Quranul Karim”. Seluruh surat di dalam Al-Quran itu merupakan nasehat bagi umat Islam.
Apapun yang kalian kerjakan, kemana pun kalian pergi, bertanyalah kepada Al-Quran, mintalah nasehat darinya.
“Bertanya langsung ya Rasul?”
Beliau menjawab, “Tentu tidak”. Jika kalian tidak mengerti, bertanyalah kepada yang mengerti Al-Quran yaitu para ulama, guru-guru dan sebagainya.
Al-quran adalah kitab suci paling yang paling mulia.
Siapapun dan apapun yang bersama Al-quran pasti akan akan dimuliakan Allooh.
Bulan ketika turunnya Al-quran menjadi malam yang paling mulia, yaitu bulan Ramadhon
Malam ketika turunnya menjadi malam yang paling mulia yaitu Malam lailatul qodr
Malaikat yang menurunkan Al-quran adalah malaikat yang paling mulia, yaitu Malaikat Jibril.
Laki-laki yang diturunkan kepadanya Al-quran menjadi laki laki yang paling mulia yaitu Rodululloh Muhammad saw.
Dari sinilah kita menyimpulkan bahwa barang siapa yang hendak meraih kemuliaan maka dia harus hidup bersama Al-quran.
Apa yang harus kita lakukan dengan Al-quran?
1.Mengimaninya, 2.membacanya,
3. menghafalkannya ,
4. mentadaburinya, 5.mengamalkan isinya, 6.mengajarkannya kepada orang lain, dan
7. mempraktekan dalam kehidupan bermasyarakat.
Al-quran adalah mujizat yang paling istimewa.
Mengalahkan mukjizat Nabi Sulaiman yang bisa berbicara dengan binatang,, memerintahkan angin dan menundukkan jin.
Mengalahkan mukjizat Nabi Ibrahim yang tidak terbakar api
Mengalahkan mukjizat nabi Musa yang bisa membelah laut jadi daratan
kenapa? karena mukjizat mereka hilang bersama wafatnya mereka.
Sedangkan Mukjizat Nabi Muhammad saw yaitu Al-quran akan tetap ada untuk membimbing dan memberi petunjuk kepada manusia sampai matahari terbit dari Timur.
Maka paradigma tentang pendidikan harus diubah, anak cucu kita bukan harus menguasai matematika, fisika atau kimia tapi yang pertama. harus dikuasai adalah Al-quran. kalau Al-quran sudah dikuasai maka wahyu telah tertamam dalam dadanya dan Alloh pasti akan menolongnya sehingga
Nabi bersabda:
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
“Bacalah Al-Qur’an, sesungguhnya ia akan
datang di hari kiamat memberi syafaat kepada pembacanya” (Imam Muslim, Shahih Muslim, )
Imam Hasan Al-Bashri berkata: “Orang-orang dahulu memahami Al-Qur’an itu sebagai firman Allah. Sepanjang malam mereka sibuk bertafakkur dan bertadabbur terhadap Al-Qur’an (memikirkan isi kandungan Al-Qur’an), dan sepanjang harinya mereka sibuk mengamalkannya. Sedangkan kalian hanya memperlihatkan huruf, fathah, dan dhamahnya, tanpa menganggapnya sebagai firman Allah, sehingga tidak pernah mentafakkuri dan mentadabburinya.”
2. Nasehat yang diam saja
Kemudian sahabat bertanya lagi, kalau nasehat yang diam saja itu apa ya Rasul? Beliau menjawab nasehat yang diam saja itu maut (mati). Ia diam saja, tidak bicara tapi seolah-olah dia bicara, memberitahukan kepada yang hidup bahwa kalian akan mengalami hal yang sama (kematian) yang pasti datangnya.
Kalau hari ini engkau menyolatkan jenazah orang lain, maka suatu saat jenazahmu disolatkan orang lain. Mungkin besok, lusa, seminggu ke depan dan seterusnya jenazahmu disolatkan orang. Kalau hari ini kalian mengantarkan jenazah orang ke liang lahat, bukankah esok, lusa, minggu depan, bulan depan, atau tahun depan akan diantar ke liang lahat.
Seolah-olah “mati” itu berkata, “lihatlah temanmu atau keluargamu yang sedang terbujur di pembaringan. Matanya masih ada tetapi sudah tidak bisa melihat. Telinganya sudah tidak bisa mendengar, kakinya sudah tidak bisa berjalan dan tangannya sudah tidak bisa memegang”.
Bila orang tersebut secara syariat adalah orang yang baik, itupun harus menjadi nasehat untuk kita, sejauhmana diri kita hari ini, apakah sudah seperti orang tersebut yang masuk dalam akhir hayat yang husnul khotimah?
Begitu pun sebaliknya bila orang tersebut dalam keadaan su’ul khotimah, tentunya kita mohon perlindungan Allah jangan sampai masuk dalam kategori itu.
Alqiyamah 26-30
Di manapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh.
Aljumuah ayat 8
قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعتَعْ
Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Hadist tentang apabila hamba beriman tidak lagi menginkan dunia................
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلاَثَةٌ ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ ، يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ ، وَيَبْقَى عَمَلُهُ
“Yang mengikuti mayit sampai ke kubur ada tiga, dua akan kembali dan satu tetap bersamanya di kubur. Yang mengikutinya adalah keluarga, harta dan amalnya. Yang kembali adalah keluarga dan hartanya. Sedangkan yang tetap bersamanya di kubur adalah amalnya.” (HR. Bukhari, no. 6514; Muslim, no. 2960)
3. Diri kita sendiri jugnada bisa menjadi nasehati
Tenaga berkurang
rambut beruban
mata rabun
gigi ompong
telinga sudah berkurang
pikiran sudah pelupa
Oleh karena itu, nasehat Rasulullah tersebut di atas hendaknya menjadi pelajaran untuk kita dalam menempuh kehidupan ini. Sudah sejauhmana kita telah mempersiapkan diri untuk kembali ke kampung akhirat? Berapa banyak orang yang menumpuk kekayaan seolah ia tidak akan mati. Berapa banyak orang menginginkan berada di posisi puncak, padahal hidup ini mendaki dan menurun. Orang yang hatinya keras, tidak mempan terhadap nasehat yang datangnya dari Allah, yaitu Al-Quran dan maut. Atau nasehat dari orang lain terkadang tidak bisa menyentuh hatinya. Mungkin juga nasehat itu muncul dari dalam diri kita sendiri. Tenaga yang dulu kuat sekarang sudah lemah. Rambut yang dulu hitam sekarang sudah memutih. Kulit yang dulu kencang sekarang sudah keriput. Gigi yang dulu kuat sekarang sudah mulai tanggal satu persatu. Mata yang dulu jelas melihat sesuatu sekarang sudah harus dibantu dengan kacamata. Telinga yang dulu jelas mendengar sesuatu sekarang sudah jauh berkurang. Karena itu semakin lanjut usia akan terus dikurangi kenikmatan yang ada pada diri seseorang. Sebagaimana firman Allah pada surat Yasin ayat 68, artinya :Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian(nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?
Masih tak sadarkah diri ini dengan nasihat yang diam? Kesadaran akan adanya kehidupan setelah di dunia akan membuat manusia menjadi bertaubat dari segala bentuk keburukan yang diperbuat. Bertaubat dengan bersungguh-sungguh untuk tidak melakukannya kembali, menyesal dan memohon ampun kepada Sang Maha Pengampun. Itulah yang dinamakan taubatan nasuha, taubat yang dilakukan dengan sebenar-benarnya. Taubatan nasuha inilah yang akan mengantarkan manusia pada keridhaan Sang Pencipta. Kita dididik untuk bertaubat kepada-Nya agar tidak lagi berani menantang dan melanggar perintah-Nya.
Selain itu, kefanaan (kerusahan, kehancuran) pun tersirat di dalam nasihat yang diam. Kefanaan yang berarti tidak kekal. Semua yang ada di dunia ini akan sirna dan binasa termasuk manusia sebab manusia tidak kekal, hanya Dia, Allah yang memiliki sifat baqa’ yakni kekal. Nasihat yang diam telah banyak mengajarkan manusia akan nilai-nilai kebaikan untuk mendekatkan diri kepada-Nya agar manusia semakin rajin beribadah. Terlalu keras hati ini jika nasihat yang diam pun tak mampu mengubah keburukan menjadi kebaikan. Tak ada sedikit pun rasa bersalah mengerjakan keburukan, padahal sudah diberikan nasihat oleh sesama dan nasihat yang diam. Apakah ini cerminan bagi diri kita sendiri? Naudzubillah. Hikmah nasihat yang diam hanya mampu dicerna oleh orang-orang yang selalu hatinya terpautkan akan Zat Yang Maha Kuasa dan Maha Agung. Wallaahu a’lam. Semoga bermanfaat.