Marilah kita perhatikan Firman Alloh di dalam Al-Quran Surah Yasin (36) : 38-40
- Dan Matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Alloh yang Maha Pekasa lagi Maha Menhetahui
- Dan telah kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah sehingga (setelah dia kembali ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.
- Tidaklah mungkin bagi Matahari mendapatkan Bulan dan malampun tidak mungkin mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.
Matahari dalam bahasa Arab di sebut An-Nuur karena merupakan sumber cahaya adalah salah satu bintang yang terdekat dari Bumi. Jarak rata-rata matahari ke Bumi adalah kurang lebih 150 juta km atau satu satuan astronomi. Jarak terjauh Matahari dari Bumi kurang lebih 152 juta km dan paling dekat kurang lebih 148 juta km. Alloh ini telah ditakdirkan seperti itu tidak boleh terlalu jauh an tiak boleh juga terlalu dekat.
Bila terlalu dekat maka akan terbakar dan hancurlah Bumi sehingga akan terjadi kiamat karena suhu yang yang sangat tinggi dipermukaan Matahari yaitu kurang lebih 5000K. Sebaliknya bila jarak Bumi ke Matahari terlalu jauh dengan Bumi maka Bumi akan menjadi sangat dingin sehingga menjadi Bumi menjadi kulkas yang Maha besar dan semua yang ada di Bumi akan membeku dan binasa dan terjadi kiamat pula.
Bumi adalah salah satu planet yang beredar mengelingi Matahari dengan garis edar berbentuk elips dan matahari berada pada salah satu titik fokus elips tersebut (Hk Keppler I). Dan garis penghubung planet ( Bumi) ke matahari menyapu luas daerah yang sama dalam waktu yang sama (Hk. Keppler II). Akibatnya apabila posisi bumi dekat dengan matahari maka kelajuannya akan lebih tinggi karena bumi akan mendapat gaya gravitasi yang lebih besar. Untuk mengimbangi gaya gravitasi tersebut maka dibutuhkan kelajuan yang tinggi.
Sebaliknya bila posisi Bumi juah dari Matahari maka kelajuannya rendah karena gaya gravitasinya juga rendah.
Bulan dalam bahasa arab disebut Ad-Dhiya' karena hanya mamantulkan cahaya dari Matahari ke Bumi adalah satelit (pengiring) Bumi. Bulan beredar mengelilingi Bumi dan dalam waktu yang sama bersama-sama Bumi juga berevolusi mengililingi Matahari sehingga bulan melakukan dua macam gerakan sekaligus. Beredar menglilingi Bumi dan dalam waktu yang sama beredar pula mengelilingi Matahari.
Akibatnya suatu ketika di malam hari posisi Matahari-Bumi-Bulan membentuk satu garis lurus sehingga cahaya Matahari yang sampai ke Bulan terhalang oleh Bumi. Itulah yang disebut gerhana Bulan. Bila Sinar matahari terhalang seluruhnya oleh Bumi maka disebut Gerhana Bulan Total (GBT) bila hanya sebagian yang terhalang disebut Gerhana Bulan Sebagian (GBS)
Sebaliknya bila di siang hari bila Matahari-Bulan-Bumi membentuk garis lurus maka akan terjadi gerhana Matahari karena cahaya matahari yang sampai ke Bumi terhalang oleh Bulan.. Bila cahaya Matahari yang sampai ke Bumi terhalang seluruhnya oleh Bulan disebut Gerhana Matahari Total (GMT) dan bila hanya terhalang sebagian disebut Gerhana Matahari Sebagian (GMS).
Apa yang kita lakukan bila terjadi Gerhana?
Mari kita simak Hadist di bawah ini.
Aisyah istri Nabi saw., berkata, "Terjadi gerhana matahari pada masa hidup Rasulullah. Beliau keluar ke masjid lalu menyuruh seseorang menyerukan, Ash-Shalaatu Jaami'ah, kemudian beliau maju . Lalu, orang-orang berbaris di belakang beliau. (Dan dalam riwayat lain dari Aisyah: seorang wanita Yahudi datang mengajukan pertanyaan kepadanya seraya berkata, 'Mudah-mudahan melindungimu dari azab kubur.' Kemudian Aisyah bertanya kepada Rasulullah, 'Apakah orang-orang disiksa di dalam kuburnya?' Rasulullah menjawab, 'Aku berlindung kepada Allah dari hal itu.' Kemudian pada suatu pagi Rasulullah naik kendaraan, lalu terjadi gerhana matahari. Kemudian beliau kembali pada waktu dhuha. Maka, Rasulullah berjalan di antara dua punggung batu, lalu beliau berdiri menunaikan shalat 2/26-27). Kemudian Rasulullah membaca bacaan (dalam satu riwayat: surah 2/62) yang panjang yang beliau baca dengan keras. Beliau bertakbir, lalu ruku dengan ruku yang panjang. Setelah itu mengangkat kepalanya seraya mengucapkan, 'Sami'allaahu Liman Hamidah.' Lantas berdiri lagi yang lebih pendek daripada berdirinya yang pertama dan tidak sujud. Beliau membaca ayat-ayat yang panjang tetapi lebih pendek daripada bacaannya yang pertama, (dan dalam satu riwayat: kemudian beliau membuka bacaannya dengan surah lain). Kemudian bertakbir dan ruku yang panjang, tetapi lebih pendek dari ruku yang pertama, lalu mengucapkan, 'Sami'allaahu Liman Hamidah, Rabbana wa Lakal Hamdu.' Lalu, sujud dengan sujud yang panjang (dua kali sujud 2/30). Kemudian pada rakat yang terakhir beliau melakukan seperti apa yang beliau lakukan dalam rakaat sebelumnya. Dengan begitu, beliau telah menyempurnakan empat kali ruku dalam dua rakaat. Juga telah empat kali sujud (dalam satu riwayat: dengan dua kali sujud pada rakaat yang pertama, sedang sujud yang pertama lebih panjang). Kemudian matahari telah jelas sebelum beliau pergi, lalu beliau salam. Kemudian beliau berdiri, lalu berkhotbah kepada orang banyak dan memuji Allah dengan pujian yang layak untuk-Nya. Kemudian bersabda, 'Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda (kebesaran) Allah yang Dia tampakkan kepada hamba-hambaNya. Keduanya tidak menjadi gerhana karena meninggalnya seseorang dan tidak pula karena hidupnya seseorang. Apabila kamu melihatnya, maka lakukanlah shalat.' (Dalam satu riwayat: maka, berdoalah kepada Allah, agungkanlah Dia, dan shalatlah [hingga tersingkap matahari/bulan kepadamu ] dan bersedekahlah. Sesungguhnya saya melihat di tempat berdiriku ini segala sesuatu yang dijanjikan kepadaku, hingga saya lihat diri saya ingin memetik setandan kurma dari surga ketika kamu melihat aku maju, dan kulihat neraka Jahannam sebagiannya meruntuhkan sebagian yang lain ketika kamu lihat aku mundur. Aku lihat di sana Amr bin Luhaiy [menyeret ususnya , dan dialah yang (dan dalam satu riwayat: orang pertama yang) menelantarkan semua yang telantar ]. Kemudian beliau bersabda, 'Wahai umat Muhammad! Demi Allah, tidak ada seorang pun yang lebih pencemburu daripada Allah, melebihi kecemburuan seorang laki-laki atau wanita yang berzina. Wahai umat Muhammad! Demi Allah, seandainya kamu mengetahui apa yang saya ketahui, niscaya kamu akan tertawa sedikit dan banyak menangis.' Kemudian beliau memerintahkan mereka berlindung dari azab kubur."
Katsir bin Abbas menceritakan bahwa Abdullah bin Abbas r.a. apabila terjadi gerhana matahari biasa menceritakan hadits seperti hadits Urwah dari Aisyah. (Az-Zuhri berkata ), "Aku berkata kepada Urwah, 'Sesungguhnya saudara mu (Abdullah bin Zubair tidak berbuat begitu). Pada hari terjadinya gerhana matahari di Madinah, ia tidak lebih dari melakukan shalat dua rakaat seperti shalat subuh.' Urwah menjawab, "Betul, karena ia menyalahi Sunnah.'"
Katsir bin Abbas menceritakan bahwa Abdullah bin Abbas r.a. apabila terjadi gerhana matahari biasa menceritakan hadits seperti hadits Urwah dari Aisyah. (Az-Zuhri berkata ), "Aku berkata kepada Urwah, 'Sesungguhnya saudara mu (Abdullah bin Zubair tidak berbuat begitu). Pada hari terjadinya gerhana matahari di Madinah, ia tidak lebih dari melakukan shalat dua rakaat seperti shalat subuh.' Urwah menjawab, "Betul, karena ia menyalahi Sunnah.'"
Dalam hadis lain,
Abdullah bin Abbas berkata, "Terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah, lalu beliau shalat (bersama orang banyak ). Beliau berdiri lama yaitu kira-kira cukup untuk membaca surah al-Baqarah. Lalu, ruku dengan ruku yang lama, kemudian mengangkat kepala. Lalu, berdiri lagi agak lama, tetapi tidak selama berdirinya yang pertama. Kemudian ruku lagi agak lama, tetapi rukunya tidak selama yang pertama, lalu sujud. Kemudian beliau berdiri (untuk mengerjakan rakaat yang kedua). Berdirinya lama tetapi tidak selama berdiri yang pertama. Lalu, ruku dengan ruku yang lama. Tetapi, tidak selama ruku yang pertama. Kemudian mengangkat kepala lalu berdiri agak lama, tetapi tidak selama berdirinya yang pertama. Lalu ruku agak lama, tetapi tidak selama ruku yang pertama. Kemudian mengangkat kepala, lalu beliau sujud. Lalu selesailah shalat beliau, sedangkan matahari sudah tampak jelas. Kemudian beliau bersabda, 'Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda-tanda kebesaran Allah. Tidak terjadi gerhana matahari atau bulan karena meninggalnya seseorang atau karena hidupnya seseorang. Apabila kamu melihatnya, maka ingatlah kepada Allah.' Para sahabat berkata, 'Wahai Rasulullah, kami melihat engkau memperoleh sesuatu di tempat engkau, kemudian kami melihat engkau menahan (napas)?' Beliau bersabda, 'Sesungguhnya saya melihat (dan dalam satu riwayat: diperlihatkan ) surga, dan saya memperoleh seuntai. Seandainya saya mengambilnya, niscaya kamu memakan daripadanya selama dunia masih ada. Dan, saya melihat neraka, maka saya tidak pernah melihat pemandangan yang lebih ngeri seperti hari ini. Saya lihat sebagian besar penghuninya adalah wanita.' Mereka bertanya, 'Karena apakah wahai Rasulullah?' Beliau bersabda, 'Karena kekafiran mereka.' Ditanyakan, 'Mereka kafir kepada Allah?' Beliau bersabda, 'Mereka kufur terhadap suami dan kufur terhadap kebaikan. Seandainya kamu berbuat kebaikan kepada salah seorang dari mereka selama setahun penuh, kemudian ia melihat sesuatu (yang tidak menyenangkan) sedikit saja darimu, ia mengatakan, 'Saya tidak pernah melihat kebaikan darimu sama sekali.''
Untuk itu bila terjadi Gerhana marilah kita melakukan.
- Takbir, tahlil, tahmid
- Shalat gerhana ( kusuf atau khusuf )
- Berdo'a kepada Alloh
- Beristighfar
- Bershadaqoh
- Taqorrub ilalloh ( muhasabah, muroqobah, mujahadah)
Barokalloh. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar