1. Orang yang bangkrut
“ ‘An Abii
hurairata ra. Anna rosuulalloohi SAW. qoola:
“Atadruuna mal muflisu? Qoolul muflisuu fiinaa man laa dirhama lahu walaa mataa
‘u. Faqoola: Innal muflisa min ummatii ya’tii yaumalqiyaamati bishsholaati
washshiyaami wa zakaati wa ya’tii qod syatama haadzaa, waqodafa hadzaa, wa
akala maala hadzaa, wa safaka dama hadzaa, wa dhoroba hazdaa, fa yu’thoo hadzaa
min hasanaatihi wa hazdaa min hasanaatihi, fain faniyat hasanaatuhu qobla an
yuqdhoo maa ‘alaihi ukhiza min khothooyaahum, fathurihat ‘alaihi tsumma turiha
finnari
Dari Abi
Hurairoh ra. sungguhnya Rosululloh pernah bertanya:”Tahukah kalian bagaimana orang
yang pailit/bangkrut itu?”Para sahabat menjawab:”Orang pailit itu yang tidak
punya dirham juga harta lainnya.”Sabda beliau:”Sesungguhnya orang pailit dari
umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat membawa pahala shalat, shaum dan zakat, juga dosa mencaci si A, memfitnah si B, memakan harta
si C, menumpahkan darah si D, dan memukul si E. Maka kepada si A s.d si E itu
diberi amal kebaikannya, jika amal kebaikannya habis sebelum terlunasi semua
dosanya , maka dosa orang-orang tersebut akan diambil dan dilimpahkan kepadanya, sehingga dia pun
masuk neraka”(Hadits Shahih Muslim)
2. Haram berburuk
sangka, mencari-cari aib orang lain, saling bersaing dalam kehidupan dunia,
saling menjerumuskan dan sebagainya
Bahwa Rasulullah saw.
bersabda: Hindarilah oleh kamu sekalian berburuk sangka karena buruk sangka
adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah kamu sekalian saling memata-matai
yang lain, janganlah saling mencari-cari aib yang lain, janganlah kamu saling bersaing
(kemegahan dunia), janganlah kamu saling mendengki dan janganlah kamu saling
membenci dan janganlah kamu saling bermusuhan tetapi jadilah hamba-hamba Allah
yang bersaudara. (Shahih Muslim No.4646)
3.
Ghibah dan Fitnah adalah amalan serupa
Ghibah adalah menggunjing
kejelekan yang benar-benar ada
pada seseorang.
Fitnah (tuhmah, buht, kidzb) adalah menggunjing kejelekan
yang sebenarnya tidak ada pada seseorang.
Rosululloh
bersabda:”Atadruuna mal ghiibatu.
Qoolulloohu wa rosuuluhu a’lamu. Qoola dzikruka akhooka bimaa yakrohu”
“Tahukah kalian apa hgibah itu?”Mereka
menjawab:”Alloh dan Rosulnya lebih tahu”. Beliau menjawab:”Kamu membicarakan
kejelekan saudaramu”
Seorang
shabat kemudian bertanya:“Afaro aita
in kaana fii akhii ma aquulu. Qoola in kaana fiihii maa taquulu faqodigh
tabtahu, wa in lam yakun fiihii maa taquulu faqod bahattahu”
“Bagaimana pendapat anda jika terbukti
ada pada saudaraku itu apa yang aku gunjingkan?”Beliau menjawab:”Jika benar ada
padanya apa yang kamu gunjingkan, maka kamu sesungguhnya kamu sudah ghibah, dan
jika tidak ada maka kamu telah
buht/dusta/fitnah” (HR.
MUSLIM)
4.
Ghibah dan fitnah adalah perilaku yanag sama-sama menyakiti orang yang
digunjingkan dan sama sama haram.
Logikanya orang yang terlibat gibah akan sibuk dengan urusan
oarng lain, kesibukan yang membuahkan dosa. Sementara kewajiban diri sendiri
untuk memperbanyak amal kebaikan, ibadah dan menghilangkan kejelekn diri
sendiri terlupakan.
Hasilnya
setiap detik hanya diisi dengan dosa
dan dosa sehingga amalnya jadi rusak. Oleh sebab itu tepat sekali sabda
Rosululloh:
“Thuubaa
liman syagholahu ‘aibuhu ‘an ‘uyuubinnaasi”
“Alangkah beruntungnya orang yang disibukkan dengan aib(kekurangan) dirinya
daripada aib orang lain” (HR. Al-Hafidz Ibn Hajar)
5. Ghibah dan Fitnah merusak ibadah (shalat dan
shaum)
“
‘An abii khurairata qoolaa: qoola rojulun , yaa rosuulalloohi in fulaanata
yadzkuru min kats roti sholaatiha wa shiyaamiha annahaa tu’dzii jiiroonahaa
bilisaanihaa. Qoolaa hia finnari. Qoola yaa rosuulalloohi fain fulaanata yudzkaru min qillati shiyamiha, wa
shodaqootihaa, wa sholaatihaa wa innahaa tashoddaqu bil atswaari min al-qiti
walaa tu’zdii jiroonahaa bilisaanihaa , qoolaa hia fil jannati”
‘Dari Abi Hurairah ia berkata: Seorang
laki-laaki pernah bertanya :”Waahai rosuululloh,ada seorang perempuaan –lalu
dia menceritakan bnyak shalat dan shaumnya—tetapi dia menyakiti tetangganya
dengan lisannya”. Beliau menjawab:”Dia masuk neraka”. Ia bertanya lagi:”Wahai
rosuululloh, ada seorang wanita yang sedikit shaum sedekah dan sholatnya, dia hanya bersedekah dengan
sepotong keju, tetapi dia tidak menyakiti tetangganya denganlisannya”. Maka
Rosululloh menjwab”Dia di syurga”(Musnad
Ahmad, Hadist hasan)
6.
Ghibah sama dengan memakan bangkai saudaranya yang sudah mati
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qç7Ï^tGô_$# #ZÏWx. z`ÏiB Çd`©à9$# cÎ) uÙ÷èt/ Çd`©à9$# ÒOøOÎ) ( wur (#qÝ¡¡¡pgrB wur =tGøót Nä3àÒ÷è/ $³Ò÷èt/ 4 =Ïtär& óOà2ßtnr& br& @à2ù't zNóss9 ÏmÅzr& $\GøtB çnqßJçF÷dÌs3sù 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# 4 ¨bÎ) ©!$# Ò>#§qs? ×LìÏm§ ÇÊËÈ
Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena
sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang
dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang
suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang.(QS. Al-Hujurat : 12)
Sumber:
1. AlQuranul Karim
2, BukuL Menuju Islam Kaffah, Nashruddin Syarief