Pages

Sabtu, 04 Juli 2009

AMAZING......AND FANTASTIC!!!


Mungkin itulah kata-kata yang pantas yang dapat diucapkan setelah menyaksikan Passing Grade sementara SMA Negeri kota Bandung tahun ini. Amazing karena ada calon siswa yang jumlah nilai UN-nya 37,oo artinya rata-rata 9,25 tidak berhasil tembus ke SMA Negeri karena salah memilih sekolah. Kesalahannya terjadi karena orang tua atau calon siswa kepedean mendaftarkan sekolah ke SMA favorit. Sebenarnya sih mereka tidak salah. Karena mereka mendaftarkan sekolah berdasarkan acuan Passing Grade tahun yang lalu.
Fantastic karena Passing Grade sementara SMA khususnya SMAN 20 naik dari 34,90 menjadi 37,15 atau naik 2,25 digit...wow...ternyata tamatan SMP tahun ini dapat dikategorikan sebagai orang-orang jenius semua.

Banyaknya yang kejeblos atau tidak diterima ke sekolah negeri disebabkan beberapa hal:
  1. Terlalu percaya diri dengan jumlah nilai UN yang dimiliki tanpa memperhatikan berapa digit kenaikan nilai rata-rata UN tahun ini.
  2. Untuk yang mempunyai nilai UN pas-pasan terlalu cepat mendaftarkan diri . Kalau seandainya mau sedikit bersabar pasti tidak akan kejeblos .
  3. Karena kurang pas memilih sekolah pada pilihan dua. Kebanyakan orang memprediksi kenaikan UN kira-kira dua digit. Kalau pilihan duanya kurang dari dua digit di atas nilai PG tahun yang lalu ternyata juga bisa kejeblos.
Tetapi wajar saja ada yang kejeblos karena orang tua siswa yang awam tentunya bingung ke sekolah mana harus mendaftarkan anaknya. Sementara sekolah penerima siswa baru pun tidak dibekali informasi yang cukup tentang naik atau turunnya Nilai UN tahun ini. Seharusnya Dinas Pendidikan memberikan informasi secukupnya kepada Sekolah penerima siswa baru tentang nilai UN tahun ini. Demikian juga sekolah asal calon siswa sebaiknya juga memberi informasi secukupnya kepada siswa dan orang tua siswa tentang keadaan nilai UN tahun ini.

Ada satu peristiwa yang terjadi berkaitan dengan kurangnya informasi ini. Seorang bapak yang mengaku pedagang di suatu Pasar mendaftarkan anaknya ke SMA. Dia menanyakan begitu banyak hal kepada Panitia Pendaftaran karena dia mengatakan bahwa dia awam sekali dalam memilih sekolah. Setelah dijelaskan dengan detail bapak itupun mengerti. Tetapi pada keesokan harinya dia datang lagi dan mau mencabut atau membatalkan pendaftaran anaknya ke sekolah tersebut. Padahal sudah dijelaskan bahwa kalau sudah di upload tidak bisa dicabut lagi. Setelah dijelaskan ulang dan mengerti bapak itu menangis karena bingung anaknya pasti tidak akan diterima disekolah negeri manapun.

Nampaknya hantu yang bernama Passing Grade ini tahun ini akan memakan lebih banyak korban lagi apalagi dengan kenaikan nilai UN yang begitu fantastic.
Masihkah kita tetap harus mempertahankan sistem yang tentunya penuh dengan
gambling ini?
Gambling karena yang jumlah Nilai Un-nya pas-pasan bisa diterima ke disekolah negeri karena tepat memilih sekolah dan yang nilainya tinggi tidak diterima karena salah memilih sekolah.
Perlu dipikirkan kembali sistem yang paling tepat sehingga semua orang memperoleh hak yang sama memasuki suatu sekolah sesuai dengan kemampuan atau nilai UN yang dimilikinya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar