Pages

Jumat, 15 Juli 2016

MENYAMBUNGKAN SILATURAHIM


4 (#qà)¨?$#ur ©!$# Ï%©!$# tbqä9uä!$|¡s? ¾ÏmÎ/ tP%tnöF{$#ur 4 ¨bÎ) ©!$# tb%x. öNä3øn=tæ $Y6ŠÏ%u ÇÊÈ
dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain[1], dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (QS. An.Nisa :1)
 [1] Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya kepada orang lain mereka mengucapkan nama Allah seperti :As aluka billah artinya saya bertanya atau meminta kepadamu dengan nama Allah.
tûïÏ%©!$#ur tbqè=ÅÁtƒ !$tB ttBr& ª!$# ÿ¾ÏmÎ/ br& Ÿ@|¹qムšcöqt±øƒsur öNåk®5u tbqèù$sƒsur uäþqß É>$|¡Ïtø:$# ÇËÊÈ  
dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan[771], dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.( QS. AR-Ra’du 21)

Peerbedaan silaturahim da silaturahmi

SILATURAHIM”  karena terdiri dari dua kata yaitu “shilah” =menyambung/menghubungkan   dan “Rahim” (rahim wanita/kekeluargaan/kekerabatan)
silaturahim digunakan untuk kaum kerabat dan mereka adalah orang-orang yang diantara sesama mereka memiliki hubungan nasab, baik mewariskannya atau tidak, baik memiliki hubungan mahram atau tidak
Untuk ke orang lain misalnya teman bukan silaturahim, tapi ziyarah..

Silaturahmi berasal dari kata shilah =menyambungkan, rahmi = rasa sakit yang luar biasa yang dialami oleh perempuan yang sedang melahirkan

Hadist- hadist tentang silaturahim

 (1)  tidak boleh memutuskan silaturahim
kita lihat dalam hadits berikut, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الرَّحِمُ مُعَلَّقَةٌ بِالْعَرْشِ تَقُولُ مَنْ وَصَلَنِي وَصَلَهُ اللَّهُ وَمَنْ قَطَعَنِي قَطَعَهُ اللَّهُ
“Ar-rahim itu tergantung di Arsy. Ia berkata: “Barang siapa yang menyambungku, maka Allah akan menyambungnya. Dan barang siapa yang memutusku, maka Allah akan memutus hubungan dengannya”.(muttafaqun alaih)

(2) Harus silaturahim
من كان يؤمن بالله واليوم الخر فليكرم ضيفه من كان يؤمن بالله واليوم الخر فليصل رحمه ومن كان يؤمن بالله واليوم الخر فليقل خيرا او ليصمت (متفق عليه)
“siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hormatilah tamu. Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka haruslah silaturahim, dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka bicaralah yang baik atau diam”.

3. Menjalin silaturahim
تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا ، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ ، وَتُؤْتِى الزَّكَاةَ ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ

Sembahlah Allah, janganlah berbuat syirik pada-Nya, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan jalinlah tali silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat).” (HR. Bukhari no. 5983)

Abdurrahman ibnu ‘Auf berkata bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَنا الرَّحْمنُ، وَأَنا خَلَقْتُ الرَّحِمَ، وَاشْتَقَقْتُ لَهَا مِنِ اسْمِي، فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلْتُهُ، وَمَنْ قَطَعَهَا بتَتُّهُ
Allah ’azza wa jalla berfirman: Aku adalah Ar Rahman. Aku menciptakan rahim dan Aku mengambilnya dari nama-Ku. Siapa yang menyambungnya, niscaya Aku akan menjaga haknya. Dan siapa yang memutusnya, niscaya Aku akan memutus dirinya.” (HR. Ahmad 1/194, shahih lighoirihi).

Kisah Nabi Musa:
Ketika N. Musa sedang mengajarkan murid-muridnya yang duduk bersila melingkar mengelililingi N, Musa, tiba tiba datang Kucing Hitam. Kucing Hitam itu duduk menghadapi seseorang dan tidak berpindah sehingga pengajian selesai.
Setelah pengajian selesai orang yang didepan kucing bertanya kepada N. Musa. Siapakah kucing Hitam itu ya Musa. Musa menjawab itu adalah malaikat Izrail yang akan mencbaut nyawamu. Tapi karena engkau sedang berkumpul maka Izrail menunda mncabut nyawamu dan mengatakan bahwa usiamu tinggal satu bulan lagi......
Mendengar itu maka orang tersebut wajahnya pucat dan cepat cepat pualang ke rumah dan mengabarkan apa yang dikatakan N Musa kepada keistri dan keluarganya . Karena dia merasa ajalnya tinggal sebulan lagi mka orang tersebut mengunjungi sanak saudaranya yang  dekat maupun yang jauh untuk bersilaturahim dan  meminta maaf, kemudian dia banyak bersedekah, yang slama ini jarang dilakukannya mendatangi tetatngga dan teman  untuk mminta maaf.
Ketika tiba hari yang ditentukan maka orang tersebut tidur di tempat tidurnya ditunggu oleh sanak saudaranya. Ditunggu, sehari , dua hari sampai seminggu malaikat izraoil belum datang juga. Krena kesal  maka dia mendatangi N Musa dan mengatakan Musa bohong. Mendengar itu maka N Musa menjawab kamu tidak jadi dicabut nyawanya sekarang karena . Orang tersebut berkata kenapa? Musa menjawab karena kamu sudah menyambungkan silaturahim...

Hal ini sesuai dengan sabda Rosululloh saw.
“مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ؛ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ”.
Barang siapa menginginkan untuk diluaskan rizkinya serta diundur ajalnya; hendaklah ia bersilaturrahim”.(HR. Bukhori Muslim)


Manfaat silaturahim
1. diluaskan rizki
2. dipanjangkan umurnya

“مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ؛ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ”.
“Barang siapa menginginkan untuk diluaskan rizkinya serta diundur ajalnya; hendaklah ia bersilaturrahim”.(HR. Bukhori Muslim)

3. Membawa kecintaan dalam keluarga { keakraban dan saling  mencintai diantara  kerabat dan keluarga)

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « تَعَلَّمُوا مِنْ أَنْسَابِكُمْ مَا تَصِلُونَ بِهِ أَرْحَامَكُمْ فَإِنَّ صِلَةَ الرَّحِمِ مَحَبَّةٌ فِى الأَهْلِ مَثْرَاةٌ فِى الْمَالِ مَنْسَأَةٌ فِى الأَثَرِ ». قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ. وَمَعْنَى قَوْلِهِ « مَنْسَأَةٌ فِى الأَثَرِ ». يَعْنِى زِيَادَةً فِى الْعُمُرِ.
Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: "Belajarlah dari nasab kalian yang dapat membantu untuk silaturrahim karena silaturrahim itu dapat membawa kecintaan dalam keluarga dan memperbanyak harta, serta dapat memperpanjang umur."

Dari Abu Hurairah, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Siapa yang bertakwa kepada Rabb-nya dan menyambung silaturrahmi niscaya umurnya akan diperpanjang dan hartanya akan diperbanyak serta keluarganya akan mencintainya.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 58, hasan)

4. Dijamin masuk syurga
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ
“Tidak akan masuk surga pemutus (silaturrahim)”. (HR. Bukhori Muslim)

5. Dijaga haknya oleh Alloh

Abdurrahman ibnu ‘Auf berkata bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَنا الرَّحْمنُ، وَأَنا خَلَقْتُ الرَّحِمَ، وَاشْتَقَقْتُ لَهَا مِنِ اسْمِي، فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلْتُهُ، وَمَنْ قَطَعَهَا بتَتُّهُ
Allah ’azza wa jalla berfirman: Aku adalah Ar Rahman. Aku menciptakan rahim dan Aku mengambilnya dari nama-Ku. Siapa yang menyambungnya, niscaya Aku akan menjaga haknya. Dan siapa yang memutusnya, niscaya Aku akan memutus dirinya.” (HR. Ahmad 1/194, shahih lighoirihi).

Akibat memutuskan silaturahim

1. disegerakan azabnya bagi yang memutuskan silaturahim
Dari Abu Ayyub Al Anshori, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang amalan yang dapat memasukkan ke dalam surga, lantas Rasul menjawab,
مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ اللَّهُ تَعَالَى لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ فِى الدُّنْيَا – مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ فِى الآخِرَةِ – مِثْلُ الْبَغْىِ وَقَطِيعَةِ الرَّحِمِ

Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan balasannya bagi para pelakunya [di dunia ini] -berikut dosa yang disimpan untuknya [di akhirat]- daripada perbuatan melampaui batas (kezhaliman) dan memutus silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat)” (HR. Abu Daud no. 4902, Tirmidzi no. 2511, dan Ibnu Majah no. 4211, shahih)

Abdullah bin ’Amr berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ ، وَلَكِنِ الْوَاصِلُ الَّذِى إِذَا قَطَعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا
Seorang yang menyambung silahturahmi bukanlah seorang yang membalas kebaikan seorang dengan kebaikan semisal. Akan tetapi seorang yang menyambung silahturahmi adalah orang yang berusaha kembali menyambung silaturahmi setelah sebelumnya diputuskan oleh pihak lain.” (HR. Bukhari no. 5991)

2. Memakan bara api neraka
أَتَى رَجُلٌ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، إِنَّ لِي قَرَابَةً أَصِلُهُمْ وَيَقْطَعُونَ ، وَأُحْسِنُ إِلَيْهِمْ وَيُسِيئُونَ إِلَيَّ ، وَيَجْهَلُونَ عَلَيَّ وَأَحْلُمُ عَنْهُمْ ، قَالَ : لَئِنْ كَانَ كَمَا تَقُولُ كَأَنَّمَا تُسِفُّهُمُ الْمَلَّ ، وَلا يَزَالُ مَعَكَ مِنَ اللَّهِ ظَهِيرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذَلِك
Abu Hurairah berkata, “Seorang pria mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Wahai Rasulullah, saya punya keluarga yang jika saya berusaha menyambung silaturrahmi dengan mereka, mereka berusaha memutuskannya, dan jika saya berbuat baik pada mereka, mereka balik berbuat jelek kepadaku, dan mereka bersikap acuh tak acuh padahal saya bermurah hati pada mereka”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Kalau memang halnya seperti yang engkau katakan, (maka) seolah- olah engkau memberi mereka makan dengan bara api dan pertolongan Allah akan senantiasa mengiringimu selama keadaanmu seperti itu.” (HR. Muslim no. 2558)

 3. Tidak akan masuk syurga

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ
“Tidak akan masuk surga pemutus (silaturrahim)”. (HR. Bukhori 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar