1. Patung kertas...
Kalau melihat meriahnya Gong Xi Fat Chai sekarang ini...ingat waktu saya masih kecil..masa-masa SMP. Waktu itu kalau mau Gong Xi Fat Chai di dekat kelenteng disamping sekolah SMP saya dibuatlah patung yang sangat besar yang tingginya kurang lebih 4 meter atau lima meter yang terbuat dari rangka-rangka kemudian dibungkus dengan kertas.Patung itu perutnya buncit sekali...seperti orang yang hamil besar...
Nah, kalau malam Gong Xi Fat Chai tiba disekitar patung itu disediakan makanan Gong Xi Fat Chai beraneka jenis. Pada malam harinya patung itu di bakar dan orang-orang berebut mengambil makanan yang disediakan tersebut..
Yang merebut makanan bukan hanya orang-orang keturunan China, tapi orang-orang Melayupun ada yang ikut berebut makanan. Ini adalah tradisi rebutan pada wakyu Gong Xi Fat Chai.
2. Kelenteng
Selain Gong Xi Fat Chai, ada cerita kelakuan waktu kecil saya yang rada-rada nyeleneh. Di Kelenteng didekat SMP saya ada bedug yang sering dibunyikan. Kalau tidak salah disamping bedug itu ada besi. Bedug dan besi itu dipukul bergantian oleh sengkek yang menjaga kelenteng.Sekali dipukul besi sekali dipukulnya bedug
Karena iseng suatu hari ketika disekolah ada kerja bakti...saya dan teman saya membawa ketepel. Setelah selesai kerja saya dengan teman saya sembunyi dibalik semak dekat kelenteng. Saya dan teman saya menyiapkan ketepel yang kami bawa. Kemudian saya bilang ke teman:"Kamu ngetepel besinya, dan aku ngetepel bedugnya". "Iya!" jawab teman saya.
Sesuai dengan skenario yang kami buat saya dan teman bergantian ngetepel bedug dan besi. Mendengar bedug dan besi berbunyi keluarlah sengkek penjaga kelenteng. Lalu kami dikejarnya.Tapi tidak terkejar, karena kami lari ke semak-semak.
Sengkek penjaga
kelenteng marah karena menurut kepercayaan mereka kalau bedug dipukul maka jinnya akan datang.
Karena menurut mereka memukul bedug adalah untuk memanggil jin. ( Bagi sebagian umat Islam di Indonesia, bedug
adalah sebagai tanda bahwa waktu sholat telah tiba. Tapi sebagian umat Islam lainnya tidak setuju bedug di Masjid karena memakai bedug adalah meniru kelenteng. Dalam Islam panggilan waktu shalat adalah Azan).
3. Amoi...gadis keturunan Cina...
Ada cerita lain mengenai gadis Cina, Amoi. Waktu SMP saya ke sekolah memakai sepeda dengan 3 orang teman saya..kami sering melewati jalan setapak didalam hutan semak belukar.
Di jalan kami sering ketemu amoi-amoi. Karena jalannya sempit amoi-amoi kalau melihat kita langsung minggir. Mereka takut ketemu kita. Kalau tidak menepi kita dorong sehingga Amoi-amoi jatuh ke kebun nenas atau hutan dan menangis...
Ketika amoi menangis amoi kita dekati dan kita bentak.'Awas jangan menangis nanti kami....(sensor)'
Demikianlah itu terjadi setiap kali kami bertemu dengan amoi-amoi...
4. Musim rambutan...
Di pinggir jalan ke sekolah kami ada rumah orang Cina. Tempatnya agak terpencil. Rumah itu dulunya bekas rumah Kepala Tambang Timah. Dirumah orang Cina itu ada anak gadisnya (amaoi) yang cantik sekali dan tentu saja sering kita godai. Tapi bukan itu saja yang menarik perhatian kami.
Disamping rumah itu ada sebatang pohon rambutan yang kalau musim rambutan tiba buahnya sangat banyak. Bila sudah tiba musimnya kami setiap hari mengamati pohon rambutan itu mulai dari sejak tumbuh kembang , jadi, putik, setengah mateng dan mateng.
Kalau buahnya sudah betul-betul matang kami sudah menyiapkan rencana. Tentunya untuk memetik rambutan tersebut...
Suatu malam kami memetik rambutan itu bertiga...tentu saja tidak untuk dijual...tapi hanya untuk di makan. Layaknya orang profesional...saya dan dua orang teman saya berbagi tugas. Seorang memetik buah rambutan, satu lagi bertugas mengumpulkan di bawah dan saya bertugas yang berjaga-jaga kalau yang punya terbangun....
Baru saja yang di atas dapat beberapa tangkai buah rambutan tiba-tiba anjing Cina menggonggong dan berlari menuju kami...
Karena takut anjing menggigit saya dan teman saya yang ada di bawah...saya melemparkan batu yang telah saya sediakan ke arah anjing...tiba-tiba dari dalam rumah keluarlah Cina yang punya rumah membawa senjata angin dan menembak kearah kita...Tapi karena gelap pelurunya tidak mengenai kami.
Mendengar suara tembakan tersebut saya menyuruh teman yang di atas turun...kemudian kami berlari kedalam hutan di kegelapan malam...
Dan sejak saat itu ....kami tidak pernah lagi berani mengganggu Cina tersebut....
Haaa..baong oge pak
BalasHapus