Beginilah status teman-teman saya tentang hari ibu...22 Desember 2010
Ibu kita telah megurusi kita mulai dari kandungan dengan beban yangg dirasakan sangat berat dan susah payah. Demikian juga ketika melahirkan, ibu kita mempertaruhkan jiwa antara hidup dan mati. Ketika kita lahir, ibu lah yg menyusui kita kemudian membersihkan kotoran kita. Semua dilakukan oleh ibu kita, bukan oleh orang lain. Ibu kita selalu menemani ketika kita terjaga dan menangis baik di pagi, siang atau malam hari. Apabila kita sakit tidak ada orang yang paling susah dan bisa menangis kecuali ibu kita. Sementara bapak kita juga berusaha agar kita segera sembuh dengan membawa ke dokter atau yg lain. Sehingga kalau ditawarkan antara hidup dan mati, ibu kita akan memilih mati agar kita tetap hidup. Itulah jasa seorang ibu terhadap anaknya.
Sebagai bahan renungan kita pada hari ibu ini ada baiknya kita renungkan kisah yang sangat menyentuh di bawah ini.
Saya rela menjadi tongkat ibu sepanjang hidup...
Hawa udara di Changchun, Tiongkok, sangatlah dingin. Li Yuanyuan memanggul sang ibu yang lumpuh kedua kakinya sambil menggendong putrinya yang berusia dua tahun buru-buru ke rumah sakit karena sang ibu terkena serangan jantung lagi. Orang-orang yang berlalu lalang di jalan memandang mereka bertiga dengan mata terbelalak, semua takjub melihat seorang wanita yang kelihatannya kurus lemah justru memiliki tenaga untuk memanggul satu orang sambil menggendong satu lagi.......Selamat hari ibu.......
Menurut laporan City Evening Post, di pagi buta, 13 Pebruari 2008, Li Yuan yuan telah memakaikan baju bagi anak dan sang ibu yang baru sembuh dari sakitnya. Jam 10 pagi, Yuanyuan berjongkok di depan sang ibu, meletakkan kedua kaki ibu di pinggangnya lalu memanggul sang ibu, kemudian menggendong putrinya yang berdiri di atas tempat tidur.
Kedua tangan Yuan yuan dipakai untuk menyangga sang ibu, sedangkan sang ibu membantu merangkul cucunya mengitari leher Yuanyuan. Dengan cara inilah tiga orang tersebut saling berangkulan dengan susah payah keluar dari rumah sakit. Sang ibu telah lumpuh selama 21 tahun, selama 21 tahun itu pulalah Yuan yuan terbiasa memanggul sang ibu keluar masuk rumah sakit.
Ketika Yuan yuan berusia 7 tahun terjadilah sebuah kecelakaan lalu lintas yang benar-benar telah merubah kehidupannya. Karena kecelakaan ini ibunda mengalami kelumpuhan pada kedua kaki yang diperparah dengan menghilangnya sang ayah. Sejak saat itu, Yuan yuan menjadi tulang punggung rumah tangga. Karena tidak ada penghasilan Yuan yuan menghidupi keluarga dengan menjadi pemulung, uang hasil kerja kerasnya habis terpakai untuk mengurus sang ibu.
Rasa bakti Yuan yuan kepada orang tua sangat menyentuh hati para tetangga, banyak tetangga yang dengan sukarela memberi bantuan kepada sang ibu dan putrinya ini. Karena sepanjang tahun hanya mampu berebahan, otot kaki sang ibu sering kejang, sakitnya tak tertahankan.
Ada seorang tetangga yang berprofesi sebagai seorang dokter tradisional tua, setiap hari membantunya memberikan terapi akupunktur terhadap ibu Yuan-yuan, bahkan mengajarnya menggunakan teknik akupunktur sederhana. Sejak berusia 11 tahun sampai sekarang, Yuan yuan sudah dapat menggunakan teknik akupunktur untuk meringankan rasa sakit ibunya.
Tiga tahun yang lalu, Yuan yuan menikah, setahun kemudian, Yuanyuan melahirkan seorang putri. Namun di mana pun dan kapan pun, Yuan yuan tidak pernah meninggalkan sang ibu, dia dan suaminya bersama-sama memikul tanggung jawab mengurus sang ibu.
Meskipun rumah tangganya tidak terbilang kaya, mereka sangatlah puas. Sang ibu berkata, terkenang masa 21 tahun ini meskipun penuh penderitaan, namun dia sangat puas, dia merasa dirinya sama dengan orang tua lain yang juga telah menikmati kehangatan keluarga.
Bagi Yuan yuan, selama 21 tahun ini, dia merasa dirinya sangat bahagia, karena dia adalah seorang anak yang masih memiliki seorang ibu.